Total Kolesterol Serum HASIL DAN PEMBAHASAN

20 93 ,8 2 87 ,6 2 10 1, 26 91 ,0 9 11 7, 72 11 7, 31 13 0, 89 14 2, 77 10 4, 62 10 0, 43 11 5, 15 10 8, 39 12 9, 89 13 1, 93 97 ,9 20 40 60 80 100 120 140 160 1 30 KA DA R KO LE ST ER OL m g dL HARI PENGAMATAN PS- PS+ PK PRL PKRL menunjukkan kecenderungan efek sinergis dengan protein kedelai sehingga mampu menurunkan gula darah pada kondisi diabetes hiperkolesterolemik.

b. Total Kolesterol Serum

Pengaruh pemberian pakan perlakuan terhadap kadar total kolesterol serum dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5. Perubahan total kolesterol serum mgdL Berdasarkan data pada Gambar, kadar kolesterol serum pada awal perlakuan hari ke- 0 berkisar 91,09 mgdL 130,89 mgdL. Injeksi alloxan meningkatkan total kolesterol serum pada tikus kelompok PS +, PK, PRL dan PKRL berturut-turut menjadi 117,72 mgdL, 142,77 mgdL, 115,15 mgdL dan 131,93 mgdL. Menurut Wisaniyasa et al., 2005, peningkatan kadar kolesterol serum setelah injeksi alloxan memperkuat pendapat bahwa kondisi diabetik dapat memicu terjadinya hiperlipidemia. Pemberian pakan perlakuan PK, PRL dan PKRL selama 30 hari, mampu menurunkan total kolesterol serum berturut-turut sebesar 26,72, 5,87 dan 25,79, sedangkan pada tikus kelompok PS+ kadar kolesterol serum relatif konstan sampai pada akhir perlakuan. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian pakan PK, PRL dan PKRL lebih bersifat hipokelesterolemik dibandingkan dengan pakan standar PS pada tikus diabetik hiperkolesterol. Kedelai merupakan sumber protein nabati yang mengandung asam amino esensial yang lebih rendah dibandingkan dengan protein hewani, dimana asam amino esensial lebih berpeluang dalam meningkatkan kolesterol Kurowska dan Carol, 1990. Asam-asam amino esensial lebih cepat diserap dibandingkan dengan asam amino non esensial, terlebih-lebih asam amino ketogenik yang lebih mudah mengalami perubahan menjadi asetil CoA yang merupakan bahan dasar sintesis kolesterol Linder, 1985. Oleh karena itu pemberian pakan 21 34 ,6 2 11 3, 88 12 5, 46 52 ,6 5 12 4, 56 16 1, 66 68 ,9 6 12 5, 04 11 7, 83 45 ,2 1 15 5, 51 12 9, 26 87 ,2 7 12 1, 79 86 ,7 20 40 60 80 100 120 140 160 180 1 30 KA DA R TR IG LIS ER ID A m g dL HARI PENGAMATAN PS - PS + PK PRL PKRL kedelai PK mampu menurunkan kolesterol dibandingkan dengan pemberian pakan standar PS dimana sumber protein pada pakan standar adalah kasein yang bersifat lebih hiperkolesterolemik. Pemberian pakan rumput laut PRL juga mampu menurunkan kolesterol pada kondisi diabetik hiperkolesterol meskipun prosentase penurunan tidak sebesar pada kelompok PK dan PKRL. Namun pemberian pakan campuran kedelai-rumput laut PKRL mampu menurunkan total kolesterol serum sebesar 25,79 . Rumput laut E. cottoni mengandung komponen serat pangan yaitu karagenan yang memilik efek hipokolesterolemik lebih baik dari alginat dan agar Herpandi et al., 2006. Kedelai juga mengandung serat pangan larut 1,89 dan serat pangan tidak larut 24,16 Leswati et al., 2000. Keberadaan komponen serat pada rumput laut E. cottoni dan pada kedelai menunjukkan efek komplementer dalam menurunkan kadar kolesterol serum tikus diabetik hiperkolesterolemik. Astawan dan Wresdiyati 2004 melaporkan, mekanisme penurunan kolesterol oleh serat pangan yaitu serat pangan dapat mengikat asam empedu sehingga akan menurunkan penyerapan kembali asam empedu oleh dinding usus halus karena terbuang melalui feses. Hal ini menyebabkan ukuran pool asam empedu akan berkurang sehingga akan meningkatkan perubahan kolesterol dari darah ke dalam hati untuk selanjutnya disintesis kembali menjadi asam empedu tambahan. Dengan demikian konsentrasi kolesterol di dalam darah akan berkurang.

c. Trigliserida Serum