Perbandingan Perhitungan Biaya Produksi dan Selisih Biaya

78 Tabel II. 10 Perhitungan Harga Pokok Produksi Menurut Penulis Pesanan Valve D 25mm Bare ROP , 25 Unit PT. MBG PUTRA MANDIRI Biaya Produksi Total Biaya Unit Biaya Bahan Baku 14.138.300 565.532 Biaya Tenaga Kerja Langsung 1.536.625 61.465 Biaya Overhead Pabrik Dibebankan 23.469.578 938.783 14.138.300 x 166 Total Biaya Produksi 39.144.503 1.565.780 Unit Pesanan 25 HPPd per-unit 1.565.780 Sumber: Data Perusahaan diolah Tabel II.10 diatas menunjukkan jumlah harga pokok produksi yang diperlukan untuk memproduksi pesanan Valve D 25mm Bare ROP sejumlah 25 unit adalah Rp. 39.144.503,00 yang artinya setiap unit pesanan memerlukan jumlah harga pokok produksi sebesar Rp 1.565.780,00.

5. Perbandingan Perhitungan Biaya Produksi dan Selisih Biaya

Overhead Pabrik Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan dan dipaparkan, berikut ini dapat dilihat perbandingan perhitungan biaya produksi yang dilakukan oleh perusahaaan dengan perhitungan biaya produksi yang dilakukan oleh penulis: 79 Tabel II.11 Perbandingan Penentuan Harga Pokok Produksi Pesanan Valve D 25mm Bare ROP , 25 Unit PT. MBG PUTRA MANDIRI Menurut Perusahaan Menurut Penulis Selisih Jenis Biaya Jumlah Jenis Biaya Jumlah Biaya Bahan Baku 14.138.300 Biaya Bahan Baku 14.138.300 Biaya Tenaga Kerja 327.275 Biaya Tenaga Kerja 1.536.625 1.209.350 Penyusutan Mesin Manufaktur 190.975 Biaya Subcount 8.892.500 Biaya Overhead Produksi 753.350 Biaya Overhead Pabrik 23,469,578 22.716.228 Sesungguhnya Dibebankan = 166x14.138.300 Biaya Overhead Sesungguhnya Proyek 2,507.000 2.507.000 Total Biaya Produksi 26.809.400 Total Biaya Produksi 39.144.503 12.335.103 Unit Pesanan 25 Unit Pesanan 25 HPPd per-unit 1.072.376 HPPd per-unit 1.565.780 493.404 Harga Jual Per- Unit 1.300.000 Harga Jual 1.300.000 Laba yang dihasilkan 227.624 Laba yang dihasilkan -265.780 Tingkat Keuntungan 21,23 Tingkat Keuntungan 16,97 Sumber: Data Perusahaan diolah Pembebanan tarif biaya overhead pabrik yang ditentukan dimuka menimbulkan selisih antara biaya overhead pabrik yang sesungguhnya oleh perusahaan dengan biaya overhead pabrik yang dibebankan oleh penulis, tabel diatas menunjukkan selisih tersebut. Menurut penulis berdasarkan tabel II.11 diatas, selisih biaya overhead pabrik disebabkan karena ketidakefisienan pabrik atau kegiatan perusahaan di atas atau di bawah kapasitas normal, maka selisih tersebut harus diperlakukan sebagai pengurang atau penambah rekening harga pokok penjualan. Kapasitas normal merupakan kemampuan perusahaan untuk memproduksi dan menjual produknya 80 dalam jangka panjang Mulyadi, 2009:198. PT. MBG PUTRA MANDIRI kemungkinan memproduksi produk jadi di bawah kapasitas normal sehingga biaya overhead pabrik sesungguhnya lebih kecil dibandingkan biaya overhead pabrik dibebankan. Selisih biaya overhead pabrik tersebut harus diperlakukan sebagai pengurang rekening harga pokok penjualan setiap akhir tahun. Penyajian selisih biaya overhead pabrik dalam laporan laba rugi pada akhir tahun 2009 adalah sebagai berikut: Hasil penjualan Rp. 2.076.273.647,00 Harga pokok penjualan Rp. 1.399.303.050,00 Selisih biaya overhead pabrik Rp. 22.716.228,00 – Rp 1.376.586.822,00 - Laba bruto Rp. 699.686.825,00 Karena selisih antara biaya overhead pabrik yang sesungguhnya oleh perusahaan dengan biaya overhead pabrik yang dibebankan oleh penulis berdasarkan tabel II.11 diatas, menyebabkan juga terdapat selisih kurang dari penghitungan harga pokok produksi untuk pesanan Valve D 25mm Bare ROP sebanyak 25 unit sebesar Rp. 12.335.103,00 atau selisih dari harga pokok produksi per- unit sebesar Rp. 493.404,00.

6. Kartu Harga Pokok Pesanan