8 Berikut adalah gambar pisang kepok yang digunakan dalam percobaan:
Gambar 2.1 Pisang Kepok [23]
Komposisi kulit pisang kepok dapat dilihat pada tabel 2.1 Tabel 2.1 Komposisi kulit pisang kepok [24]
No Hasil test kimia
laboratorium Kadar
1 Air
73,60 2
Protein 2,15
3 Lemak
1,34 4
Gula reduksi 7,62
5 Pati
11,46 6
Serat kasar 1,52
7 Abu
1,03 8
Vitamin Vitamin C mg100 gr
36 9
Mineral Ca, mg100 gr
Fe, mg100 gr P, mg100 gr
31 26
63
2.2 ETIL ASETAT CH
3
COOC
2
H
5
Etil asetat adalah senyawa ester dari asam organik. Di dalam skala laboratorium maupun industri, biasanya dibuat dengan cara memanaskan etanol
dengan asam asetat dengan penambahan asam sulfat sebagai katalis [20].
2.2.1 Karakteristik Etil Asetat
Informasi keracunan pada BPOM Balai Pengawasan Obat dan makanan menjelaskan sifat fisika kimia etil asetat adalah sebagai berikut [25]:
Universitas Sumatera Utara
9 a. Sifat fisika
Berupa cairan bening Tidak berwarna
Bau bervariasi, Berat molekul 88,11 grmol
Titik didih 171°F 77°C Titik beku -119°F -84°C ,
Tekanan uap pada 20°C = 73 mmHg Kerapatan uap udara=1 3,04
Kerapatan relatif air=1 0,9003 Nilai ambang batas bau 50 bpj
b. Sifat Kimia Mudah menguap
Kelarutan dalam air 8,7 pH netral
Larut dalam alkohol, benzen, eter, aseton, kloroform.
2.2.2 Kegunaan Etil Asetat
Etil asetat di dalam industri biasa digunakan sebagai pelarut tinta, perekat, resin [26]. Selain itu juga digunakan sebagai citarasa buah buatan. Dalam sintesis
organik etil asetat dapat digunakan untuk membuat etil asetoasetat [20]. Etil asetat juga dapat digunakan dalam proses coating plastik [25].
2.2.3 Pembuatan Etil Asetat
Etil asetat biasanya secara konvensional melalui proses esterifikasi. Disamping itu perbaikan proses esterifikasi juga dapat dilakukan. Etil asetat juga
dapat dibuat melalui konversi larutan etanol encer dengan bantuan Candida utilis. Konversi laktosa pada whey dengan bantuan Kluyveromyces marxianus juga dapat
menghasilkan etil asetat. Dehidrogenasi etanol juga dapat menghasilkan etil asetat.
Universitas Sumatera Utara
10
Esterifikasi
Etil asetat yang merupakan senyawa ester dapat dibuat melalui reaksi asam karboksilat dengan alkohol yang dikenal dengan nama esterifikasi, dan biasanya
menggunakan katalis asam. Katalis asam yang biasa digunakan yaitu asam sulfat dan asam klorida [27].
Reaksi antara etil alkohol dan asam asetat menghasilkan etil asetat, juga air. Etil asetat juga dapat dibuat dengan reaksi anhidrida asetat dengan etil alkohol,
selama reaksi selain etil asetat juga dihasilkan asam asetat, yang selanjutnya akan diesterifikasi dengan etil alkohol. Esterifikasi adalah reaksi kesetimbangan dan
dipercepat oleh kehadiran katalis asam [28]. Proses esterifikasi dapat dilakukan dengan cara memasukkan 50 ml etanol
dan 50 ml asam asetat glasial ke dalam labu leher tiga, kemudian ditambahkan 16 ml asam sulfat. Campuran dipanaskan selama 15 menit dengan pemasangan
refluks dan air pendingin pada labu. Kemudian peralatan diganti dengan peralatan distilasi. Semua fraksi yang didapat dari distilasi hingga 80
o
C dikumpulkan. Distilat direaksikan dengan sodium karbonat 2M di dalam corong pemisah untuk
menghilangkan asam. Lapisan yang berminyak pada corong pemisah kemudian di reaksikan dengan kalsium klorida untuk menghilangkan etanol. Produk akhirnya
dipisahkan dari kalsium klorida anhidrat dengan distilasi. Fraksi yang terkumpul antara suhu 74-79
o
C dikumpulkan [20]. Reaksi estertfikasi dapat dilihat pada gambar berikut:
CH
3
COOH + CH
3
OH CH
3
COOC
2
H
5
+ H
2
O Asam Asetat Etanol
Etil Ester Air Gambar 2.2 Reaksi Esterifikasi [20]
Konversi Larutan Ethanol Encer oleh Candida utilis
Proses ini menggunakan bantuan Candida utilis untuk mengkonversi larutan etanol encer menjadi etanol pekat dan etil asetat. Kinetika akumulasi
etanol dan etil asetat dalam perkembangan glukosa Candida utilis menunjukkan bahwa pembentukan ester dihasilkan dari pemanfaatan etanol dibawah kondisi
aerasi yang tepat dan dihambat oleh penambahan Fe
3+
. Candida utilis
H
2
SO
4
Universitas Sumatera Utara
11 mengkonversi etanol menjadi etil asetat paling optimal pada pH 5-7. Proses
berlangsung selama lima hari [14].
Konversi Laktosa Pada Whey oleh Kluyveromyces marxianus
Kluyveromyces marxianus mampu mengkonversi laktosa menjadi etil asetat sebagai salah satu langkah untuk menggunakan membali whey. Pembentukan
mikroba etil asetat dalam jumlah besar memerlukan proses aerobik dan kemudian etil asetat yang mudah menguap dilepaskan dari bioreaktor yang teraerasi. Pada
proses ini berdasarkan percobaan yang sudah ada, laju stripping dibuat sebanding dengan laju alur gas. Percobaan menunjukkan pembentukan etil asetat
hanya terjadi saat pertumbuhan yeast terhambat karena kekurangan makanan. Produksi etil asetat tertinggi yaitu 0,25 gr etil asetat per gr laktosa, hasil ini
mendekati 50 teori maksimum [16].
Perbaikan Proses Esterifikasi
Etil asetat dapat dibuat dengan cara mereaksikan asam asetat dan etanol dengan katalis asam kuat selanjutnya uap yang dihasilkan dilewatkan melalui
zona distilasi, kemudian didinginkan dan dikondensasikan dan kemudian didistilasi untuk kedua kalinya untuk menghasilkan asam asetat dengan sedikit
pengotor. Proses ini menggunakan distilasi azeotrop yang menghasilkan 50 ppm
pengotor [15].
Dehidrogenasi Etanol
Proses ini menggunakan kolom distilasi reaktif. Etanol di dalam kolom distilasi yang bersuhu 180-500
o
C dan tekanan 10 atm akan melepaskan hidrogen sebagai produk atas dan etil asetat sebagai produk bawah. Etil asetat dari produk
bawah kemudian ditambahkan butan-2-1 butyraldehyde untuk menghilangkan pengotor etil asetat [17]. Diagram alir proses dehidrogenasi etanol dapat dilihat
pada gambar dibawah ini:
Universitas Sumatera Utara
12 Gambar 2.3 Diagram Alir Proses Dehidrogenasi Hidrogen [17]
2.3 ETANOL