22
Fermentasi Hidrolisat
Prosedur proses fermentasi diadopsi dari Jhonprimen, dkk. [19], sebagai
berikut: 1.
Hidrolisat dimasukkan ke dalam erlenmeyer. 2.
Disterilisasi dengan oven pada suhu 105
o
C selama 30 menit. 3.
Didinginkan hingga suhu ruangan. 4.
Ditambahkan ragi instan Fermipan sebanyak 7,14 gram. 5.
Dihomogenkan dengan shaker selama 15 menit dengan kecepatan 150 rpm.
6. Difermentasi selama 24
jam. 7.
Hasil fermentasi didistilasi dengan rotary evaporator vacuum pada tekanan 0,72 bar dan suhu 70
o
C. 8.
Didapat distilat berupa etanol.
Esterifikasi
Prosedur esterifikasi diadopsi dari Bahl dan Bahl [20], sebagai berikut: 1.
Dimasukkan etanol yang didapat ke dalam labu leher tiga. 2.
Ditambahkan asam asetat CH
3
COOH glasial dan asam klorida HCl 37. dengan perbandingan mol etanol : mol asam asetat = 1:1,02 dan
katalis 32. 3.
Dipanaskan hingga suhu 60
o
C dan dipertahankan selama 15 menit. 4.
Didinginkan hingga suhu ruangan. 5.
Hasil esterifikasi di ambil untuk dianalisis.
3.4.2 Prosedur Analisis Analisis Kadar Karbohidrat Tepung Kulit Pisang
Analisis kadar karbohidrat tepung kulit pisang dilakukan dengan metode Luff-Schrool. Analisis ini dilakukan di Balai Riset dan Standardisasi Industri
BARISTAND yang bertempat di Jalan Sisingamangaraja, Medan. Prosedur analisa sebagai berikut:
1. Dilarutkan 3 gr tepung kulit pisang dengan aquadest 50 ml.
Universitas Sumatera Utara
23 2.
Diambil 10 ml larutan dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer kemudian ditambahkan 10 ml larutan Luff-Schrool
3. Dimasukkan beberapa butir batu didih ke dalam campuran, dididihkan
selama 2 menit. 4.
Selanjutnya campuran didinginkan kemudian ditambah 15 ml KI 30 dan 25 ml H
2
SO
4
4N. 5.
Campuran dititrasi dengan natrium thiosulfat 0,1 N hingga berwarna coklat muda.
6. Kemudian ditambahkan indikator amilum hingga berubah warna
7. Dititrasi kembali sampai larutan menjadi jernih.
8. Dibuat pula perlakuan blanko.
9. Dihitung kadar karbohidrat
Kadar karbohidrat mgr karbohidrat faktor pengenceran
berat sampel 1 mgr 1
Analisis Kadar Etil Asetat
Analisis kadar etil asetat dilakukan dengan menggunakan kromatografi gas. Analisis kromatografi gas dilakukan dengan menggunakan GC QP 2010
Shimadzu dengan automatic sampling system yang mampu menganalisis 50 scans perdetik. Kolom yang digunakan adalah DB-23. Analisis GC dilakukan dengan
menggunakan pelarut aquadest dengan gas pembawa helium dengan kondisi pengaturan temperatur pada alat GC Colom, Injection dapat dilihat pada tabel
berikut: Tabel 3.2 Program Pengatur GC
Parameter Nilai
Satuan
Temp Oven Kolom 60
C Temp Injeksi
200 C
Tekanan 100
kPa Kecepatan Aliran
62,3 mlmin
Kecepatan Kolom 1,2
mlmin
Analisis Etil Asetat Optimum
1. Analisis Kadar Glukosa Hasil Hidrolisis
Analisis kadar glukosa hidrolisat dilakukan dengan menggunakan alat High
Performance Liquid Chromatography HPLC merek Perkin Elmer. Analisis ini
Universitas Sumatera Utara
24 dilakukan di Pusat Penelitian Kelapa Sawit PPKS yang terletak di Jalan Bridjen
Katamso, Medan. Kolom yang digunakan adalah Hi Plex- H dengan detektor refraktif index dan fase gerak asam sulfat 0,005M. Kondisi operasi dapat dilihat
pada tabel di bawah ini Tabel 3.3 Program Pengatur HPLC
Parameter Nilai
Satuan
Temp Kolom 60
C Temp Detektor
40 C
Volume Injek 20
µL Kecepatan Aliran
0,6 mlmin
2. Analisis Kadar Etanol Hasil Fermentasi Analisis kadar glukosa hidrolisat dilakukan dengan menggunakan alat Gas
Chromatography GC. Analisis ini dilakukan di Pusat Penelitian Kelapa Sawit
PPKS yang terletak di Jalan Bridjen Katamso, Medan
3. Analisis Densitas Prosedur analisis densitas diadopsi dari SNI 06-2583-1992 Etil Asetat [25],
sebagai berikut: 1.
Ditimbang piknometer kosong yang kering dan dicatat massanya. 2.
Diisi piknometer 5 ml dengan air hingga penuh. 3.
Ditimbang piknometer yang berisi air dan dicatat massanya. Selisih antara massa piknometer kosong dan piknometer yang berisi air merupakan
massa air yang diisi ke dalam piknometer. 4.
Dihitung volume air dengan rumus:
5. Diisi piknometer dengan sampel sebanyak volume air.
6. Ditimbang piknometer yang berisi sampel dan dicatat massanya. Selisih
antara piknometer kosong dan piknometer yang berisi sampel merupakan massa sampel.
7. Dihitung densitas ester dengan persamaan:
ρ
air
Universitas Sumatera Utara
25 4. Analisis Viskositas
Prosedur analisis viskositas diadopsi dari SNI 06-2583-1992 Etil Asetat [25], sebagai berikut:
1. Dilakukan kalibrasi viskosimeter untuk menghitung harga k. Diisi
viskosimeter dengan air sebanyak 5 ml. 2.
Dihisap air dengan karet penghisap sampai batas garis atas. 3.
Ketika air berada pada batas atas, pengukuran waktu dimulai. Waktu alir diukur saat air turun dari batas atas hingga air mencapai batas bawah lalu
dicatat waktu alirnya. 4.
Dilakukan pengukuran waktu alir sebanyak 3 kali. 5.
Dihitung harga k dengan menggunakan rumus: sg
air
= 1 6.
Air dalam viskosimeter dibuang dan diganti dengan sampel sebanyak 5 ml. 7.
Dilakukan pengukuran waktu alir sampel. Pengukuran waktu alir pada sampel dilakukan seperti halnya pada air dan dilakukan sebanyak 3 kali.
8. Dihitung viskositas sampel dari waktu alir yang diperoleh, dengan rumus:
Viskositas sampel = k x s.g x t Dimana: s.g = densitas sampel densitas air
t = waktu
Universitas Sumatera Utara
26
3.5 FLOWCHART 3.5.1 Flowchart Penelitian