1. Public issues Penerbitan Obligasi Umum Penerbitan obligasi dilaksanakan melalui sekelompok bank-bank
yang menjamin underwriter dan menjual obligasi tersebut kepada masyarakat di bursa stock exchange.
2. Private Placement Penerbitan obligasi secara private placement bersifat terbatas, tidak diumumkan kepada
masyarakat. Dalam hal ini suatu penjualan obligasi dilaksanakan oleh emiten issuer kepada sejumlah
bank dan investor institusional perusahaan-perusahaan asuransi dan dana-dana pensiun dengan bantuan
sejumlah bank dan investor institusional perusahaan- perusahaan asuransi dan dana-dana pensiun dengan
bantuan sejumlah penjamin obligasi underwriter yang terbatas.
3. Pinjaman dalam bentuk Stearling Acceptance Facility, yaitu suatu pinjaman yang penarikannya dengan Bill of
Exchange . Sistem pinjaman ini terdapat di Inggris sejak
abad ke-17. Pada tahap permulaan sistem ini digunakan ini digunakan untuk memperoleh kredit jangka pendek
berdasarkan transaksi perdagangan yang dilakukan. Bill of Change ini dapat diperjualbelikan di pasar stearling
acceptance , dengan demikian dapat diperoleh dana
sebelum Bill of Exchange jatuh tempo.
e. Dampak Utang Luar Negeri
Beban pembayaran cicilan dan bunga utang pemerintah berdampak pada beban APBN yang semakin berat dan arus modal
keluar semakin deras menurun, diimbangi peningkatan laju ekspor. Lebih jauh lagi, investasi pemerintah belanja pembangunan
semakin tertekan karena alokasi dana untuk membayar cicilan utang dan bunganya. Beban cicilan dan bunga utang pemerintah yang
semakin besar menggeser alokasi dana-dana untuk pengeluaran pos lain. Secara tidak langsung, masyarakat terkena dampaknya dengan
berkurangnya proporsi pengeluaran untuk pos-spos yang berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat Faisal H.Basri, 2002:254.
Krisis yang terjadi sejak 1997 telah menyebabkan beban APBN dalam utang publik mencapai lebih dari 110 persen terhadap
PDB. Beban utang politik ini separuhnya adalah utang dalam negeri obligasi yang nilainya mencapai RP 650 triliun untuk perbaikan
sektor perbankan, serta utang luar negeri yang jumlahnya mencapai US 75 milyar Edy Suandi Hamid, 2001:154, dan pada januari
2015 hutang Indonesia mencapai US 298,6 miliar laporan Tahunan BI diolah
.
f. Keterkaitan Utang Luar Negeri dengan PDB
Indonesia melakukan hutang luar negeri karena ketidakmampuan sumber pembiayaan dari dalam negeri untuk
pembangunan, yaitu tabungan domestik dalam pendanaan bagi pembangunan sepenuhnya.
Tabungan domestik dibutuhkan untuk membiayai investasi. Besarnya tabungan yang lebih kecil dibanding dengan rencana
kegiatan investasi saving investment gap menyebabkan kegiatan pelaksanaan investasi tidak berjalan sesuai rencana. Kesenjangan
antara tabungan dan investasi tersebut selanjutnya dapat ditutup dengan masuknya dana dari luar negeri. Salah satu alternatif
pembiayaan tersebut adalah melalui utang luar negeri. Utang luar negeri juga berperan dalam mengatasi kesenjangan
ekspor-impor. Hal ini terjadi karena utang luar negeri memberikan tambahan devisa yang diperlukan negara dikarenakan hasil ekspor
yang tidak mencukupi serta untuk menambah modal untuk pembangunan nasional.
Dengan adanya utang luar negeri sebagai alternatif pembiayaan pembangunan negara, maka diharapkan dapat
menambah jumlah tabungan domestik dan mampu memacu investasi yang pada akhirnya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Namun pada berbagai kajian empiris menunjukkan pula hubungan antara utang luar negeri dan pertumbuhan ekonomi umumnya
berkorelasi negatif, meskipun terdapat sejumlah kajian yang menolaknya. Namun karena utang luar negeri masih merupakan
bagian dari investasi sehingga berdampak positif juga terhadap