Gejala-gejala negatif yang diperlihatkan pada penderita Skizofrenia adalah sebagai berikut Hawari, 2001:
a. Alam perasaan afect “tumpul” dan “mendatar”. Gambaran alam perasaan
ini dapat terlihat dari wajahnya yang menunjukkan ekspresi. b.
Menarik diri atau mengasingkan diri withdrawl tidak mau bergaul atau kontak dengan orang lain, suka melamun day dreaming.
c. Kontak emosional amat “miskin”, sukar diajak bicara, pendiam.
d. Pasif dan apatis, menarik diri dari pergaulan social.
e. Sulit dalam berpikir abstrak.
f. Pola pikir stereotip.
g. Tidak adakehilangan dorongan kehendak avolition dan tidak ada
inisiatif, tidak ada upaya, tidak ada spontanitas, monoton, serta tidak ingin apa-apa dan serta tidak ingin apa-apa dan serta malas kehilangan nafsu.
Gejala-gejala negatif skizofrenia sebagaimana diuraikan di atas seringkali tidak disadari atau kurang diperhatikan oleh pihak keluarga, karena dianggap tidak
“mengganggu” sebagaimana halnya pada penderita skizofrenia yang menunjukkan gejala-gejala positif. Oleh karenanya pihak keluarga seringkali terlambat
membawa penderita berobat Hawari, 2001.
2.1.3 Tipe skizofrenia
Tipe skizofrenia dari DSM-IV-TRDiagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder 4
th
edition, Text Revision 2000, diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala yang dominan sebagai berikut:
a. Tipe Paranoid
Universitas Sumatera Utara
Tipe ini ditandai dengan waham kejar rasa menjadi korban atau dimata- matai atau waham kebesaran, halusinasi, dan kadang kadang-kadang keagamaan
yang berlebihan fokus waham agama, atau perilaku agresif dan bermusuhan. Para penderita skizofrenia tipe paranoid secara mencolok tampak berbeda karena
delusi dan halusinasinya, sementara keterampilan kognitif dan afek mereka relative utuh. Mereka pada umumnya tidak mengalami disorganisasi dalam
pembicaraan atau afek datar. b.
Tipe Tidak Terorganisasi Tipe ini ditandai dengan afek datar atau afek tidak sesuai secara nyata,
inkoherensi, asosiasi longgar, dan disorganisasi perilaku yang ekstrem. Kontras dengan tipe paranoid, para penderita tipe ini memperlihatkan disrupsi yang
tampak nyata dalam pembicaraan dan perilakunya. Mereka juga memperlihatkan afek datar atau tidak pas, seperti tertawa dungu pada saat yang tidak tepat
American Psychiatric Association dalam Durand,2007. c.
Tipe Katatonik Tipe ini ditandai dengan gangguan psikomotor yang nyata, baik dalam
bentuk gerakan atau aktivitas motorik yang berlebihan, negativism yang ekstrem, mutisme, gerakan volunter yang aneh, ekolalia, atau ekopraksia. Imobilitas
motorik dapat terlihat berupa katalepsi fleksibilitas cerea atau stupor. Aktivitas motorik yang berlebihan terlihat tanpa tujuan dan tidak diperngaruhi oleh stimulus
eksternal. Selain respon motorik yang tidak lazim dalam bentuk diam pada posisi tetap waxy flexibility, terlibat kegiatan yang eksesif, dan bersikap membangkang
dengan bersikeras menolak usaha orang lain untuk mengerakkanmengubah
Universitas Sumatera Utara
posisinya, individu-individu dengan tipe ini kadang-kadang memperlihatkan tingkah ganjil dengan tubuh dan wajahnya, termasuk grimacing menyeringai
American Psychiatric Association dalam Durand,2007. Mereka sering mengulangi atau meniru kata-kata orang lain echolalia atau gerakan orang lain
echopraxia. Penting untuk diperhatikan bahwa gejala-gejala katatonik bukan bersifat
suatu petunjuk diagnostik untuk skizofrenia. Suatu gejala atau gejala-gejala katatonik dapat juga diprovokasikan oleh penyakit otak, gangguan metabolik, atau
alkohol dan obat-obatan, serta dapat juga terjadi pada gangguan suasana perasaan mood PPDGJ III dalam Butarbutar, 2012.
d. Tipe Tak Terbedakan
Orang-orang yang tidak pas benar dengan subtipe-subtipe di atas diklasifikasikan mengalami skizofrenia tipe tak terbedakan. Mereka meliputi
orang-orang yang memilikigejala-gejala utama skizofrenia tetapi tidak memenuhi kriteria tipe paranoid, terdisorganisasihebefrenik, atau katatonik. Tipe ini ditandai
dengan gejala-gejala skizofrenia campuran atau tipe lain disertai gangguan pikiran, afek, dan perilaku.
e. Tipe Residual
Kategori diagnostik untuk orang-orang yang pernah mengalami setidaknya satu episode skizofrenia, yang sudah tidak lagi memperihatkan gejala-gejala
utamanya tetapi masih memperlihatkan beberapa pikiran yang ganjil dan menarik diri secara sosial. Meskipun mereka mungkin tidak menderita delusi atau
halusinasi yang aneh, mereka mungkin memperlihatkan gejala-gejala residual atau
Universitas Sumatera Utara
“sisa”, seperti keyakinan-keyakinan negatif, atau mungkin masih memiliki ide-ide tidak wajar yang tidak sepenuhnya delusional. Gejala-gejala residual itu
dapatmeliputi menarik diri secara sosial, pikiran-pikiran ganjil, inaktivitas, dan afek datar.
2.1.4 Etiologi Skizofrenia