49
adalah serat pangan, dapat menurunkan kadar glukosa darah pada hewan coba diabetes Leswati et al., 2000.
Selain kedelai, rumput laut juga mulai banyak menarik perhatian belakangan ini. Rumput laut mengandung berbagai macam nutrisi penting serta mengandung senyawa bioaktif yang sangat
bermanfaat bagi kesehatan MacArtain et al., 2007. Eucheuma cottoni merupakan salah satu spesies rumput laut yang banyak dibudidayakan di perairan Indonesia. Rumput laut E. cottoni memiliki
kandungan serat sebesar 64,43 dan dilaporkan bersifat lebih hipokolesterolemik dibandingkan spesies Sargasum sp. danGelidium sp. Herpandi et al., 2006. Kandungan serat yang tinggi pada
rumput laut E. cottoni akan sangat berguna terutama bagi mereka penderita hiperlipidemia sehingga akan memberirikan efek fisiologis yang positif pula bagi penderita diabetes mellitus.Karena itu,
kedelai dan rumput laut memiliki peluang yang sangat bagus untuk dikembangkan sebagai pangan fungsional. Berdasarkan penelitian yang sudah pernah dilakukan yang menunjukkan bahwa diet
campuran kedelai dan rumput laut bersifat hipoglikemik pada tikus diabetes injeksi alloxan Suter et al., 2014, maka tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui efek hipokolesterolemik diet campuran
kedelai dan rumput laut pada tikus diabetes induksi alloxan.
2. BAHAN DAN METODE 2.1 Bahan dan Peralatan
Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini yaitu rumput laut spesies E. cottoni dan kedelai varietas local, meliputi pati jagung, CMC, minyak kedelai, sukrosa, kasein, campuran vitamin
dan campuran mineral. Reagen kimia yang digunakan untuk analisis yaitu NaOH, H
2
SO
4
, asam borat, HgO, Na
2
SO
4
, HCl pekat, alloxan monohidrat Sigma,
Kit Glucoce GOD FS , Kit Cholesterol FS , dan Kit Triglycerides FS .
Peralatan yang digunakan untuk penelitian diantaranya vortex, sentrifugasi kecil Hettich EBA III, satu unit alat untuk analisis protein, satu unit alat untuk analisis
lemak, grinder, blender Philips, kandang tikus dan perlengkapannya, muffle furnance Heraeus Instrument, oven, kabinet dryer, timbangan kasar Sartorius, neraca analitik Sartorius, syringe
injeksi, micro-hematokrite tube Becton Dickinson Company, dan mikro pipet.
2.2 Metode
Penelitian ini diawali dengan pembuatan tepung kedelai dan tepung rumput laut dan dilanjutkan dengan pelaksanaan bioassay. Tepung kedelai dibuat dengan cara sebagai berikut : kedelai
disortir, dicuci, dikeringkan kadar air ± 10, digiling, ditepungkan, dan diayak dengan ayakan 60 mesh. Tepung rumput laut dibuat dengan cara merendam terlebih dahulu rumput laut dalam air tawar
selama 9 jam dan larutan NaOCl 1 selama 30 menit, selanjutnya dilakukan pengecilan ukuran sebelum dikeringkan. Rumput laut yang telah kering digiling dan diayak dengan ayakan 32 mesh
Herpandi et al., 2006. Tepung kedelai dan tepung rumput laut selanjutnya digunakan sebagai komponen utama pakan perlakuan yang dibuat dengan cara mencampurkan kedua bahan baku
tersebur ke dalam pakan standar. Pakan standar PS dibuat mengacu pada pembuatan pakan standar menurut AIN 1993
Reeves et al., 1993. Pakan perlakuan kedelai PK dibuat dengan cara mengganti sumber protein kasein pada pakan standar berturut-turut dengan tepung kedelaidengan pertimbangan isokalori
sedangkan pakan perlakuan rumput laut PRLdibuat dengan cara menambahkan tepung rumput laut sebanyak 10 dari jumlah pakan standar. Pakan perlakuan campuran kedelai - rumput laut PKRL
dibuat dengan cara mengganti sumber protein kasein pada pakan standar dengan tepung kedelai dan menambahkan 10 tepung rumput laut.Komposisi bahan untuk pakan standar dan pakan perlakuan
dapat dilihat pada Tabel 1.
50
Tabel 1. Komposisi pakan standar dan pakan perlakuan. Bahan
PS g kg
PK gkg
PRL gkg
PKRL gkg
Pati jagung Kasein
Kedelai Sukrosa
Minyak kedelai CMC
Campuran mineral Campuran vitamin
L-sistin Kolin bitrartrat
Rumput laut 620,69
140 -
100 40
50 35
10 1,8
2,5 -
479,99 -
396,99 100
- -
16,48 10
1,8 2,5
- 620,69
140 -
100 40
- 35
10 1,8
2,5 100
474,99 -
396,99 100
- -
16,48 10
1,8 2,5
100 Sumber : Reeves et al., 1993
Bioassay
Pelaksanaan bioassay menggunakan tikus wistar jantan dengan berat 100 200 g sebanyak 30 ekor. Tikus ditempatkan pada kandang individual dan diadaptasikan dengan pakan standar selama
seminggu, setelah itu diberi pakan hiperkolesterol kecuali kelompok placebo. Tikus hiperkolesterol selanjutnya diinjeksi alloxan 100 mgkg bb dan dibagi menjadi 4 kelompok. Masing-masing
kelompok diberi pakan perlakuan yang berbeda. Prosedur bioassay dapat dilihat pada Gambar 1.
PS
Keterangan : PS : Pakan Standar
PK : Pakan Kedelai PRL : Pakan Rumput Laut
PKRL : Pakan Kedelai Rumput Laut
Gambar 1. Prosedur Bioassay Adaptasi 1
minggu Tikus
Dipuasakan semalam
Análisis gula darah, total kolesteroldan trigliserida serum
Kontrol placebo
Analisis Hari ke 0,1, dan 30
Análisis gula darah, total kolesterol dan
trigliserida serum Kelompok
hiperkolesterol Pakan
standar standar
Analisis gula darah, total kolesterol dan trigliserida serum
Dipuasakan semalam
Injeksi alloxan
Tanpa injeksi alloxan
PS PK
PKR L
PR L
51
12 9,
42 91
,9 2
10 5,
23 99
,2 2
18 1,
41 20
2, 06
89 ,2
4 17
1, 88
16 6,
66
10 4,
11 18
6, 50
18 3,
53
11 2,
46 21
0, 41
18 4,
74
50 100
150 200
250
1 30
KA DA
R GL
UK OS
A
DA RA
H m
g dL
HARI PENGAMATAN PS -
PS + PK
PRL PKRL
Analisis
Analisis proksimat dilakukan terhadap tepung kedelai, konsentrat protein kedelai dan tepung rumput laut yang meliputi kadar air dengan cara pemanasan oven AOAC, 1990, kadar abu dengan
pemijaran dalam muffle AOAC, 1990, kadar protein dengan cara semi mikro Kjeldahl AOAC, 1990, lemak dengan metode soxhlet AOAC, 1990, dan kadar karbohidrat dengan carbohydrate by
difference.Guladarah ditentukan dengan metode GOD-PAP, kolesterol total dengan metode CHOD- PAP, trigliserida serum dengan metode GPO PAP.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Analisis Proksimat
Hasil analisis proksimat tepung kedelai dan tepung rumput laut disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil analisis proksimat tepung kedelai, dan tepung rumput laut. Komposisi
Tepung Kedelai Tepung Rumput Laut
Karbohidrat Protein
Lemak Air
Abu 35,44
29,97 22,66
7,15 4,66
62,54 5,73
1,96 8,28
21,46
Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa komponen terbesar dari tepung kedelai adalah karbohidrat. Selain itu tepung kedelai juga mengandung protein sebesar 29,97 . Liu 1999, melaporkan bahwa
kadar protein kedelai sangat bervariasi yang bisa disebabkan oleh perbedaan varietas dan kondisi pertumbuhannya.
Rumput laut memiliki kandungan protein yang rendah. Komposisi utama rumput laut adalah karbohidrat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rumput laut spesies E. cottoni memiliki kadar
karbohidrat 62,54 .Karbohidrat pada rumput laut sebagian besar berupa gum yaitu polimer polisakarida yang berbentuk serat. Gum merupakan serat pangan larut air yang memiliki kegunaan
bagi penderita diabetes mellitus.
3.2Bioassay
Pengujian bioassay dilaksanakan selama 30 hari dimaksudkan untuk mengkaji pengaruh pemberian pakan perlakuan terhadap kadar glukosa darah, kadar total kolesterol dan trigliserida
serum.
f. Gula Darah