pada pria 1-3 maka pria tersebut mengalami disfungsi ereksi dan pemeriksaan testis menggunakan orchidometer.
8 Pemeriksaan laboratorium seperti pemeriksaan hormon testosteron di
bawah 300 ngdl, LH dan FSH, lipid, insulin, kardiovaskuler dan glukosa. 9
Preparat testosterone replacement therapy yang digunakan sesuai kebutuhan dan pemberian dengan dosis yang tepat serta sesuai dengan demografi
penderita dan catatan klinis sebelumnya jika ada. 10
Evaluasi, follow up dan monitoring selama pemberiannya Anonim, 2015.
2.2 Tikus Galur Wistar Rattus norvegicus
2.3.1 Karakteristik tikus
Tikus yang digunakan untuk penelitian di laboratorium terdiri dari beberapa galur yang memiliki kekhususan tertentu antara lain galur Sprague-dawley, yang
berwarna albino putih berkepala kecil dan ekornya lebih panjang daripada badannya, dan galur wistar yang ditandai dengan kepala besar dan ekor lebih
pendek. Tikus putih Rattus norvegicus merupakan salah satu hewan percobaan di laboratorium. Hewan ini dapat berkembangbiak secara cepat dan dalam jumlah
yang cukup besar Kusumawati, 2004. Tikus putih Rattus norvegicus berasal dari wilayah Cina dan menyebar ke Eropa bagian barat.
Tikus jarang berkelahi seperti mencit jantan dan dapat tinggal sendirian dalam kandang, asal dapat mendengar dan melihat tikus lain, jika dipegang
dengan cara yang benar tikus-tikus ini tenang dan mudah ditangani di laboratorium. Pemeliharaan dan makanan tikus lebih mahal daripada mencit,
tetapi karena hewan ini lebih besar daripada mencit untuk beberapa macam percobaan pada tikus lebih menguntungkan.
Tabel 2.2 Data Biologis Tikus
Karakteristik Ukuran
Berat badan Jantan : 300 - 400 gram
Betina : 250 – 300 gram
Berat lahir : 5 - 6 gram Lama hidup : 2,5
– 3 tahun Temperatur tubuh : 35,9
– 37,5
o
C Kebutuhan air : 8
– 11 ml100gBB Kebutuhan makan : 5 g100gBB
Frekuensi jantung : 330 – 480 per menit
Frekuensi respirasi : 66 – 114 per menit
Tidal volume : 0,6 – 1,25 ml
Pubertas : 50 – 60 hari
Dewasa : 160 – 180 hari
Saat dikawinkan Jantan : 65
– 110 hari Betina : 65
– 110 hari Lama siklus birahi : 4
– 5 hari Lama bunting : 21 -23 hari
Jumlah anak perkelahiran : 6 – 12 hari
Umur sapih : 21 hari Kusumawati, 2004.
2.3.2 Sistem reproduksi pada hewan mamalia
1 Definisi
Sistem reproduksi pada mamalia hampir sama dengan manusia yang merupakan sistem yang menjalankan proses reproduksi yakni proses biologis,
merupakan proses untuk memproduksi organisme baru yang bertujuan untuk mempertahankan diri, dan terdiri atas alat-alat reproduksi yang mendukung
kegiatan reproduksi dan seksual pada hewan disamping alat-alat tubuh lainnya. Organ genital pada suatu mahluk hidup merupakan kelengkapan alat reproduksi
yang berfungsi untuk berkembangbiak dan memperoleh keturunan.
Organ kelamin jantan dan organ kelamin betina berbeda sesuai dengan fungsinya masing-masing. Reproduksi pada tikus jantan diiringi oleh turunnya
testis ke skrotum dan diikuti dengan mulainya spermatogenesis. Sekresi GnRH menghasilkan level sekresi testosteron yang meningkat selama pubertas.
Luteinizing Hormone LH menstimulasi sel Leydig untuk meningkatkan produksi testosteron. Sistem reproduksi pada hewan terdiri atas organ reproduksi penis,
testis dan skrotum, epididimis, saluran reproduksi vas deferens dan uretra, dan kelenjar seks aksesori Syamsuharlin, 2011.
Pada mamalia jantan, organ reproduksi utama berupa sepasang testis yang terdapat di dalam skrotum. Saluran reproduksi pada mamalia jantan berfungsi
sebagai jalur transportasi sperma cairan seminal. Testis sebagai organ reproduksi utama memiliki fungsi ganda, yaitu selain untuk menghasilkan gamet
spermatozoa juga mampu menghasilkan hormon seks pria terutama testosteron Nuraini, 2014.
Gambar 2.1 Sistem Reproduksi Tikus Jantan Rugh, 1964 dalam Herliyani, 2009.
2 Kelenjar prostat
a. Anatomi kelenjar prostat
Kelenjar prostat adalah organ genetalia pria yang terletak di bawah buli-buli kandung kemih, di depan rektum dan membungkus uretra posterior. Kelenjar ini
lebih dikenal daripada kelenjar vesikula seminalis. Prostat Terdiri dari dua bagian yaitu badan prostat dan prostat cryptik. Bagian badan prostat terdapat di belakang
ampula dekat di atas uretra pars pelvis, sehingga disebut corpus prostat. Badan prostat berukuran lebar 2,5-4,0 cm dan tebal 1,0-1,5 cm. Bagian prostat yang
cryptik disebut pars disseminata, yang mengelilingi uretra pars pelvis. Di bagian dorsal ukurannya mencapai tebal 1,0-1,5 cm, panjang 10-12 cm dan tertutup oleh
otot uretra Herliyani, 2009. Kelenjar prostat berbentuk lonjong seperti biji kenari, beratnya kurang lebih
20 gram yang mengelilingi uretra, disusun oleh 30-50 kelenjar tubula alveolarglandular bersama otot polos dan keseluruhan kelenjar dibungkus oleh
kapsul yang terdiri atas jaringan ikat. Kelenjar prostat mempunyai rangkaian duktus pendek yang secara langsung disambungkan ke uretra pars prostatika, yang
menembus prostat. Otot polos tersebut digunakan untuk melengkapi tenaga yang dibutuhkan untuk ejakulasi.
Prostat memiliki kapsula fibrosa yang padat dan dilapisi oleh jaringan ikat prostat sebagai bagian fascia pelvis visceralis. Pada bagian superior dari prostat
berhubungan dengan kandung kemih, sedangkan bagian inferior bersandar pada diafragma urogenital. Permukaan ventral prostat terpisah dari simpisis pubis oleh
lemak retroperitoneal dalam spatium retropubicum dan permukaan dorsal
berbatas pada ampulla recti Sjamsuhidajat et al., 2010. Anatomi kelenjar prostat ditunjukan pada gambar di bawah ini:
Gambar 2.2 Anatomi Kelenjar Prostat Tikus Shen dan Robert, 1997 dalam Kinblom, 2003.
Kelenjar prostat terdiri atas jaringan kelenjar dinding uretra yang mulai menonjol pada masa pubertas, biasanya kelenjar prostat dapat tumbuh seumur
hidup. Secara anatomi, prostat berhubungan erat dengan kandung kemih, uretra, vas deferens dan vesikula seminalis. Prostat terletak di atas diafragma panggul
sehingga uretra terfiksasi pada diafrgama tersebut, dan dapat terobek bersama diafragma bila terjadi cedera serta prostat dapat diraba pada pemeriksaan colok
dubur Kinblom, 2003. Kelenjar prostat mengandung banyak jaringan fibrosa dan jaringan otot
polos, disamping mengandung jaringan kelenjar. Kelenjar ini ditembus oleh uretra dan kedua duktus ejakulatorius, dan dikelilingi oleh suatu pleksus vena
Sjamsuhidajat et al,. 2010. Arteri-arteri untuk prostat terutama berasal dari arteria vesciralis inferior dan arteria rectalis media. Vena-vena bergabung
membentuk plexus venosus prostaticus yang terletak antara kapsula fibroda dan sarung prostat, dan ditampung oleh vena iliaka interna Moore et al., 2002.
b. Histologi kelenjar prostat
Secara histologi, prostat terdiri dari kelenjar yang dilapisi dua lapis sel, bagian basal adalah epitel kuboid yang ditutupi oleh lapisan sel sekretori
kolumnar. Pada beberapa daerah dipisahkan oleh stroma fibromaskular Kumar et al., 2007. Kelenjar prostat terbagi dalam beberapa zona, antara lain: zona perifer,
zona sentral, zona transisional, zona fibromaskuler anterior dan zona periurethra. Zona perifer adalah zona yang paling besar, yang terdiri dari 70 jaringan
kelenjar sedangkan zona sentral terdiri dari 25 jaringan kelenjar dan zona transisional hanya terdiri dari 5 jaringan kelenjar. Sebagian besar kejadian BPH
terjadi pada zona transisional, sedangkan pertumbuhan karsinoma prostat berasal dari zona perifer Junqueira, 2007.
Kelenjar tubuloalveolar prostat dibentuk oleh epitel bertingkat silindris atau kuboid. Prostat dikelilingi suatu simpai fibroelastis bersama dengan otot polos.
Septa dari simpai ini menembus kelenjar dan membaginya dalam lobus-lobus yang tidak berbatas tegas. Struktur dan fungsi prostat bergantung pada kadar
testosteron seperti pada organ reproduksi lainnya Janqueira dan Carneiro, 2007.
Histologi kelenjar prostat ditunjukan pada gambar di bawah ini:
Gambar 2.3 Histologi Kelenjar Prostat Pada Tikus Conti et al., 2005.
c. Fisiologi kelenjar prostat
Kelenjar prostat mensekresikan cairan encer, seperti susu yang mengandung kalsium, ion sitrat, ion fosfat, enzim pembekuan, dan profibrinolisin. Sekresi
kedua bagian ini melalui beberapa muara kecil masuk ke dalam uretra. Sekresinya juga banyak mengandung ion anorganik Na, Cl, Ca, Mg Syamsuharlin, 2011.
Selama pengisian, otot-otot kelenjar prostat berkontraksi sejalan dengan kontraksi vas deferens sehingga cairannya bersifat encer, yang dikeluarkan untuk
menambah jumlah cairan seminal yang penting ketika ejakulasi. Sifat cairan prostat yang sedikat basa mungkin penting untuk keberhasilan fertilisasi ovum,
karena cairan vas deferens relatif asam akibat adanya asam sitrat dan hasil akhir metabolisme sperma, sebagai akibatnya akan menghambat fertilisasi sperma.
Sekret vagina bersifat asam pH 3,5 – 4 sehingga menyebabkan sperma
tidak dapat bergerak optimal sampai pH sekitarnya meningkat menjadi 6-6,5,
cairan prostat yang sedikit basa mungkin dapat menetralkan sifat asam cairan seminalis lainnya selama ejakulasi, dan juga meningkatkan motilitas dan fertilitas
sperma Guyton dan Hall, 2008.
2.3 Reseptor Androgen ARandrogen receptor Pada Tikus