Penilaian Pelaksanaan Kinerja Strategi Peningkatan Kinerja Karyawan Pemasaran

berbeda dari orientasi waktu, metode-metode, dan peran atasan dan bawahan. Penilaian untuk kedua tujuan tersebut haruslah dilaksanakan dalam konteks program konseling, perencanaan karir, penentuan tujuan, dan pemantauan kinerja yang berkelanjutan.

2.3 Penilaian Pelaksanaan Kinerja

Menurut Simamora 1995, penilaian prestasi kerja ialah suatu alat yang berfaedah tidak hanya untuk mengevaluasi kerja dari para karyawan, tetapi juga untuk mengembangkan dan memotivasi kalangan karyawan. Penilaian kinerja perlu dilaksanakan secara formal dengan menentukan periode penilaian dan waktu penilaian. Lazimnya periode penilaian adalah satu tahun, sedangkan waktu penilaian dapat dilakukan satu kali setahun atau satu semester sekali. Evaluasi perlu dilakukan secara berkala untuk terus menerus mendapatkan masukan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kinerja, termasuk alat ukur yang dipakai, penilai, kesesuaian komponen yang dinilai dengan kondisi pekerjaan. Tujuan diadakannya evaluasi adalah untuk memperoleh masukan mengenai pedoman penilaian kinerja yang telah diterapkan. Evaluasi penilaian kinerja yang efektif harus melibatkan pihak yang dinilai dan penilai Dharma, 2007. 2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan 2.4.1 Karakteristik Sumber Daya Manusia SDM merupakan sumber keunggulan kompetitif yang potensial karena kompetensi yang dimilikinya berupa intelektualitas, sifat, keterampilan, karakter Universitas Sumatera Utara personel, serta proses intelektual dan kognitif, tidak dapat ditiru organisasi lain. Sangat pentingnya kontribusi SDM sebagai salah satu faktor pendukung kesuksesan organisasi sangat disadari pimpinan atau puncak organisasi Soecipto dalam Dharma, 2007. Karakteristik SDM menunjukkan sikap dan perilaku yang baik terutama dalam hubungan kerja dan manusia, dapat memperkuat kemampuan dan motivasi kerja, sehingga akan tercipta suatu kinerja yang lebih baik. Untuk menciptakan karyawan yang memiliki kinerja yang produktif, maka karywana harus memiliki minat kerja yang besar dan memperoleh kepuasan lahir batin dalam pekerjaan. Menurut Mathis 2002 ada empat karakteristik individu yang mempengaruhi bagaimana orang-orang membuat pilihan karir, antara lain, minat, jati diri, kepribadian dan latar belakang sosial. a. Keahlian Menurut Ruki 2001 kehalian adalah kemahiran seseorang pada satu bidang ilmu, keahlian yang harus dimiliki seseorang adalah keahlian teknis, keahlian interaksi atau hubungan antar manusia, keahlian konseptual. Sedangkan Robbins 2001 mempertegas, bahwa keterampilan dapat dibagi ke dalam tiga kategori; keterampilan teknis, keterampilan berinteraksi secara efektif dan keterampilan dalam pemecahan masalah. Menurut Prawirosentono 1999 kinerja seorang karyawan akan baik, jika karyawan mempunyai keahlian yang tinggi, kesediaan untuk bekerja, adanya imbalanupah yang layak dan mempunyai harapan masa depan. Secara teoritis ada tiga kelompok variabel yang mempengaruhi perilaku kerja dan kinerja individu, yaitu: variabel individu, variabel organisasi dan variabel psikologis. Universitas Sumatera Utara b. Pengetahuan Pengetahuan dan pengalaman kerja merupakan langkah awal untuk melihat kemampuan seseorang Handoko, 2001. Sementara menurut Hasibuan 2000, pengetahuan merupakan indikator yang mencerminkan kemampuan seseorang untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan serta dengan latar belakang pengetahuan pula seseorang dianggap akan mampu menduduki suatu jabatan tertentu. Menurut Nadler and Tushman 1989 Pengetahuan adalah proses pembelajaran yang mempersiapkan individu untuk pekerjaan yang berbeda pada masa yang akan datang. Pengetahuan didesain untuk memungkinkan pekerja belajar tentang perbedaan pekerjaan dalam organisasi yang sama. Menurut Rohman dan Queena 2012 peningkatan kinerja sangat dipengaruhi oleh pengetahuan karyawan. c. Pengalaman Kerja Pengalaman kerja adalah sebagai suatu ukuran tentang lama waktu atau masa kerjanya yang telah ditempuh seseorang dalam memahami tugas–tugas suatu pekerjaan dan telah melaksanakannya dengan baik Foster, 2001. Selain Pengetahuan formal, para individu dalam organiasi juga perlu memiliki pengalaman kerja, serta mampu beradaptasi dengan lingkungannya dalam organisasi, terutama sehubungan dengan upaya meniti suatu karir dan mengembangkan potensi dirinya. Kadangkala pegawai memiliki kemampuan yang rendah dan terbatas karena sudah lama bekerja namun belum juga dipromosikan. Ini berarti kelak perusahaan akan dipimpin oleh orang yang berkemampuan rendah, sehingga perkembangan perusahaan dapat disangsikan Siagian, 2001. Indah 2013 menyatakan bahwa pengalaman Universitas Sumatera Utara kerja mempengaruhi kinerja karyawan.

2.4.2 Karakteristik Organisasi

Menurut Wahab 2008, karakteristik organisasi adalah perilaku dan tingkah laku suatu badaninstitusi terhadap kondisi yang ada diluar institusi itu maupun didalam institusi itu sendiri, artinya dalam dunia bisnisnya selalu fokus kepada pelanggannya yang bukan hanya dari luar perusahaan itu tapi juga orang- orang di dalam perusahaan yang merupakan aset perusahaan itu sendiri. Robins 2001 menjelaskan bahwa organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar yang berfungsi secara relative terus menerus untuk mencapai tujuan bersama atau seperangkat tujuan. Menurut Simamora 1995 karakteristik organisasi terdiri dari fasilitas kerja, iklim organisasi dan struktur organisasi mempengaruhi manajemen karir yang akhirnya berdampak pada kinerja karyawan. a. Fasilitas Kerja Fasilitas kerja merupakan suatu bentuk pelayanan perusahaan terhadap karyawan agar menunjang kinerja dalam memenuhi kebutuhan karyawan, sehingga dapat meningkatkan produktifitas kerja karyawan. Adanya fasilitas kerja yang disediakan oleh perusahaan sangat mendukung karyawan dalam bekerja. Fasilitas kerja tersebut sebagai alat atau sarana dan prasarana untuk membantu karyawan agar lebih mudah menyelesaikan pekerjaannya dan karyawan akan bekerja lebih produktif. Fasilitas kerja tersebut sebagai alat atau sarana dan prasarana untuk membantu karyawan agar lebih mudah menyelesaikan pekerjaannya dan karyawan akan bekerja lebih produktif. Dengan adanya fasilitas kerja karyawan akan merasa Universitas Sumatera Utara nyaman dalam bekerja dan menimbulkan semangat kerja untuk mendapatkan hasil yang diharapkan oleh organisasiperusahaan. Bagi seorang wartawan fasilitas kerja dapat dilihat dari adanya fasilitas kerja utama seperti kamera, alat perekam, kartu wartawan dan fasilitas kerja pendukung seperti : fasilitas ibadah, toilet, peralatan kantor. b. Iklim Organisasi Menurut Simamora 1995 bahwa iklim organisasi adalah lingkungan internal atau psikologi organisasi. Iklim organisasi mempengaruhi praktik dan kebijakan SDM yang diterima oleh anggota organisasi. Perlu diketahui bahwa setiap organisasi akan memiliki iklim organisasi yang berbeda. Semua organisasi tentu memiliki strategi dalam memanajemen SDM. Iklim organisasi yang terbuka memacu karyawan untuk mengutarakan kepentingan dan ketidakpuasan tanpa adanya rasa takut akan tindakan balasan dan perhatian. Ketidakpuasan seperti itu dapat ditangani dengan cara yang positif dan bijaksana. Iklim keterbukaan, bagaimanapun juga hanya tercipta jika semua anggota memiliki tingkat keyakinan yang tinggi dan mempercayai keadilan tindakan. Iklim organisasi penting untuk diciptakan karena merupakan persepsi seseorang tentang apa yang diberikan oleh organisasi dan dijadikan dasar bagi penentuan tingkah laku anggota selanjutnya. Iklim ditentukan oleh seberapa baik anggota diarahkan, dibangun dan dihargai oleh organisasi. c. Struktur Organisasi Struktur adalah cara sesuatu disusun atau dibangun organisasi adalah suatu wadah berkumpulnya minimal dua orang untuk mencapai sebuah tujuan. Universitas Sumatera Utara Struktur Organisasi adalah Suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian baik secara posisi maupun tugas yang ada pada perusahaaan dalam menjalin kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Sebagian organiasi terstruktur pada garis yang lebih mekanistis sedangkan sebagian yang lain mengikuti karakteristik organik. Struktur organisasi adalah salah satu sarana yang digunakan manajemen untuk mencapai sasarannya. Karena sasaran diturunkan dari strategi organisasi secara keseluruhan, logis kalau strategi dan struktur harus terkait erat. Tepatnya, struktur harus mengikuti strategi. Jika manajemen melakukan perubahan signifikan dalam strategi organisasinya, struktur pun perlu dimodifikasi untuk menampung dan mendukung perubahan ini. Sebagian besar kerangka strategi dewasa ini terfokus pada tiga dimensi -inovasi, minimalisasi biaya, dan imitasi- dan pada desain struktur yang berfungsi dengan baik untuk masing-masing dimensi. Terdapat banyak bukti yang mendukung ide bahwa ukuran sebuah organisasi secara signifikan memengaruhi strukturnya. Sebagai contoh, organisasi-organisasi besar yang mempekerjakan 2.000 orang atau lebih cenderung memiliki banyak spesialisasi, departementalisasi, tingkatan vertikal, serta aturan dan ketentuan daripada organisasi kecil.

2.5 Strategi Peningkatan Kinerja Karyawan Pemasaran

Kinerja pemasaran merupakan konsep untuk mengukur prestasi pemasaran suatu perusahaan. Setiap perusahaan berkepentingan untuk mengetahui prestasinya sebagai cermin dari keberhasilan usahanya dalam persaingan pasar. Slater and Naver 1995 menggambarkan hasil dari penerapan Universitas Sumatera Utara strategi perusahaan diantaranya berupa kepuasan konsumen, kesuksesan produk baru, peningkatan penjualan, dan profitabilitas perusahaan. Kinerja pemasaran merupakan konstruk yang umum digunakan untuk mengukur dampak penerapan strategi perusahaan. Namun demikian, masalah pengukuran kinerja menjadi permasalahan dan perdebatan klasik karena sebagai sebuah konstruk, kinerja pemasaran bersifat multidimensional yang mana di dalamnya termuat beragam tujuan dan tipe organisasi. Oleh karena itu kinerja sebaiknya diukur dengan menggunakan berbagai kriteria pengukuran sekaligus multiple measurement. Jika menggunakan pengukuran dengan kriteria tunggal single measurement maka tidak akan mampu memberikan pemahaman yang komprehensif tentang bagaimana kinerja suatu perusahaan itu sesungguhnya. Penelitian Voss dan Voss 2000 mengemukakan bahwa kinerja bagian pemasaran dapat dinyatakan berdasarkan volume penjualan, tingkat pertumbuhan penjualan, serta tingkat pertumbuhan pelanggan. Ukuran kinerja pemasaran dapat diperoleh melalui aktivitas fungsi pemasaran. Pengukuran ini lebih rasional dibandingkan melalui pendekatan akuntansi sebab terkait langsung dengan aktivitas dari fungsi pemasaran tersebut. Kinerja karyawan bagian pemasaran sebagai b e n t u k kemampuan karyawan dalam organisasi untuk mentransformasikan diri dalam menghadapi tantangan dari lingkungan dengan perspektif jangka panjang Keats et.al, 1998. Penilaian kinerja karyawan menjadi bagian dari upaya perusahaan dalam melihat kesesuaian strategi yang diterapkannya dalam menghadapi perubahan-perubahan lingkungan. Lingkungan memang telah Universitas Sumatera Utara menjadi bagian penting dari perusahaan dan merupakan hal yang sulit untuk dirubah oleh perusahaan tersebut. Perusahaan hanya dapat mengenalinya untuk kemudian mengelola dengan baik sehingga dapat memberi manfaat bagi perusahaan. Pengenalan lingkungan yang baik akan memberi dampak pada mutu strategi yang dihasilkan yang selanjutnya akan berdampak pada kinerja pemasaran. Kinerja karyawan bagian pemasaran merupakan konstruk yang sering digunakan untuk mengukur dampak strategi-strategi dan orientasi yang diterapkan perusahaan. Strategi pemasaran selalu diarahkan untuk menghasilkan kinerja pemasaran yang baik dan juga kinerja keuangan yang baik Ferdinand, 2006. Oleh karena itu ukuran yang sebaiknya digunakan adalah ukuran yang bersifat activity-based measure yang dapat menjelaskan aktivitas-aktivitas pemasaran yang menghasilkan kinerja karyawan pemasaran misalnya lebih baik untuk menggunakan ukuran jumlah unit yang terjual atau dihasilkan dari pada hanya menggunakan nilai rupiah dari penjualan. Keberhasilan karyawan bagian pemasaran diukur dari kemampuan mencapai target yang ditetapkan oleh perusahaan.

2.6 Standar Kinerja Karyawan Bagian Pemasaran di PT CIMB Niaga Auto Finance