Taksonomi tanaman Kandungan kimia
memperlihatkan apakah spektrum efek toksik tersebut berkaitan dengan takaran dosis Donatus, 2001.
Pengamatan dan pemeriksaan yang dilakukan dalam uji ketoksikan subkronis, meliputi:
1. Perubahan berat badan yang diperiksa paling tidak 7 hari sekali,
2. Asupan makanan untuk masing-masing hewan atau kelompok hewan, diukur
paling tidak 7 hari sekali, 3.
Gejala-gejala klinis umum yang diamati setiap hari, 4.
Pemeriksaan terhadap hematologi, paling tidak diperiksa dua kali, pada awal akhir uji coba,
5. Pemeriksaaan kimia darah, paling tidak diperiksa dua kali, pada awal akhir uji
coba, 6.
Analisis urin, paling tidak sekali, 7.
Pemeriksaan histopatologi organ pada akhir uji coba Donatus, 2001
Hasil uji ketoksikan subkronis akan memberikan informasi yang bermanfaat tentang efek utama senyawa uji dan organ sasaran yang
dipengaruhinya. Selain itu juga dapat diperoleh info tentang perkembangan efek toksik yang lambat berkaitan dengan takaran yang tidak teramati pada uji
ketoksikan akut. Kekerabatan antar kadar senyawa pada darah dan jaringan terhadap perkembangan luka toksik dan keterbalikan efek toksik Donatus, 2001.
Hewan uji yang disarankan paling tidak satu jenis hewan dewasa sehat, baik jantan maupun betina. Hewan uji dipilih yang peka dan memiliki pola
metabolisme terhadap senyawa uji yang semirip mungkin dengan manusia Donatus, 2001. Spesies hewan dapat digunakan rodent dan non-rodent. Spesies
hewan rodent menggunakan tikus. Hewan dimasukkan dalam dua kategori kelompok yaitu kelompok
kontrol dan perlakuan yang dilakukan secara acak Gad, 2002. Jumlah kelompok hewan uji paling tidak sebanyak empat kelompok yaitu satu kelompok kontrol dan
tiga kelompok peringkat dosis. Jumlah hewan uji untuk jangka waktu penelitian selama empat minggu, paling tidak terdapat lima jantan dan lima betina dalam
satu kelompok Derelanko and Hollinger, 2002.