Masalah dan tujuan PENDAHULUAN

3 penelitian lanjutan tahap II tahun 2015adalah mendapatkan informasi ilmiah tentang efek hipokolesterolemik diet campuran kedelai dan rumput laut secara in vivo pada hewan coba diabetes hiperkolesterolemik. Kedelai yang dipergunakan adalah varietas lokal dan spesies rumput laut yang digunakan yaitu Eucheuma cottoni. Pemilihan jenis rumput laut ini adalah berdasarkan pertimbangan bahwa rumput laut tersebut telah banyak dibudidayakan oleh petani lokal dan memiliki kandungan serat yang tinggi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi masyarakat mengenai pemanfaatan kedelai dan rumput laut untuk terapi diet dan pencegahan penyakit diabetes mellitus.

1.2. Masalah dan tujuan

Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut di atas, maka masalah utama yang ingin dibahas dalam penelitian ini adalah apakah diet campuran kedelai dan rumput laut pada tikus diabetes hiperkolesterolemik mempunyai efek hipokolesterolemik ? Untuk menjawab permasalahan tersebut di atas, maka dilakukan percobaan secara in vivo pada hewan coba dengantujuan umum dari penelitian ini adalahmengembangkan pangan fungsional berbasis kedelai dan rumput laut untuk bisa digunakan sebagai pangan diet bagi penderita diabetes mellitus, sedangkan tujuan khusus dari penelitan ini adalah mengetahui efek hipokolesterolemik diet campuran kedelai dan rumput laut pada tikus diabetes hiperkolesterolemik. 1.3.Urgensi keutamaan penelitian Perubahan pola konsumsi masyarakat yang cenderung mengkonsumsi pangan tinggi lemak dan karbohidrat namun rendah serat memicu semakin meningkatnya prevalensi penyakit degeneratif seperti diabetes mellitus. Diperkirakan pasien diabetes mellitus selalu meningkat dari tahun ke tahun. Penderita diabetes mellitus apabila tidak mendapat penanganan yang baik cenderung akan mengalami komplikasi kronis maupun akut. Oleh karena itu pengendalian konsentrasi glukosa darah sangat penting dilakukan. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah melalui terapi diet. Menurut Marsono 2002 melalui pengelolaan diet yang benar dan pemilihan makanan yang sesuai merupakan langkah yang tepat dalam mencegah penyakit diabetes mellitus. Penderita diabetes mellitus dianjurkan untuk mengkonsumsi karbohidrat kompleks dan serat, dengan membatasi gula-gula sederhana seperti glukosa dan sukrosa.American Diabetes Association ADAmenganjurkan diet penderita diabetes mellitus 4 karbohidrat, 4 30-38 dari total kalori berupa lemak dengan catatan agar asam lemak jenuh dikurangi 10 dari total kalori dan asam lemak tidak jenuh disarankan untuk ditingkatkan 10 dari total kalori,sedangkan 12 - 20 dari total kalori penderita harus berupa protein. Penderita juga harus mengkonsumsi total serat 20 35 ghari yang berasal dari serat larut maupun serat tidak larut. Dalam terapi diet penderita diabetes mellitus serat pangan memainkan peranan yang sangat penting karena dapat menurunkan glukosa darah dan level lipid. Serat larut dapat membantu memperbaiki kontrol glikemik melalui mekanisme penundaan pengosongan lambung, menurunkan kecepatan absorpsi glukosa dan menurunkan level insulin plasma. Respon ini juga akan memberikan kontribusi terhadap penurunan lipid darah McIntos et al., 2001. Selain serat, keberadaan protein dalam bahan pangan turut memegang andil dalam pemeliharaan level konsentrasi glukosa darah penderita diabetes mellitus. Pemberian hipoglikemik agent secara oral dan intake protein yang cukup dilaporkan dapat memperbaiki metabolisme karbohidrat, lemak dan protein pada penderita DMGougeon et al., 2000. Pemberian asam amino bebas dan campuran protein dilaporkan dapat meningkatkan sekresi insulin pada pasien DM tipe 2 van Loon et al., 2003. Namun demikian, tidak semua protein pada bahan pangan menunjukkan sifat mampu memacu sekresi insulin. Demikian juga halnya dengan serat pangan, dimana bahan pangan yang mengandung serat larut lebih potensial di dalam menurunkan konsentrasi glukosa darah. Oleh karena itu dalam penyusunan diet pasien DM perlu mempertimbangkan hal tersebut diatas. Kedelai dan rumput laut merupakan contoh bahan pangan sumber protein dan serat larut yang bisa digunakan sebagai komponen utama dalam terapi diet penderita diabetes mellitus. Penelitian menunjukkan bahwa kedelai baik dalam bentuk mentah maupun dikukus menunjukkan sifat hipoglikemik Zuheid, 1998 dan kandungan asam amino arginin yang lebih banyak mampu meningkatkan konsentrasi insulin plasma Iritani et al., 1997. Protein pada kedelai juga dilaporkan lebih bersifat hipokolesterolemik jika dibandingkan dengan protein kasein, sehingga kedelai sangat potensial untuk dikembangkan sebagai pangan fungsional. Selain kedelai, peran rumput laut bagi kesehatan juga mulai diperhitungkan. Kandungan serat yang tinggi pada rumput laut terbukti efektif menurunkan kolesterol darah pada penderita hiperlipidemia. Mengingat kedelai dan rumput laut mempunyai potensi yang sangat besar untuk dikembangkan menjadi pangan fungsional, maka ingin dikembangkan pangan fungsional berbasis kedelai dan rumput laut untuk konsumsi penderita diabetes mellitus.Penelitian tahap I tahun 2014yang mengevaluasi bagaimana efek hipoglikemik diet campuran kedelai dan 5 rumput laut telah dilakukan dan ternyata bahwa diet campuran kedelai dan rumput laut bersifat hipoglikemik pada tikus diabetes injeksi alloxan Suter et al., 2014. Pada penelitian lanjutanyaitu penelitian tahap II tahun 2015diharapkan perpaduan sifat fungsional masing- masing komponen yang terdapatpada kedelai dan rumput laut tersebut disamping bersifat hipoglikemik juga bersifat hipokolesterolemik dan mampu memperbaiki profil lipid pada penderita diabetes mellitus. 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA