5 bulan 1 tahun Frekuensi Dan Durasi Halusinasi Pendengaran Klien Sebelum Dilakukan Distraksi

1.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Status Perkawinan, Pendidikan, Pekerjaan, Terapi, Lama Rawat, dan Lama Sakit Pada Kelompok Intervensi Dan Kelompok Kontrol Tabel 5.2 Analisis Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Status Perkawinan, Pendidikan, Pekerjaan, Terapi, Lama Rawat, dan Lama Sakit Pada Kelompok Intervensi Dan Kelompok Kontrol Di RSJD Provsu Medan Tahun 2014 n=16 Karakteristik K. Intervensi n=8

K. Kontrol n=8 Jumlah n=16

N N N

1. Jenis Kelamin

a. Laki-laki b. Perempuan 3 5 37.5 62.5 7 1 87.5 12.5 10 6 62.5 37.5

2. Perkawinan

a. Kawin b.Tidak Kawin 3 5 37.5 62.5 2 6 25 75 5 11 31.2 68.8

3. Pendidikan

a. Rendah b. Tinggi 8 100 4 4 50 50 4 12 25 75

4. Pekerjaan

a. Bekerja b. Tidak bekerja 7 1 87.5 12.5 8 100 15 1 93.8 6.2

5. Terapi Medis

a. Tipikal b. Atipikal 8 100 8 100 16 100

6. Lama Rawat

a. ≤ 5 bulan

b. 5 bulan

4 4 50 50 5 3 62.5 37.5 9 7 56.2 43.8

7. Lama Sakit

a. ≤ 1 tahun

b. 1 tahun

7 1 87.5 12.5 5 3 62.5 37.5 12 4 75 25 Berdasarkan Tabel 5.2 karakteristik responden 10 orang 62.5 berjenis kelamin laki-laki, berdasarkan status perkawinan, belum kawin sebanyak 11 orang 68.8. Berdasarkan pendidikan, responden dengan pendidikan tinggi sebanyak 12 orang 75. Berdasarkan pekerjaan hanya 1 orang 6,2 yang tidak bekerja sedangkan 15 orang 93.8 lainnya bekerja. Berdasarkan Tabel 5.2 diketahui lama rawat, 9 orang 56.2 dirawat kurang dari atau sama dengan lima bulan. Berdasarkan lama sakit, sebesar 75 Universitas Sumatera Utara 12 orang lama sakit kurang dari atau sama dengan setahun. Berdasarkan terapi medik diperoleh bahwa semua pasien mendapatkan terapi obat-obatan antipsikotik tipikal seperti chloropromazine, trihexyphenidile, dan halloperidol.

1.2. Frekuensi dan Durasi Halusinasi Pendengaran Klien

Pada bagian ini akan diuraikan distribusi rata-rata frekuensi dan durasi halusinasi pendengaran klien sebelum distraksi, kesetaraan antar kelompok dan perbedaan frekuensi dan durasi halusinasi sebelum dan sesudah distraksi antara kedua kelompok, selisih perbedaan frekuensi dan durasi halusinasi sebelum dan sesudah pada kedua kelompok, dan perbedaan rata-rata frekuensi dan durasi halusinasi sesudah distraksi antara kedua kelompok. 1.2.1 Frekuensi Dan Durasi Halusinasi Pendengaran Sebelum dilakukan Distraksi Antara Kelompok Intervensi Dan Kelompok Kontrol Distribusi rata-rata nilai frekuensi dan durasi halusinasi klien sebelum intervensi dianalisis menggunakan mean, standar deviasi, nilai minimal-maksimal. Tabel 5.3 Analisis Nilai Rata-rata Frekuensi dan Durasi halusinasi Pendengaran Sebelum Distraksi Pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol Di RSJD Provsu Medan Tahun 2014 Variable Kelompok N Mean SD SE Min- maks Frekuensi dan durasi halusinasi 1. Intervensi 2. Kontrol 8 8 3.75 3.75 1.282 1.581 0.453 0.559 2-5 1-5 Berdasarkan Tabel 5.3 diketahui rata-rata frekuensi dan durasi halusinasi pendengaran sebelum dilakukan distraksi pada kelompok intervensi mean 3.75, dan nilai minimal 2 sedangkan nilai maksimal 5. Pada kelompok kontrol diperoleh Universitas Sumatera Utara mean 3.75, dan nilai minimal 1, nilai maksimal 5. Hal ini menunjukkan kelompok intervensi memiliki rata-rata frekuensi dan durasi yang sama dengan kelompok kontrol sebelum dilakukan distraksi. 1.2.2Perbedaan Frekuensi dan Durasi Halusinasi Sesudah Distraksi Pada Kelompok Intervensi Dan Kelompok Kontrol Di RSJD Provsu Medan Perbedaan frekuensi dan durasi Halusinasi sesudah distraksi antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol dianalisis menggunakan uji independent sample t test, hasil yang diperoleh dicantumkan pada Tabel 5.4. Tabel 5.4 Analisis Perbedaan Frekuensi Dan Durasi Halusinasi Sesudah Dilakukan Distraksi Antara Kelompok Intervensi Dan Kelompok Kontrol Di RSJD Provsu Medan Tahun 2014 n=16 Variabel Kelompok N Mean SD SE Min- maks p- value Frekuensi durasi halusinasi 1. Intervensi 2. Kontrol 8 8 2.38 3.25 1.598 1.753 0.565 0.620 0-4 0-5 0.314 Berdasarkan Tabel 5.4 diketahui frekuensi dan durasi halusinasi sesudah dilakukan distraksi pada kelompok intervensi rata-rata 2.38, sedangkan pada kelompok kontrol rata-rata 3.25. Dan hasil uji statistik diperoleh nilai signifikan 0.314 α 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan rata-rata frekuensi dan durasi halusinasi sesudah dilakukan distraksi antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol.

1.2.3 PerbedaanFrekuensi Dan Durasi Halusinasi Pendengaran Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Distraksi

Universitas Sumatera Utara Distribusi rata-rata nilai frekuensi dan durasi halusinasi klien sebelum dan sesudah intervensi dianalisis menggunakan mean, standar deviasi, nilai minimal- maksimal. Sedangkan kesetaraan antara kedua kelompok dengan menggunakan uji dependent sample t-test, dan hasilnya dicantumkan pada Tabel 5.5. Tabel 5.5 Analisis Frekuensi Dan Durasi Halusinasi Pendengaran Sebelum Dan Sesudah Diberikan Distraksi Pada Kelompok Intervensi Dan Kelompok Kontrol Di RSJD Provsu Medan Tahun 2014 n=16 Kelompok Variabel N Me an SD SE t P value 1. Intervensi Frekuensi dan durasi a. sebelum b. sesudah 8 8 3.75 2.38 1.282 1.598 0.453 0.565 4.245 0.004 2. Kontrol Frekuensi dan durasi a. Sebelum b. Sesudah 8 8 3.75 3.25 1.581 1.753 0.559 0.620 2.646 0.033 Berdasarkan Tabel 5.5 diketahui ada perbedaan frekuensi dan durasi halusinasi pendengaran sebelum dan sesudah distraksi pada kelompok intervensi dengan nilai signifikan 0.004 α 0.05, artinya ada pengaruh distraksi terhadap frekuensi dan durasi halusinasi pendengaran. Berdasarkan Tabel 5.5, juga diketahui ada perbedaan frekuensi dan durasi halusinasi sebelum dan sesudah distraksi pada kelompok kontrol dengan nilai signifikan 0.033 α 0.05. Namun rata-rata penurunan frekuensi dan durasi pada kelompok intervensi lebih besar yaitu terlihat dari rata-rata sebelum 3.75 dan sesudah distraksi menjadi 2.38, sedangkan pada kelompok kontrol rata-rata sebelum 3.75 dan sesudah distraksi menjadi 3.25. 1.2.4 Selisih Perbedaan Frekuensi Dan Durasi Halusinasi Sebelum Dan Sesudah Distraksi Antara Kelompok Intervensi Dan Kelompok Kontrol Universitas Sumatera Utara Selisih perbedaan frekuensi dan durasi halusinasi sebelum dan sesudah dilakukan distraksi antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol dianalisis menggunakan uji independent sample t-test dengan hasil seperti pada Tabel 5.6. Tabel 5.6 Analisis Selisih Perbedaan Frekuensi Dan Durasi Halusinasi Sebelum Dan Sesudah Distraksi antara Kelompok Intervensi Dan Kelompok Kontrol Di RSJD Provsu Medan Tahun 2014 Variable Kelompok N Mean SD SE t p value Frekuensi durasi halusinasi 1. Intervensi 2. Kontrol 8 8 1.38 0.50 0.916 0.535 0.324 0.189 2.333 0.035 Berdasarkan Tabel 5.6 didapatkan rata-rata selisih penurunan frekuensi dan durasi halusinasi sebelum dan sesudah distraksi pada kelompok intervensi adalah 1.38, dan pada kelompok kontrol sebesar 0.50. Dan dari hasil uji statistik diperoleh nilai signifikan 0.035 α 0.05, sehingga disimpulkan ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata selisih penurunan frekuensi dan durasi halusinasi pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol.

2. Pembahasan

Pada bagian ini peneliti akan membahas hasil penelitian terkait masalah penelitian yaitu bagaimana frekuensi dan durasi halusinasi pendengaran sebelum distraksi, bagaimana frekuensi dan durasi halusinasi sesudah dilakukan distraksi, dan bagaimana pengaruh distraksi terhadap frekuensi dan durasi halusinasi pendengaran klien.

2.1 Frekuensi Dan Durasi Halusinasi Pendengaran Klien Sebelum Dilakukan Distraksi

Universitas Sumatera Utara Hasil penelitian menunjukkan frekuensi dan durasi halusinasi sebelum distraksi pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol mean 3.75, hal ini berarti bahwa halusinasi pasien masih aktif dirasakan pasien. Hal ini kemungkinan karena responden berusia 25-38 tahun atau usia dewasa muda. Menurut Dadang Hawari gangguan jiwa skizofrenia biasanya mulai muncul dalam masa remaja atau dewasa muda sebelum usia 45 tahun. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui lama rawat pasien mayoritas lebih dari dua bulan, dengan demikian diasumsikan pasien telah memiliki kemampuan yang baik dalam mengontrol halusinasinya dengan terapi generalis halusinasi. Senada dengan hal ini, hasil penelitian Noviandi 2008 dalam Wahyuni,dkk 2011 yang mengatakan bahwa semakin lama klien dirawat maka semakin banyak klien tersebut mendapatkan terapi pengobatan dan perawatan, sehingga klien akan mampu mengontrol halusinasinya. Namun tidak sesuai dengan hasil penelitian Carolina 2008 yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan kemampuan kognitif dan psikomotor dalam mengontrol halusinasi antara pasien dengan lama rawat 2 minggu dengan lama rawat 2 minggu.

2.2 Frekuensi Dan Durasi Halusinasi Pendengaran Klien Sesudah Dilakukan Distraksi