29
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian toksisitas subkronis infusa daun sirih merah dengan tiga peringkat dosis yaitu 1,38 ; 2,07 ; 3,105 gkgBB pada tikus jantan dan betina galur
wistar ini bertujuan mengetahui ada tidaknya potensi efek toksik dari infusa daun sirih merah, serta secara khusus bertujuan untuk mengungkapkan spektrum efek
toksik infusa daun sirih merah terhadap kadar kreatinin darah yang dinilai dari perubahan kadar kreatinin darah dan mengungkapkan kekerabatan antara dosis
dengan spektrum efek toksik.
A. Determinasi Tanaman
Determinasi ini bertujuan untuk menghindari kesalahan dan untuk memastikan bahwa tanaman yang diteliti benar merupakan tanaman Piper
crocatum Ruiz Pav. Determinasi dilakukan dengan mencocokkan tanaman pada determinasi tanaman sirih merah yang telah dilakukan oleh Martinus Supriyadi
Krisyanto. Hasil determinasi tanaman sirih merah dilakukan sampai tingkat spesies.
Dari hasil determinasi dapat disimpulkan bahwa tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah benar tanaman Piper crocatum Ruiz
Pav. lampiran 10. Determinasi ini telah disahkan oleh Yohanes Dwiatmaka, M.Si.
B. Serbuk dan Kadar Air Daun Sirih Merah
Daun sirih yang telah dikumpulkan sebanyak 1 kg , dicuci dan dikeringkan. Proses pengeringan dilakukan dengan menggunakan oven pada suhu
± 50
o
C selama 24 jam. Daun sirih merah yang sudah kering kemudian dibuat serbuk menggunakan mesin penyerbuk. Kemudian serbuk kering diayak
menggunakan ayakan nomor 30. Pengayakan ini bertujuan untuk menyeragamkan ukuran serbuk daun
sirih merah. Dari penyerbukkan dan pengayakan diperoleh serbuk kering daun sirih merah sejumlah 230,18 g, selanjutnya dilakukan perhitungan rendemen.
Perhitungan rendemen ini bertujuan untuk mengetahui berapa persen serbuk daun sirih merah dari daun sirih merah basah yang diperoleh. Dari perhitungan
diperoleh nilai rendemen sebesar 23,018. Selanjutnya serbuk yang sudah dibuat dilakukan penetapan kadar air
berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 661MenkesSKVII1994 tentang Persyaratan Obat Tradisional, standar kadar air maksimum simplisia
adalah 10. Penetapan kadar air menggunakan metode gravimetri. Prinsip metode ini yaitu analisis kuantitatif berdasarkan berat tetapnya berat konstan Sudjadi,
2010. Dari serbuk sirih merah yang dibuat diperoleh kadar air sebesar 9,48 , kadar air ini telah memenuhi syarat Menteri Kesehatan. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa serbuk yang digunakan sudah memenuhi syarat simplisia yang baik.