Morfologi tanaman Tanaman Sirih Merah Piper crocatum Ruiz Pav
1 Tindakan beracun secara langsung,
2 farmakologi, fisiologi, efek biokimia,
3 teratogenesis,
4 imuno toksisitas,
5 karsinogenesis
Timbrell, 2008. Sarana utama dalam mendeteksi respon beracun apabila tidak terdapat
kematian seperti organisme atau jaringan adalah : 1.
Perubahan biokimia, melibatkan efek pada enzim seperti inhibitor atau perubahan jalur metabolik tertentu. Munculnya enzim atau substansi lain dalam
cairan tubuh dapat menunjukkan kebocoran dari jaringan karena merusak dan merupakan indikasi perubahan patologis.
2. Perubahan status normal, terdapat sejumlah penanda toksisitas. Dengan
demikian, perubahan berat badan, asupan makanan dan minum, luaran urin, dan berat organ merupakan indikator yang umum dan spesifik untuk toksisitas.
Oleh karena itu, hewan yang mengonsumsi lebih sedikit makanan dan kehilangan bobot setelah terpapar senyawa beracun atau peningkatan berat
organ karena terpapar senyawa beracun, perubahan ini dikonfirmasi dengan pengukuran kimia, biokimia, dan histopatologi Timbrell, 2008.
Toksisitas subkronis merupakan salah satu jenis uji toksikologi. Uji ketoksikan subkronis adalah uji ketoksikan sesuatu senyawa yang diberikan
dengan dosis berulang pada hewan uji tertentu, selama kurang dari tiga bulan. Uji ini ditujukan untuk mengungkapkan spektrum efek toksik senyawa uji, serta untuk
memperlihatkan apakah spektrum efek toksik tersebut berkaitan dengan takaran dosis Donatus, 2001.
Pengamatan dan pemeriksaan yang dilakukan dalam uji ketoksikan subkronis, meliputi:
1. Perubahan berat badan yang diperiksa paling tidak 7 hari sekali,
2. Asupan makanan untuk masing-masing hewan atau kelompok hewan, diukur
paling tidak 7 hari sekali, 3.
Gejala-gejala klinis umum yang diamati setiap hari, 4.
Pemeriksaan terhadap hematologi, paling tidak diperiksa dua kali, pada awal akhir uji coba,
5. Pemeriksaaan kimia darah, paling tidak diperiksa dua kali, pada awal akhir uji
coba, 6.
Analisis urin, paling tidak sekali, 7.
Pemeriksaan histopatologi organ pada akhir uji coba Donatus, 2001
Hasil uji ketoksikan subkronis akan memberikan informasi yang bermanfaat tentang efek utama senyawa uji dan organ sasaran yang
dipengaruhinya. Selain itu juga dapat diperoleh info tentang perkembangan efek toksik yang lambat berkaitan dengan takaran yang tidak teramati pada uji
ketoksikan akut. Kekerabatan antar kadar senyawa pada darah dan jaringan terhadap perkembangan luka toksik dan keterbalikan efek toksik Donatus, 2001.
Hewan uji yang disarankan paling tidak satu jenis hewan dewasa sehat, baik jantan maupun betina. Hewan uji dipilih yang peka dan memiliki pola