Pengaruh Perbandingan Bahan Baku Terhadap Yield Etil Asetat Pengaruh Suhu Hidrolisis Terhadap Yield Etil Asetat Terbentuk

35 titik didih zat pengotor, zat pengotor akan tetap ada dalam distilat atau ikut menguap selama proses berlangsung [40]. Rendahnya kadar etil asetat pada rasio perbandingan air dan bahan baku yang tinggi dapat disimpulkan karena banyaknya air yang ikut menguap pada proses distilasi etanol.

4.2.2 Pengaruh Perbandingan Bahan Baku Terhadap Yield Etil Asetat

Terbentuk Hubungan perbandingan bahan baku dan air terhadap yield etil asetat yang terbentuk ditampilkan pada gambar 4.2 di bawah ini. Gambar 4.2 Hubungan Perbandingan Bahan Baku Terhadap Yield Etil Asetat yang Terbentuk Pada gambar 4.2 yield etil asetat yang dihasilkan semakin bertambah seiring dengan bertambahnya rasio perbandingan bahan baku dan air. Yield etil asetat tertinggi didapat pada perbandingan bahan baku 1:10 dan suhu 60 o C yaitu sebesar 82,7. Sedangkan yield etil asetat terendah didapat pada perbandingan bahan baku 1:4 dan suhu 70 o C yaitu sebesar 28. Gusmarwani menjelaskan bahwa semakin banyak jumlah air, kontak antara air dengan padatan akan semakin baik sehingga reaksi hidrolisis semakin optimal [8]. Minah menjelaskan bahwa penggunaan air berlebih dapat mengingkatkan kinerja pemecahan molekul pati menjadi glukosa [41]. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 1 2 3 4 Yiel d Etil A setat Perbandingan Bahan Baku dan Air 50°C 60°C 70°C 1:4 1:7 1:10 Universitas Sumatera Utara 36 Reaksi hidrolisis polisakarida merupakan proses pemecahan molekul amilum menjadi bagian-bagian penyusunnya yang lebih sederhana seperti dekstrin, isomaltosa, maltosa dan glukosa. Reaksi ini merupakan reaksi orde satu jika digunakan air yang berlebih [41]. Berikut adalah skema reaksi hidrolisis pati dengan air: Gambar 4.3 Reaksi Hidrolisis Pati Dengan Air [41] Banyaknya air mengoptimalkan kontak air dengan padatan yang berpengaruh terhadap banyaknya glukosa yang dihasilkan [8][41]. Sehingga, yield etil asetat akan semakin meningkat seiring dengan bertambahnya rsaio perbandingan bahan baku dan air.

4.2.3 Pengaruh Suhu Hidrolisis Terhadap Yield Etil Asetat Terbentuk

Hubungan suhu hidrolisis terhadap yield etil asetat yang terbentuk ditampilkan pada gambar 4.5 di bawah ini. Gambar 4.4 Hubungan Suhu Hidrolisis Terhadap Yield Etil Asetat yang Terbentuk 10 20 30 40 50 60 70 80 90 40 50 60 70 80 Yiel d Etil A setat Suhu Hidrolisis °C 1:4 1:7 1:10 Universitas Sumatera Utara 37 Pada gambar 4.4 dapat dilihat bahwa yield etil asetat yang di dapat cenderung meningkat dengan bertambahnya suhu hidrolisis, namun pada suhu 70 o C terjadi penurunan yield. Berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh Apriliani dan Agustinus semakin tinggi suhu hidrolisis, kecepatan hidrolisis akan semakin meningkat, sehingga akan terbentuk produk yang lebih banyak untuk waktu hidrolisis yang sama [3]. Kenaikan kadar glukosa akibat bertambahnya suhu hidrolisis tersebut sesuai dengan persamaan Arrhenius, yaitu [42]: k = A.e –EaRT Dimana: k = konstanta laju reaksi s -1 Ea = energi aktivasi Jmol T = suhu o C Brandberg dkk. menyimpulkan bahwa peningkatan suhu berperan dalam pemutusan ikatan lignin dan hemiselulosa. Selain itu peningkatan suhu juga dapat menigkatkan laju suatu reaksi hidrolisis. Adanya peningkatan laju reaksi yang dipengaruhi oleh suhu operasi hidrolisis inilah yang menghasilkan gula pereduksi lebih banyak [43]. Dari hasil percobaan diperoleh yield paling tinggi pada setiap perbandingan bahan baku adalah pada suhu 60 o C dan mengalami penurunan pada suhu 70 o C. Hal ini dikarenakan reaksi hidrolisis merupakan reaksi endotermis sehingga memerlukan panas untuk dapat bereaksi. Tetapi jika suhu terlalu tinggi, maka katalis akan menguap yang mengakibatkan melambatnya reaksi hidrolisis sehingga berakibat pada jumlah glukosa yang diperoleh [4]. Wahyudi, dkk. melakukan penelitian mengenai pengaruh suhu hidrolisis kulit pisang terhadap glukosa yang terbentuk, hasil tertinggi diperoleh pada suhu reaksi 60 o C dengan konsentrasi sebesar 0,292 molL [4]. Setyawati dan Rahman dari hasil penelitiannya menyatakan tingginya jumlah glukosa yang dihasilkan menyebabkan kenaikan kadar etanol [44]. Pada gambar 4.5 yield etil asetat tertinggi didapat pada suhu hidrolisis 60 o C dan perbandingan bahan baku dan air 1:10 yaitu sebesar 82,7 dan yield terendah pada suhu 70 o C dan perbandingan bahan baku dan air 1:4 yaitu sebesar 28. Universitas Sumatera Utara 38 Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Wahyudi dkk., dimana suhu optimum untuk proses hidrolisis kulit pisang adalah 60 o C. Suhu hidrolisis yang sesuai menghasilkan glukosa yang lebih banyak. Dengan kadar glukosa yang lebih banyak maka etanol sebagai bahan esterifikasi pun lebih banyak dihasilkan, sehingga volume etil asetat yang dihasilkan juga lebih banyak dan yield yang lebih bagus.

4.3 ETIL ASETAT TERBANYAK