Kemampuan Eksplorasi LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

26

2.6 Kemampuan Eksplorasi

Eksplorasi adalah upaya awal membangun pengetahuan melalui peningkatan pemahaman atas suatu fenomena American Dictionary. Strategi yang digunakan memperluas dan memperdalam pengetahuan dengan menerapkan strategi belajar aktif. Kemampuan eksplorasi adalah kemampuan menggali kembali konsep-aturan teorema, dalil, sifat yang sudah diketahui untuk digunakan dalam permasalahan yang dihadapi atau menggali pengetahuan baru dengan atau tanpa bimbingan guru. Sylvia Lauretta E. dan Jason Watson 2005 mengutip dari berbagai ahli pendidikan diantaranya, Bruner menyatakan, “Research confirms that people learn more effectively by active enquiry rather than passive reception and through experimentation and collaboration”, Wankat menyatakan, “learning through observation listening, watching or reading is not as effective as actually performing an action and reflecting upon its consequences”, Ketika memulai pembahasannya dalam masalah eksplorasi, Sylvia Lauretta dan Jason Watson mengambil kutipan Lao Tse. I hear and I forget. I see and I remember. I do and I understand. Lao Tse, Chinese Philosopher, 6th Century B.C Lauretta dan Watson juga mengintegrasikan pendekatan eksplorasinya dengan pendapat dari Jonassen, Howland, Moore, dan Marra yang menyebutkan 5 faktor yang harus ada agar pembelajaran bermakna, yaitu 1 Active learning; i.e. observing or manipulating the environment 2 Constructive learning; i.e. creating meaning from experience 3 Intentional learning; i.e. goal directed 4 Authentic learning; i.e. keeping the learning in context 5 Cooperative learning; i.e. being able to collaborate with other learners. Jonassen, Howland, Moore, dan Marra 2003 27 Wiworo dalam materi olimpiade matematika dan IPA yang disajikannya pada Diklat PPPG tanggal 6-14 Agustus 2004 menyebutkan bahwa materi eksplorasi menekankan pada pencarian pola. Permasalahan eksplorasi meminta siswa melakukan kegiatan coba-coba. Kegiatan ini diharapkan tidak hanya menyentuh aspek kognitif, tetapi juga aspek psikomotorik. Hasil dari kegiatan mencoba-coba tersebut, diharapkan siswa dapat menemukan suatu pola dan memberikan pendapat yang bersifat umum tentang pola tersebut. Sehingga indikator kemampuan eksplorasi dapat dinilai dari ketercapaian langkah-langkah berikut. 1 Observasi lingkungan Dari permasalahan yang ada siswa mencoba mencari fakta apa saja yang sudah terungkap melalui kegiatan mengamati, atau bertanya. 2 Manipulasi lingkungan Dengan menggunakan kemampuan elaborasi atas fakta-fakta yang telah ada siswa mencoba membuat intuisi tebakan dan melakukan manipulasi terhadap lingkungan kegiatan coba-coba untuk membuktikan atau mencari fakta lain. 3 Penentuan pola Hasil dari kegiatan manipulasi lingkungancoba-coba diharapkan munculdidapat suatu pola dari permasalahan yang dihadapi. 4 Generalisasi Siswa mulai menyusun pendapat umum mengenai pola yang didapat. 28 Meskipun tidak dapat disangkal bahwa kemampuan eksplorasi akhir yang diharapkan dimiliki siswa sesuai dengan indikator di atas, pada penelitian ini peneliti membatasi diri dengan tidak sepenuhnya menggunakan indikator kemampuan eksplorasi tersebut. Adapun kemampuan yang dimaksudkan dalam penelitian ini lebih mengacu kepada Permendiknas No. 41 tahun 2007, yaitu 1 Observasi lingkungan Dari permasalahan yang ada siswa mencoba mencari fakta apa saja yang sudah terungkap melalui kegiatan mengamati, atau bertanya, bahkan bila memungkinkan siswa mencari informasi dari buku di perpustakaan. 2 Manipulasi lingkungan Dengan menggunakan kemampuan elaborasi atas fakta-fakta yang telah ada siswa mencoba membuat intuisi tebakan dan melakukan manipulasi terhadap lingkungan kegiatan coba-coba untuk membuktikan atau mencari fakta lain. 3 Penentuan pola Hasil dari kegiatan manipulasi lingkungancoba-coba diharapkan munculdidapat suatu pola dari permasalahan yang dihadapi.

2.7 Ketuntasan Belajar