Gula Darah KESIMPULAN DAN SARAN

51 12 9, 42 91 ,9 2 10 5, 23 99 ,2 2 18 1, 41 20 2, 06 89 ,2 4 17 1, 88 16 6, 66 10 4, 11 18 6, 50 18 3, 53 11 2, 46 21 0, 41 18 4, 74 50 100 150 200 250 1 30 KA DA R GL UK OS A DA RA H m g dL HARI PENGAMATAN PS - PS + PK PRL PKRL Analisis Analisis proksimat dilakukan terhadap tepung kedelai, konsentrat protein kedelai dan tepung rumput laut yang meliputi kadar air dengan cara pemanasan oven AOAC, 1990, kadar abu dengan pemijaran dalam muffle AOAC, 1990, kadar protein dengan cara semi mikro Kjeldahl AOAC, 1990, lemak dengan metode soxhlet AOAC, 1990, dan kadar karbohidrat dengan carbohydrate by difference.Guladarah ditentukan dengan metode GOD-PAP, kolesterol total dengan metode CHOD- PAP, trigliserida serum dengan metode GPO PAP. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Analisis Proksimat Hasil analisis proksimat tepung kedelai dan tepung rumput laut disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil analisis proksimat tepung kedelai, dan tepung rumput laut. Komposisi Tepung Kedelai Tepung Rumput Laut Karbohidrat Protein Lemak Air Abu 35,44 29,97 22,66 7,15 4,66 62,54 5,73 1,96 8,28 21,46 Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa komponen terbesar dari tepung kedelai adalah karbohidrat. Selain itu tepung kedelai juga mengandung protein sebesar 29,97 . Liu 1999, melaporkan bahwa kadar protein kedelai sangat bervariasi yang bisa disebabkan oleh perbedaan varietas dan kondisi pertumbuhannya. Rumput laut memiliki kandungan protein yang rendah. Komposisi utama rumput laut adalah karbohidrat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rumput laut spesies E. cottoni memiliki kadar karbohidrat 62,54 .Karbohidrat pada rumput laut sebagian besar berupa gum yaitu polimer polisakarida yang berbentuk serat. Gum merupakan serat pangan larut air yang memiliki kegunaan bagi penderita diabetes mellitus. 3.2Bioassay Pengujian bioassay dilaksanakan selama 30 hari dimaksudkan untuk mengkaji pengaruh pemberian pakan perlakuan terhadap kadar glukosa darah, kadar total kolesterol dan trigliserida serum.

f. Gula Darah

Hasil analisis gula darah pada hari ke-0, hari ke-1 dan hari ke-30 pada semua kelompok hewan coba disajikan pada Gambar 2. Gambar 2. Perubahan kadar gula darah mgdL 52 93 ,8 2 87 ,6 2 10 1, 26 91 ,0 9 11 7, 72 11 7, 31 13 0, 89 14 2, 77 10 4, 62 10 0, 43 11 5, 15 10 8, 39 12 9, 89 13 1, 93 97 ,9 20 40 60 80 100 120 140 160 1 30 KA DA R KO LE ST ER OL m g dL HARI PENGAMATAN PS- PS+ PK PRL PKRL Pada hari ke-0, kadar glukosa darah tikus berkisar antara 99,22 mgdL 129,42 mgdL. Kondisi hiperkolesterolemia yang dialami oleh tikus kelompok PS +, PK, PRL dan PKRL tidak memicu terjadinya hiperglikemia. Hal ini bisa dilihat dari kadar gula darah keempat kelompok tikus tersebut yang berada pada kisaran gula darah normal. Injeksi alloxan menaikkan kadar gula darah pada semua kelompok tikus diabetes hiperkolesterolemik. Pada hari ke-1 setelah injeksi alloxan, kadar gula darah tikus kelompok PS+, PK, PRL dan PKRL berturut-turut menjadi 181,41 mgdL, 171,88 mgdL, 186,50 mgdL dan 210, 41 mgdL. Alloxan merupakan senyawa toksik yang dapat mengakibatkan kerusakan pada sel beta pankreas, sehingga menurunkan respon insulin dan menyebabkan kenaikan glukosa darah Okamoto, 1996. Pemberian pakan kedelai, pakan rumput laut dan pakan campuran kedelai-rumput laut selama 30 hari menurunkan kadar gula darah pada tikus kelompok PK, PRL dan PKRL berturut-turut menjadi 166,66 mgdL, 183,53 mgdL dan 184,74 mgdL, sedangkan tikus kelompok PS+ gula darah tetap naik sampai akhir perlakuan. Penurunan gula darah tertinggi terjadi pada tikus kelompok PKRL yaitu sebesar 12, 19 . Pada kondisi diabetes hiperkolesterolemik, pemberian pakan yang mengandung campuran kedelai dan rumput laut memberikan efek hipoglikemik yang lebih baik jika dibandingkan dengan pemberian pakan kedelai atau rumput laut secara individual. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh keberadaan komponen yang bersifat hipoglikemik pada masing-masing bahan yang menunjukkan efek saling melengkapi sehingga mampu menekan kenaikan gula darah lebih baik. Diabetes hiperkolesterolemik merupakan salah satu komplikasi metabolik yang bisa muncul pada diabetes mellitus dan memerlukan terapi diet yang yang tepat sehingga mampu memberikan efek hipoglikemik dan juga hipokolesterolemik. Kandungan serat larut yang tinggi pada rumput laut E. cottoni menunjukkan kecenderungan efek sinergis dengan protein kedelai sehingga mampu menurunkan gula darah pada kondisi diabetes hiperkolesterolemik.

g. Total Kolesterol Serum