Hasil penelitian menunjukkan frekuensi dan durasi halusinasi sebelum distraksi pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol mean 3.75, hal ini
berarti bahwa halusinasi pasien masih aktif dirasakan pasien. Hal ini kemungkinan karena responden berusia 25-38 tahun atau usia dewasa muda.
Menurut Dadang Hawari gangguan jiwa skizofrenia biasanya mulai muncul dalam masa remaja atau dewasa muda sebelum usia 45 tahun.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui lama rawat pasien mayoritas lebih dari dua bulan, dengan demikian diasumsikan pasien telah memiliki
kemampuan yang baik dalam mengontrol halusinasinya dengan terapi generalis halusinasi. Senada dengan hal ini, hasil penelitian Noviandi 2008 dalam
Wahyuni,dkk 2011 yang mengatakan bahwa semakin lama klien dirawat maka semakin banyak klien tersebut mendapatkan terapi pengobatan dan perawatan,
sehingga klien akan mampu mengontrol halusinasinya. Namun tidak sesuai dengan hasil penelitian Carolina 2008 yang menyatakan bahwa tidak ada
perbedaan kemampuan kognitif dan psikomotor dalam mengontrol halusinasi antara pasien dengan lama rawat 2 minggu dengan lama rawat 2 minggu.
2.2 Frekuensi Dan Durasi Halusinasi Pendengaran Klien Sesudah Dilakukan Distraksi
Hasil penelitian frekuensi dan durasi halusinasi pendengaran sesudah dilakukan distraksi pada kelompok intervensi menunjukkan adanya penurunan
yaitu dari rata-rata 3.75 menjadi rata-rata 2.38. Pada kelompok kontrol, frekuensi dan durasi halusinasi juga mengalami penurunan yaitu dari rata-rata 3.75 menjadi
Universitas Sumatera Utara
rata-rata 3.25. Hal ini menunjukan penurunan rata-rata frekuensi dan durasi terjadi pada kelompok intervensi maupun kelompok kontrol. Sesuai dengan Carrolina
2008 yang menyatakan bahwa secara kognitif kemampuan klien halusinasi untuk mengenal dan mengontrol halusinasi dapat ditingkatkan dengan adanya
intervensi keperawatan. Dengan pemberian terapi generalis untuk mengontrol halusinasi, efektif untuk menurunkan halusinasi pasien.
Penurunan frekuensi dan durasi halusinasi lebih besar pada kelompok intervensi dibanding kelompok kontrol. Sebelum dilakukan distraksi rata-rata
frekuensi dan durasi halusinasi pada kelompok intervensi dan keolmpok kontrol sama. Namun sesudah dilakukan distraksi rata-rata frekuensi dan durasi halusinasi
pada kelompok intervensi jauh lebih rendah dibanding dengan kelompok kontrol. Hal ini kemungkinan disebabkan terjadinya pengalihan perhatian pasien dari suara
halusinasinya kepada suaranya sendiri ketika pasien melakukan distraksi membaca dengan suara keras. Sesuai dengan Smith 2003 dalam Wahyuni 2010,
keyakinan tentang kekuatan dan kekuasaan halusinasi akan melemah ketika pasien dilatih strategi koping untuk mengontrol halusinasi secara konsisten.
Klien mengatakan dengan membaca dengan suara keras frekuensi dan durasi halusinasi yang dialami berkurang. Dimana pada saat membaca dengan
suara keras maka fokus perhatian pasien akan teralih dari suara-suara halusinasi. Sesuai dengan Tarrier 1987, Margo 1981 dalam Walker, King, Chan 2010
mengatakan bahwa membaca dengan suara keras dari sebuah buku dapat mengurangi durasi, kebisingan, dan kejelasan dari suara halusinasi.
Universitas Sumatera Utara
Distraksi juga secara alternatif dapat melibatkan aktivitas seperti menulis, menbaca, memainkan musik dan semua pengalihan perhatian distraksi
berhubungan dengan perhatian Carr, 1988 dalam Walker, King, Chan 2010. Aktivitas yang dilakukan pasien akan bermanfaat untuk mengurangi resiko
halusinasi muncul lagi. Dengan beraktivitas secara terjadwal, pasien tidak akan mengalami banyak waktu luang sendiri yang seringkali mencetuskan halusinasi
Purba, Wahyuni, Daulay, Nasution 2012 Hasil penelitian juga menunjukkan tidak ada perbedaan frekuensi dan
durasi halusinasi yang bermakna antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol sesudah dilakukan distraksi nilai signifikan 0.314
α 0.05. Hal ini diasumsikan waktu pemberian distraksi dan penilaian kembali hanya dalam waktu
satu minggu sehingga belum terlihat jelas perbedaannya. Sehingga diperlukan waktu yang lebih lama untuk menjadikan distraksi menjadi suatu kebiasaan klien
dalam mengontrol halusinasinya. Selain itu responden pada kelompok kontrol juga mendapat penatalaksanaan generalis halusinasi.
Hal ini sesuai dengan penelitian Wahyuni 2010, bahwa waktu yang singkat dimana halusinasi pasien diobservasi setelah 2 minggu atau selesai
intervensi, sehingga belum terjadi proses optimal dalam menurunkan skor halusinassi. Dan proses latihan membutuhkan waktu agar perilaku baru yang
diajarkan dapat menjadi budaya bagi pasien yang akhirnya berpengaruh terhadap penurunan halusinasinya. Namun demikian hasil penelitian tersebut menunjukkan
bahwa penurunan halusinasi pada kelompok yang mendapat cognitive behavior therapy lebih besar daripada penurunan halusinasi pada kelompok yang tidak
Universitas Sumatera Utara
mendapat cognitive behavior therapy. Begitu juga hasil penelitian ini, diperoleh selisih penurunan frekuensi dan durasi lebih besar secara bermakna pada
kelompok intervensi dibanding kelompok kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa distraksi sangat bermanfaat untuk menurunkan halusinasi pasien.
2.3 Pengaruh Distraksi Terhadap Frekuensi dan Durasi Halusinasi Pendengaran