merupakan hal penting di dalam perusahaan industri dan merupakan resiko kerusakan gangguan pendengaran bagi para pekerja yang bergantung kepada intensitas suara,
lamanya berkontak dengan suara, kepekaan individu. Pekerja industri sangat rentan terhadap kerusakan dalam bentuk pergeseran ambang dengar pendengaran temporal
Temporary Treshold Shift – TTS atau permanen Permanen Treshold of Hearing atau menurunnya sensitivitas dengar Hearing sensitivity secara temporer dan Permanent
Alberti, 2000. Cacat pendengaran akibat kerja occupational deafness noise induced hearing
loss adalah hilangnya sebagian atau seluruh pendengaran seseorang yang bersifat permanen, mengenai satu atau kedua telinga yang disebabkan oleh bising terus menerus
dilingkungan tempat kerja Andriana, 2003. Gangguan pendengaran akibat bising dapat dicegah dengan melakukan beberapa usaha prevensi diantaranya dengan
pemakaian alat proteksi bising, pembatasan waktu paparan dan pemeriksaan audiometri berkala untuk mendeteksi awal timbulnya gangguan. Berkaitan dengan upaya
penerapan kesehatan dan keselamatan kerja, penggunaan Alat Pelindung Diri merupakan salah satu upaya dalam pengendalian kebisingan tempat kerja. Undang-
undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, khususnya pasal 9, 12 dan 14 yang mengatur penyediaan dan penggunaan Alat Pelindung Diri di tempat kerja, baik
bagi pengusaha maupun bagi tenaga kerja A.M. Sugeng Budiono, 2003 : 329.
Sampai saat ini belum ada penelitian di Sumatera Utara yang menyatakan pengaruh bising terhadap gangguan pendengaran pada kilang padi. Padahal kilang padi
mempunyai intensitas bising yang tinggi 85 dBA dengan tenaga kerja yang kurang pengetahuan tentang Alat Pelindung Telinga APT untuk kesehatan telinga. Oleh
karena itu, hal tersebut yang mendasari peneliti untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pengaruh bising dengan gangguan pendengaran pada pekerja kilang padi di
Desa Sidoarjo II Ramunia Lubuk Pakam.
1.2. Rumusan Masalah
Uraian dalam latar belakang masalah di atas memberikan dasar bagi peneliti untuk merumuskan pertanyaan peneliti berikut:
Apakah terdapat pengaruh bising terhadap gangguan pendengaran pada karyawan kilang padi?
Universitas Sumatera Utara
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh bising pada karyawan kilang padi di Desa Sidoarjo II Ramunia yang menyebabkan gangguan pendengaran.
1.3.2. Tujuan khusus
Mengetahui seberapa besar intensitas pengaruh bising pada karyawan kilang padi.
1.4. Manfaat Penulisan
1. Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai paparan bising dengan gangguan pendengaran pada karyawan kilang padi di Desa Sidoarjo II Ramunia.
2. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk membantu masyarakat dalam upaya pencegahan maupun penanganan pada gangguan pendengaran
3. Hasil penelitian ini dapat digunakan mengembangkan ilmu pengetahuan dalam bidang ini dan sebagai acuan untuk penelitian berikutnya..
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Anatomi Telinga Dan Mekanisme Mendengar
Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun telinga dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang ke koklea. Getaran
tersebut menggetarkan membrane timpani diteruskan ke telinga tengah melalui rangkaian tulang pendengaran yang akan mengamplifikasi getaran melalui daya ungkit
tulang pendengaran dan perkalian perbandingan luas membrane timpani dan tingkap lonjong. Energi getar yang telah diamplifikasi ini akan diteruskan ke stapes yang
menggerakkan tingkap lonjong sehingga perilimfa pada skala vestibule bergerak. Getaran diteruskan melalui membrane Reissner yang mendorong endolimfa, sehingga
akan menimbulkan gerak relative antara membrane basilaris dan membrane tektoria Guyton, 2007. Proses ini merupakan rangsang mekanik yang menyebabkan terjadinya
defleksi stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal ion terbuka dan terjadi penglepasan ion bermuatan listrik dari badan sel. Keadaan ini menimbulkan proses depolarisasi sel
rambut, sehingga melepaskan neurotransmitter ke dalam sinapsis yang akan menimbulkan potensial aksi pada saraf auditorius, lalu dilanjutkan ke nucleus
auditorius sampai ke korteks pendengaran area 39-40 di lobus temporalis. Iskandar Nurbaiti,dkk.2007
Gambar 2.1 Anatomi Telinga
Sumber : Iskandar Nurbaiti,dkk.2007
Universitas Sumatera Utara