Uji Normalitas Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda

3. Perdagangan tunai, yaitu merupakan fasilitas yang disediakan bagi anggota bursa yang karena alasan tertentu gagal memenuhi kewajiban penyerahan saham. Perdagangan ini dilaksanakan dengan prinsip pembayaran dan penyerahan seketika dan dilakukan atas negosiasi langsung antar anggota bursa. 4.2. Deskripsi Hasil Pengujian Hipotesis

4.2.1. Uji Normalitas

Dalam pengujian normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorof-Smirnov dengan menggunakan program SPSS, dimana apabila nilai signifikansi probabilitas yang diproleh lebih Besar dari nilai signifikansi yang telah ditetapkan dalam penelitian 5 maka data tersebut telah terdistribusi normal. Santoso, 2001 : 97 Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti distribusi normal adalah :  Jika nilai signifikansi nilai probabilitasnya lebih kecil dari 5, maka distribusi adalah tidak normal.  Jika nilai signifikansi nilai probabilitasnya lebih Besar dari 5, maka distribusi adalah normal. Tabel 4.1. Normalitas Data Masing-masing Variabel One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test 36 .0000000 .72089312 .107 .107 -.063 .644 .802 N Mean Std. Deviation Normal Parameters a,b Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. 2-tailed Unstandardiz ed Residual Test distribution is Normal. a. Calculated from data. b. Sumber : Lampiran Hasil uji normalitas terhadap nilai residual persamaan regresi dengan menggunakan Kolmogorov – Smirnov, menunjukkan nilai signifikansi 0,802 0,05; sehingga dapat disimpulkan bahwa data pada persamaan regresi memiliki distribusi data yang normal. 4.2.2. Uji Asumsi Klasik 4.2.2.1. Autokorelasi Uji autokorelasi dilakukan untuk mengetahui korelasi antara anggota serangkaian data observasi. Untuk mendeteksi gejala autokorelasi digunakan Durbin–Watson dw statistic. Hasil analisis pengujian uji Autokorelasi adalah sebagai berikut : Tabel 4.2 : Hasil Pengujian Autokorelasi Model Summary b .580 a .336 .250 .76599 1.356 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson Predictors: Constant, Debt Equity to Ratio, Growth Potential, Cash Position, Size a. Dependent Variable: Dividend Payout Ratio b. Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut : Tabel 4.3. Batas-batas daerah Test Durbin Watson Daerah Keterangan Kurang dari 1.236 1.236 dan 1,724 1,724 dan 2,264 2,264 dan 2.276 DW  2.276 Autokorelasi positif Tanpa kesimpulaninconclusive Non autokorelasi Tanpa kesimpulaninconclusive Autokorelasi negative Sumber : data diolah Hasil uji autokorelasi menunjukkan nilai DW sebesar 1.356. Berdasarkan table DW dengan jumlah sample n = 36 dan variabel independen k = 4 dengan tingkat signifikansi 0,05 diperoleh nilai d L = 1,236 dan d U = 1,724. Nilai DW 1.356 terletak antara 4 - d U 2.276 dan 4 - d L 2.764 atau terletak di daerah keragu-raguan.

4.2.2.2. Multikolinearitas

Untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala multikolinier pada model regresi linier berganda yang dihasilkan dapat dilakukan dengan menghitung nilai Variance Inflation Factor VIF dari masing-masing variabel bebas dalam model regresi. Tabel 4.4 : Hasil Pengujian Multikolinieritas Coefficients a .960 1.042 .943 1.060 .739 1.354 .748 1.338 Cash Position Growth Potential Size Debt Equity to Ratio Model 1 Tolerance VIF Collinearity Statistics Dependent Variable: Dividend Payout Ratio a. Sumber : Lampiran Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa pada bagian colliniearity statistics, nilai VIF pada seluruh variabel bebas lebih kecil dari 10, yang artinya seluruh variabel bebas pada penelitian ini tidak ada gejala multikolinier.

4.2.2.3. Heteroskedastisitas

Penyimpangan asumsi model klasik yang lain adalah adanya heteroskedastisitas. Artinya, varians variabel dalam model tidak sama konstan. Hal ini bisa diindentifikasi dengan cara menghitung korelasi Rank Spearman antara residual dengan seluruh variabel bebas. Tabel 4.5 : Hasil Pengujian Heteroskedastisitas Correlations 1.000 .158 -.018 .115 -.049 . .356 .917 .505 .778 36 36 36 36 36 .158 1.000 .061 .227 .311 .356 . .724 .183 .065 36 36 36 36 36 -.018 .061 1.000 .067 -.212 .917 .724 . .697 .214 36 36 36 36 36 .115 .227 .067 1.000 .567 .505 .183 .697 . .000 36 36 36 36 36 -.049 .311 -.212 .567 1.000 .778 .065 .214 .000 . 36 36 36 36 36 Correlation Coefficient Sig. 2-tailed N Correlation Coefficient Sig. 2-tailed N Correlation Coefficient Sig. 2-tailed N Correlation Coefficient Sig. 2-tailed N Correlation Coefficient Sig. 2-tailed N Unstandardized Residual Cash Position Growth Potential Size Debt Equity to Ratio Spearmans rho Unstandardiz ed Residual Cash Position Growth Potential Size Debt Equity to Ratio Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed. . Berdasarkan lampiran dapat dilihat korelasi untuk variabel Cash Position X 1 dengan nilai probabilitassignifikansi sebesar 0.356, korelasi untuk variabel Growth Potential X 2 dengan nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,917. Sedangkan untuk variabel Size X 3 dengan nilai probabilitassignifikansi sebesar 0.505, korelasi untuk variabel Debt Equity to Ratio X 4 dengan nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,778. Dimana nilai probabilitassignifikansi kedua variable tersebut lebih besar dari 5 yang berarti tidak terdapat korelasi atau hubungan dengan masing-masing variabel bebas yang diteliti

4.2.3. Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda

Hasil analisis mengenai koefisien model regresi adalah seperti yang tercantum dalam Tabel 4.6 berikut ini. Tabel 4.6 Koefisien Regresi Coefficients a .937 1.302 .719 .477 -.003 .004 -.128 -.855 .399 -.107 -.152 -.125 .960 1.042 .002 .001 .335 2.222 .034 .419 .371 .325 .943 1.060 .000 .000 .408 2.395 .023 .451 .395 .351 .739 1.354 -.014 .206 -.012 -.070 .944 .144 -.013 -.010 .748 1.338 Constant Cash Position Growth Potential Size Debt Equity to Ratio Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Zero-order Partial Part Correlations Tolerance VIF Collinearity Statistics Dependent Variable: Dividend Payout Ratio a. Sumber : Lampiran Berdasarkan Tabel 4.5 tersebut, maka model regresi yang diperoleh adalah sebagai berikut : Y =   X    X    X    X  e Y = 0.937 – 0.003 X 1 + 0.002 X 2 + 0.000 X 3 - 0.014 X 4 + e  Dengan asumsi bahwa variabel X 1 , X 2 , X 3 , X 4 adalah nol atau konstan maka nilai Dividen Payout Ratio Y adalah sebesar 0.937 Koefisien regresi untuk variabel Cash Position X 1 diperoleh nilai – 0.003 mempunyai koefisien regresi negatif, hal ini menunjukkan terjadinya perubahan yang tidak searah dengan variabel terikat. Jadi semakin Besar nilai Cash Position X 1 akan menurunkan nilai Dividen Payout Ratio Y dengan asumsi bahwa variabel yang lainnya adalah konstan. Koefisien regresi untuk variabel Growth Potential X 2 diperoleh nilai 0.002 mempunyai koefisien regresi positif, hal ini menunjukkan terjadinya perubahan yang searah dengan variabel terikat. Jadi semakin Besar nilai Growth Potential X 2 akan menaikkan nilai Dividen Payout Ratio Y dengan asumsi bahwa variabel yang lainnya adalah konstan Koefisien regresi untuk variabel Size X 3 diperoleh nilai 0.000 mempunyai koefisien regresi positif, hal ini menunjukkan terjadinya perubahan yang searah dengan variabel terikat. Jadi semakin Besar nilai Size X 3 akan menaikkan nilai Dividen Payout Ratio Y dengan asumsi bahwa variabel yang lainnya adalah konstan. Koefisien regresi untuk variabel Debt Equity to Ratio X 4 diperoleh nilai - 0.014 mempunyai koefisien regresi negatif, hal ini menunjukkan terjadinya perubahan yang tidak searah dengan variabel terikat. Jadi semakin Besar nilai Debt Equity to Ratio X 4 akan menurunkan nilai Dividen Payout Ratio Y dengan asumsi bahwa variabel yang lainnya adalah konstan.

4.2.4. Hasil Pengujian Uji t