88
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang
telah dilakukan,
dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut: 1. Utang Luar Negeri Indonesia ditunjukkan oleh jumlah utang baik pihak
pemerintah maupun swasta. Variabel utang luar negeri dalam jangka panjang berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDB sedangkan
dalam jangka pendek berpengaruh positif tidak signifikan terhadap PDB. Dalam jangka panjang menunjukkan variabel utang luar negeri memiliki
pengaruh yang paling kecil dibandingkan variabel - variabel lainnya dalam model penelitian ini. Pengaruh ekspor terhadap meningkatnya PDB
dalam jangka panjang sebesar 0,19 sedangkan dalam jangka pendek sebesar 0,08. Hal
ini dikarenakan utang luar negeri belum dikelola secara maksimal untuk meningkatkan PDB. Bahkan pernah menjadi
penyebab kjrisis ekonomi tahun 1997-1998 karna jatuh tempo pembayaran yang bersamaan antara utang luar negeri pemerintah dengan
pihak swasta. Sehingga pengelolaan utang luar negeri untuk kedepannya perlu ditingkatkan agar utang luar negeri dapat mempengaruhi PDB
dalam jangka pendek dan jangka panjang tanpa menimbulkan krisis seperti yang pernah terjadi pada tahun 1997-1998.
2. Tenaga kerja Indonesia ditunjukkan oleh jumlah tenaga kerja yang bekerja. Variabel tenaga kerja baik dalam jangka panjang ataupun jangka
pendek berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDB.
Dalam jangka panjang maupun jangka pendek menunjukkan variabel tenaga kerja memiliki pengaruh yang paling besar dibandingkan variabel
- variabel lainnya dalam model penelitian ini. Pengaruh tenaga kerja terhadap meningkatnya PDB dalam jangka panjang sebesar
6,05
sedangkan dalam jangka pendek sebesar
2,73
. Hal ini dikarenakan
jumlah penduduk Indonesia yang banyak dalam usia kerja dan kebiasaan masyarakat Indonesia menggunakan sistem padat karya dalam suatu
pekerjaan sehingga tenaga kerja sangat mempengaruhi perubahan PDB. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, kebijakan pemerintah selama ini
untuk meningkatkan jumlah tenaga kerja berdampak positif terhadap PDB baik jangka panjang maupun jangka pendek sehingga perlu ditingkatkan
jumlah tenaga kerja agar PDB Indonesia semakin meningkat. 3. Ekspor Indonesia ditunjukkan oleh jumlah nilai ekspor. Variabel ekspor
baik dalam jangka panjang ataupun jangka pendek berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap PDB dalam model penelitian ini. Pengaruh
ekspor terhadap meningkatnya PDB dalam jangka panjang sebesar 0,27 sedangkan dalam jangka pendek sebesar 0,11. Hal ini dikarenakan nilai
eksppor Indonesia belum maksimal dan perlu ditingkatkan. Ekspor yang tinggi dapat meningkatkan nilai PDB. Sehingga dengan meningkatkan
ekspor dapat mempengaruhi PDB dalam jangka pendek dan jangka panjang.
4. ECT menunjukkan tingkat kecepatan penyesuaian jangka pendek menuju equilibrium jangka panjang. Dari analisis dengan ECM, koefisien ECT
memiliki tanda negatif dan menunjukkan angka 1.006077. Ini menunjukkan bahwa proporsi biaya ketidakseimbangan dan pergerakan
PDB pada periode sebelumnya yang disesuaikan dengan periode sekarang adalah sekitar 100,6 dengan tingkat signifikansi ECT menunjukkan
angka 0,0000 berarti signifikan pada tingkat signifikansi 5. 5. Koefisien determinasi atau goodness of fit dalam jangka panjang model
OLS diperoleh angka sebesar 0.994865. Hal ini berarti bahwa kontribusi seluruh variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat sebesar
99.4. Sisanya sebesar 0.6 dijelaskan oleh variabel lain di luar model. Sedangkan dalam jangka pendek model ECM diperoleh angka sebesar
0.556708. Hal ini berarti bahwa kontribusi seluruh variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat sebesar 55.67. Sisanya sebesar 44.33
dijelaskan oleh variabel lain di luar model.
B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan antara lain sebagai berikut: 1. Data times series yang kurang banyak, hanya 30 tahun. Karena
keterbatasan dalam ketersediaan data untuk variabel tenaga kerja. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ada banyak
sekali. Akan tetapi dalam penelitian ini hanya 3 variabel saja yang dianalisis.
C. Saran
1. Bagi Pemerintah Indonesia: