dapat dipastikan informan dalam penelitian ini adalah warga masyarakat Desa dan Subak Jatiluwih. Namun untuk menentukan orangnya memerlukan petunjuk dari
informan pangkal. Sehubungan dengan itu, kepala Desa Dinas dan Kepala Desa Adat setempat serta Kepala Subak Jatiluwih dijadikan informan pangkal dalam
penelitian ini Sebagaimana dikemukakan oleh Koentjaraningrat 1989 : 130, informan pangkal adalah orang-orang yang dapat memeberikan petunjuk kepada
peneliti tentang adanya individu lain yang paham tentang berbagai sektor kehidupan masyarakat yang ingin dikaji oleh peneliti. Individu-individu lain ini
disebut informan pokok atau informan kunci key informant. Oleh karena itu, berdasarkan petunjuk informan pangkal itu dikembangkan
jumlah informan, baik informan pangkal yang lainnya maupun informan kunci dan informan selanjutnya. Dengan demikian, pengembangan informan dalam
penelitian ini bersifat snowboll, yakni dari informan ke informana lain. Penambahan informan akan diakhiri apabila terdapat indikasi bahwa tidak ada
lagi variasi informasi dan kategorisasi data dan informasi telah jenuh.
1.5.3 Metode Pengumpulan Data dan Informasi : Pengamatan dan Wawancara Mendalam
1.5.3.1 Pengamatan
Metode pengamatan yang akan diterapkan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mencermati hal-hal yang berkaitan dengan masalah penelitian ini.
Namun perlu dikemukakan di sini, bahwa dalam pengamatan juga dilakukan
wawancara dengan menanyakan sesuatu yang telah dilihat dan didengar terkait dengan masalah yang dikaji guna memperoleh pengetahuan dan pemahaman yang
lebih jauh. Hal ini biasa dilakukan dalam pengamatan terlibat, sehingga para akhli mengatakan pengamatan terlibat sebagai pengamatan langsung bersama metode
lainnya dalam pengumpulan informasi Mulyana, 2006 : 162, atau sebagai pengamatan yang bercirikan interaksi peneliti dengan subjek Satori dan
Komariah, 2009 : 117. Aspek-aspek yang akan dicermati dalam pengamatan adalah 1 keadaansituasi di rumah informan; 2 orang-orang yang ikut serta
dalam situasi tersebut, termasuk jenis kelamin, usia, profesi, tempat asal, dan lain-lain; 3 kegiatan yang dilakukan orang dalam situasi tersebut; 4 benda-
benda yang ada di tempat itu serta letak dan penggunaannya; 5 perbuatan, yaitu tindakan para pelaku dalam proses berlangsungnya kegiatan dalam situasi yang
diamati; ekspresi wajah yang dapat dilihat sebagai cerminan perasan dan emosi.
1.5.3.2 Wawancara Mendalam
Teknik wawancara mendalam digunakan dalam penelitian ini terutama untuk menggali informasi mengenai pengalaman individu yang biasanya disebut
sebagai metode penggunaan data pengalaman individu individual life history atau dokumen manusia human document Koentjaraningrat, 1989 : 158. Dalam
hal ini peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara bebas dan leluasa tanpa terikat pada suatu daftar pertanyaan rinci yang disiapkan sebelumnya. Dengan
cara ini memungkinkan wawancara berlangsung luwes, arahnya bisa lebih terbuka sehingga diperoleh informasi yang lebih kaya, pembicaraan tidak terlampau
terpaku atau tidak menjenuhkanmembosankan baik bagi peneliti maupun bagi informan.
1.5.3.4 Teknik Analisis Data