Hubungan Sosial-Budaya Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perempuan Rentenir dari Perspektif Konseling Feminis T2 752014024 BAB II

31 nasabah bersembunyi, mengelak atau sengaja menundatidak membayar cicilan atau bunga kredit, terjadi kesalahpahaman mengenai perhitungan hari pembayaran kredit. Demikian pula halnya dengan nasabah mereka menyatakan tidak pernah terjadi pertikaian yang menjurus pada tindakan fisik atau kekerasan. 77

e. Hubungan Sosial-Budaya

Di Jawa profesi rentenir sangat popular, yaitu yang menawarkan pinjaman jangka pendek tanpa jaminan, tetapi memiliki tingkat bunga yang relatif tinggi sekitar 20-30 dan mereka juga berusaha untuk menjaga hubungan kredit dengan nasabah-nasabahnya melalui hubungan inter-personal maupun kultural 78 . Hubungan antar rentenir dan nasabah bersifat kompleks, kadang-kadang tidak hanya menunjukkan transaksi ekonomi semata, akan tetapi juga melibatkan aspek sosial-budaya. 79 Menurut Heru Nugroho, alasan mengapa kredit rentenir lebih atraktif, bukan semata-mata prosedur arogansi administratif lembaga finansial formal terhadap orang-orang lapis bawah, tetapi terletak pada persoalan budaya ekonomi masyarakat. Perilaku ekonomi rentenir berkaitan dengan budaya lokal. Dalam praktik mereka selalu membangun citra diri lewat penguatan kapital budaya. Seperti menolong nasabah yang susah, bersifat dermawan, menyumbang aktivitas keagamaan karena sumbangan yang diberikannya bisa membantu rentenir untuk menjaga dan memperkuat hubungannya dengan nasabahnya. 80 77 Yoserizal, Yessi, Ibid, 11-12. 78 Labat, Alyssa Block, Walter E. 2012, “Money Does Not Grow on Trees: An Argument for Usury”, Journal of Business Ethics, 106:383-387, Agust 2012, 1. 79 Sosrodiharjo, Soedjito, 1978, “Aspek Sosial Budaya Dalam Pembangunan Pedesaan”, Yogyakarta: Tiara Wacana, 1987, 67-70. 80 Nugroho, Heru 1996, “Praktek Rentenir dan Ekspansi Pasar”, Kompas No.013 Tahun Ke-32, 1996, 4. 32 Semakin tinggi kapital budaya yang dimiliki oleh rentenir, maka citranya semakin baik sehingga praktik-praktiknya tidak banyak terusik oleh citra buruk warisan tradisi. Biaya-biaya sosial dalam rangka peningkatan kapital budaya dihitung secara rasional sebagai biaya ekonomi dalam menopang praktiknya. 81 Rentenir harus mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan peminjam dengan jujur, jika tidak maka akan sulit bagi mereka untuk meminjam dengan efektif. Rentenir harus mampu menghitung berapa lama rentenir bisa memenuhi permintaan nasabah. Rentenir harus mampu memberikan pinjaman kepada nasabah karena sekali nasabah kecewa akan sulit untuk mendapat kesempatan kembali, dia akan beralih mencari rentenir lainnya. 82 Rentenir memperoleh manfaat atau laba dari nasabah. Nasabah kesulitan modal, maka rentenir memberikan pinjaman dengan menetapkan bunga yang lebih tinggi. 83 Faktanya, masyarakat kecil pedagang golongan bawah dengan modal yang relatif kecil sebagai sasaran utama rentenir sering tidak menghiraukan bunga tinggi yang ditawarkan. Mereka hanya memikirkan bagaimana meningkatkan pendapatan dengan adanya penambahan modal usaha. 84 Dari pendapat di atas, alasan nasabah meminjam kepada rentenir adalah hanya karena prosesnya mudah namun bunganya sangat tinggi, sehingga dampak rentenir terhadap kehidupan nasabah adalah mencekik dengan suku bunga 81 Nugroho, Heru, Ibid, 4. 82 Katzt, Robert D. 2012, “An Entrepreneur’s Lender”, The Secured Lender, December 2012, 1-2. 83 Kolasinski, Adam C., Freed, V.; and Mattghew C. Ringgenberg 2013, “A Multiple Lender Approach to Understanding Supply and Search in the Equity Lending Market”, The Journal of Finance Vol.LXVIII No.2, April 2013, 5. 84 Hamka, Aldrin Ali Danarti, Tyas, Ibid, 7. 33 yang tinggi, sedangkan bagi rentenir itu sendiri memberikan keuntungan yang dapat menambahi kekayaannya.

2.5. Definisi Konseling Feminis

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perempuan Rentenir dari Perspektif Konseling Feminis T2 752014024 BAB I

0 1 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perempuan Rentenir dari Perspektif Konseling Feminis T2 752014024 BAB IV

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perempuan Rentenir dari Perspektif Konseling Feminis

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Single Parent terhadap Anak dari Perspektif Konseling Feminis di GPM Jemaat Rehoboth Sektor Bethania T2 752014006 BAB I

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Single Parent terhadap Anak dari Perspektif Konseling Feminis di GPM Jemaat Rehoboth Sektor Bethania T2 752014006 BAB II

0 0 29

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengampunan Dalam Menyikapi Perselingkuhan Suami dari Perspektif Konseling Feminis T2 752014017 BAB I

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengampunan Dalam Menyikapi Perselingkuhan Suami dari Perspektif Konseling Feminis T2 752014017 BAB II

0 0 26

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengampunan Dalam Menyikapi Perselingkuhan Suami dari Perspektif Konseling Feminis T2 752014017 BAB IV

0 0 27

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengampunan Dalam Menyikapi Perselingkuhan Suami dari Perspektif Konseling Feminis T2 752014017 BAB V

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengampunan Dalam Menyikapi Perselingkuhan Suami dari Perspektif Konseling Feminis

0 0 14