50
BAB III METODELOGI PENELITIAN
Dalam bab ini dijelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan metode penelitian yang meliputi variabel penelitian, populasi dan sampel penelitian,
sumber data, dan tehnik analisis data.
3.1 Definisi Operasional
dan Pengukuran Variabel
Definisi operasional dalam variabel ini adalah segala sesuatu yang dapat digunakan menjadi obyek penelitian berdasarkan atas sifat-sifat atau hal-hal yang
dapat didefinisikan dan dapat diamati atau diobservasi. Variabel-variabel yang dipakai dalam penelitian menggunakan satu ukuran presentase dan satuan ukuran
rupiah. Adapun definisi operasional variabel yang akan dipakai dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
3.1.1 Variabel Terikat dependen variabel
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah devidend payout ratio
DPR. DPR merupakan perbandingan antara deviden perlembar saham DPS dengan laba perlembar saham EPS atau merupakan persentase dari pendapatan
yang akan dibayarkan kepada pemegang saham. Adapun DPR dapat dirumuskan sebagai berikut dengan mengunakan skala rasio :
Dividend Payout Ratio= Deviden Per Share X 100 Earnings Per Share
3.1.2 Variabel Bebas independen variabel
Variabel bebas adalah variabel yang diduga secara bebas berpengaruh terhadap variabel terikat terdapat empat variabel bebas dalam penelitian ini dan
sebagai berikut: a.
CP adalah cash position atau posisi kas yang merupakan rasio kas akhir tahun dengan earning after tax. Bagi bank yang memiliki posisi kas yang semakin kuat
akan semakin besar kemampuannya untuk membayar dividen. Faktor ini merupakan faktor internal yang dapat dikendalikan oleh manajemen sehingga
pengaruhnya dapat dirasakan secara langsung bagi kebijakan dividen. Dividen merupakan cash outflow dengan demikian makin kuatnya posisi kas perusahaan
akan semakin besar kemampuannya untuk membayar dividen. Cash Position dihitung berdasarkan perbandingan saldo kas akhir tahun dengan Earning After
Tax EAT. Formulanya adalah dengan mengunakan skala rasio :
Sudarsi 2002:79
Cash Position= Kas Akhir Tahun
X
100 Earnings After Tax
b. GP adalah Growth Potential adalah potensi pertumbuhan perusahaan yang
diukur dengan rasio selisih total assets pada tahun t dengan total assets pada tahun t-1 terhadap total assets pada t-1. Semakin cepat tingkat
pertumbuhan perusahaan, semakin besar kebutuhan akan dana untuk membiayai perluasan. semakin besar kebutuhan dana dimasa mendatang,
semakin mungkiin perusahaan menahan pendapatan, bukan membayarkannya sebagai dividen. Karena itu potensi pertumbuhan bank
menjadi faktor penting dalam kebijakan dividen. Indikator untuk faktor ini adalah tingkat pertumbuhan campuran yang diatur tiap tahun dalam total
assets. Rumusnya adalah
dengan mengunakan skala rasio
: Sudarsi 2002:79 GP= TA
t
- TA
t-1
TA
t-1
c. Size adalah simbol ukuran perusahaan. Proxy ini dapat ditentukan melalui
Log natural dari Total Assets Ln TA tiap tahun.Faktor ini menjelaskan bahwa suatu perusahaan yang mapan dan besar memiliki akses yang lebih
mudah ke pasar modal, sedangkan perusahaan kecil tidak mudah. Kemudahan aksesibilitas ke pasar modal dapat diartikan adanya
fleksibilitas dan kemampuan bank untuk menciptakan hutang atau memunculkan dana yang lebih besar dengan catatan perusahaan tersebut
memiliki rasio pembayaran dividen yang lebih tinggi daripada perusahaan
kecil. Ukuran perusahaan diwakili oleh Log Natural LN dari total assets
tiap tahun. Skala pengukuran pada variabel ini menggunakan skala rasio. Sudarsi 2002:80
d. DER adalah simbol untuk variabel debt to equity ratio. Variabel ini diukur
melalui perbandingan antara total hutang dengan ekuitas perusahaan. Faktor ini mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Semakin besar rasio ini
menunjukkan semakin besar kewajibannya dan rasio yang semakin rendah akan menujukkan semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajibannya. Peningkatan hutang ini akan mempengaruhi tingkat pendapatan bersih yang tersedia bagi pemegang saham, artinya
semakin tinggi kewajiban perusahaan, akan semakin menurunkan kemampuan perusahaan dalam membayar dividen. Persoalannya pada
industri perbankan, umumnya memiliki DER yang tinggi, artinya kewajiban membayar kewajiban sangat tinggi, sedangkan modal yang
dimiiliki relatif kecil. Oleh karena itu secara teoritis kemampuan bank membayar dividen relatif kecil. Faktor ini dapat dirumuskan sebagai
berikut dengan mengunakan skala rasio : Sudarsi 2002
Debt to Equity Ratio=Total Debts
X
100 Ekuitas
3.2 Tehnik Penentuan Sampel