18 Tabel 3. Komposisi pakan standar dan pakan perlakuan.
Bahan PS
g kg PK
gkg PRL
gkg PKRL
gkg Pati jagung
Kasein Kedelai
Konsentrat protein kedelai Sukrosa
Minyak kedelai CMC
Campuran mineral Campuran vitamin
L-sistin Kolin bitrartrat
Rumput laut 620,69
140 -
- 100
40 50
35 10
1,8 2,5
- 479,99
- 396,99
- 100
- -
16,48 10
1,8 2,5
- 620,69
140 -
- 100
40 -
35 10
1,8 2,5
100 474,99
- 396,99
- 100
- -
16,48 10
1,8 2,5
100
5.2. Bioassay
Pelaksanaan bioassay dimaksudkan untuk mengkaji pengaruh pemberian dietperlakuan terhadap kadargula darah, profil lipid dan kenaikan berat badan pada tikus
diabetes hiperkolesterolemik. Pelaksanaan bioassay dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Pelaksanaan bioassay
a. Gula Darah
Hasil analisis gula darah pada hari ke-0, hari ke-1 dan hari ke-30 pada semua kelompok hewan coba disajikan pada Gambar 4.
19
12 9,
42 91
,9 2
10 5,
23 99
,2 2
18 1,
41 20
2, 06
89 ,2
4 17
1, 88
16 6,
66
10 4,
11 18
6, 50
18 3,
53
11 2,
46 21
0, 41
18 4,
74
0,00 50,00
100,00 150,00
200,00 250,00
1 30
KA DA
R GL
UK OS
A DA
RA H
m g
dL
HARI PENGAMATAN PS -
PS + PK
PRL PKRL
Gambar 4. Perubahan kadar gula darah mgdL Pada hari ke-0, kadar glukosa darah tikus berkisar antara 99,22 mgdL 129,42
mgdL. Kondisi hiperkolesterolemia yang dialami oleh tikus kelompok PS +, PK, PRL dan PKRL tidak memicu terjadinya hiperglikemia. Hal ini bisa dilihat dari kadar gula darah
keempat kelompok tikus tersebut yang berada pada kisaran gula darah normal.
Injeksi alloxan menaikkan kadar gula darah pada semua kelompok tikus diabetes hiperkolesterolemik. Pada hari ke-1 setelah injeksi alloxan, kadar gula darah tikus kelompok
PS+, PK, PRL dan PKRL berturut-turut menjadi 181,41 mgdL, 171,88 mgdL, 186,50 mgdL dan 210, 41 mgdL. Alloxan merupakan senyawa toksik yang dapat mengakibatkan
kerusakan pada sel beta pankreas, sehingga menurunkan respon insulin dan menyebabkan kenaikan glukosa darah Okamoto, 1996.
Pemberian pakan kedelai, pakan rumput laut dan pakan campuran kedelai-rumput laut selama 30 hari menurunkan kadar gula darah pada tikus kelompok PK, PRL dan PKRL
berturut-turut menjadi 166,66 mgdL, 183,53 mgdL dan 184,74 mgdL, sedangkan tikus kelompok PS+ gula darah tetap naik sampai akhir perlakuan. Penurunan gula darah
tertinggi terjadi pada tikus kelompok PKRL yaitu sebesar 12, 19 .
Pada kondisi diabetes hiperkolesterolemik, pemberian pakan yang mengandung campuran kedelai dan rumput laut memberikan efek hipoglikemik yang lebih baik jika
dibandingkan dengan pemberian pakan kedelai atau rumput laut secara individual. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh keberadaan komponen yang bersifat hipoglikemik pada
masing-masing bahan yang menunjukkan efek saling melengkapi sehingga mampu menekan kenaikan gula darah lebih baik. Diabetes hiperkolesterolemik merupakan salah satu
komplikasi metabolik yang bisa muncul pada diabetes mellitus dan memerlukan terapi diet yang yang tepat sehingga mampu memberikan efek hipoglikemik dan juga
hipokolesterolemik. Kandungan serat larut yang tinggi pada rumput laut E. cottoni
20
93 ,8
2 87
,6 2
10 1,
26 91
,0 9
11 7,
72 11
7, 31
13 0,
89 14
2, 77
10 4,
62 10
0, 43
11 5,
15 10
8, 39
12 9,
89 13
1, 93
97 ,9
20 40
60 80
100 120
140 160
1 30
KA DA
R KO
LE ST
ER OL
m g
dL
HARI PENGAMATAN PS-
PS+ PK
PRL PKRL
menunjukkan kecenderungan efek sinergis dengan protein kedelai sehingga mampu menurunkan gula darah pada kondisi diabetes hiperkolesterolemik.
b. Total Kolesterol Serum