Fungsi Modal Kecukupan Modal

untuk tujuan investasi maupun pemenuhan likuiditasnya. Memiliki modal yang besar merupakan suatu keadaan yang harus di penuhi oleh suatu bank untuk bisa bersaing dan melakukan ekspansi bisnis. Modal menjadi acuan bagi para nasabah untuk menempatkan dananya di bank tersebut karena modal yang besar menjadi tolok ukur dan gambaran keadaan keuangan suatu bank. Begitu juga dnegan para investor yang berniat menempatkan sebahagian dannya di banks tersebut. Arti penting kondisi modal suatu perbankan menjadi perhatian tertentu bagi pihak manajemen bank.

b. Fungsi Modal

Modal merupakan item yang sangat vital bagi suatu perusahaan perbankan. Modal diperlukan guna menjaga kelancaran likuiditas dan juga menjaga kepercayaan nasabah akan investasi maupun dana deposan dan nasabah yang telah dipercayakan di bank tersebut. Keterkaitan kelangsungan hidup suatu perbankan berkaitan erat dengan posisi permodalannya. Besar dan kecilnya modal yang dimiliki suatu bank dapat menyebabkan tinggi rendahnya kepercayaan dan loyalitas para nasabah dan juga penentuan kebijakan oleh menejemen di masa yang akan datang.Oleh sebab itu, fungsi modal berperan penting dalam proses tumbuh dan berkembangannya suatu perbankan. Berikut ini merupakan fungsi modal yang dipaparkan oleh Siamat 2005:287 modal bank sekurang-kurangnya memiliki tiga fungsi utama yaitu Universitas Sumatera Utara fungsi operasional, fungsi perlindungan, fungsi pengaman dan pengaturan. Keseluruhan fungsi modal bank tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. memberikan perlindungan kepada nasabah, 2. mencegah terjadinya kejatuhan bank, 3. memenuhi kebutuhan gedung dan inventaris, 4. memenuhi ketentuan permodalan minimum, 5. meningkatkan kepercayaan masyarakat, 6. menutupi kerugian aktiva produktif bank, 7. mebagai indikator kekayaan bank, 8. meningkatkan efisiensi operasional bank. Mengingat pentingnya fungsi modal bagi setiap bank, maka manajemen bank perlu memperhatikan secara serius masalah permodalan ini. Adapun yang perlu mendapatkan perhatian yang lebih seksama tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut : 1. rencana kerja bank yang akan datang, baik dalam rencana tahunan maupun untuk rencana lima tahunan jangka panjang corporate plan. Hal ini dapat dipahami karena setiap pertambahan aktiva harus diimbangi dengan pertambahan permodalan sebesar 100 berbanding 8, karena Capita Adequecy Ratio ditetapkan 8. Di beberapa negara lain bahkan ada yang menetapkan Capita Adequecy Ratio di atas 8, 2. perhitungan ketentuan modal yang memenuhi syarat otoritas moneter, meupun yang memenuhi ketentuan bisnis dari bank yang bersangkutan. Banyak faktor yang secara kualitatif mempunyai pengaruh secara langsung Universitas Sumatera Utara terhadap jumlah permodalan suatu bank. Semakin besar modal bank yang tersedia tentu akan semakin baik bagi bank yang bersangkutan, karena akan berpotensi lebih baik lagi, 3. Kemampuan bank secara intern dalam menciptakan modal dari kegiatan usahanya, serta kemampuan kebijakan pembagian laba dividen yang ada pada masing-masing bank, 4. Sumber-sumber serta mekanisme penciptaan modal dari pasar yang ada pada masyarakat dimana bank tersebut beroperasi. Unsur kepercayaan terhadap bank ditandai dengan permodalanya merupakan suatu hal yang sangat penting untuk diperhatikan, tidak saja bagi nasabah yang ingin menyimpan uangnya tetapi juga oleh Bank Indonesia sebagai lembaga pengawas bank untuk memastikan kontinuitas dan kelangsungan serta eksistensi operasionalisasi bank yang bersangkutan bila sewaktu-waktu mengalami kesulitan baik karena keslahan pihak manajemen dalam mengelola likuiditas atau karena tekanan kondisi eksternal seperti keadaan ekonomi dan moneter. Peranan modal dalam mengelola bank menjadi faktor yang sangat penting sehingga perlu menetapkan suatu rasio kecukupan modal yang merupakan perbandingan antara modal dengan aktiva yang memiliki risiko yang disebut Capita Adequecy Ratio CAR. Capital Adequecy Ratio CAR yang dipakai adalah yang sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dalam Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomorr 53KMK.0171999 dan Nomor 3112KEPGBI tanggal 8 Universitas Sumatera Utara Februari 1999. Kecukupan modal merupakan faktor yang penting bagi bank dalam rangka pengembangan usaha dan menampung kerugian. Bank Indonesia menetapkan Capital Adequecy Ratio CAR yaitu kewajiban penyertaan modal minimum yang harus selalu dipertahankan oleh setiap bank sebagai suatu proporsi tertentu dari total Aktiva Tertimbang Menurut Risiko ATMR atau secara matematis : 100 X ATMR Modal CAR = Komponen modal terdiri dari modal inti dan modal pelengkap dengan memperhitungkan penyertaan yang dilakukan bank sebagai faktor pengurang modal. Sedangkan ATMR Bank Umum dihitung berdasarkan bobot risiko masing-masing pos aktiva neraca dan rekening administratif. Menurut Siamat 2005: 253, Aktiva Tertimbang Menurut Resiko ATMR terdiri atas: 1. aktiva neraca yang diberikan bobot sesuai kadar risiko kredit yang melekat pada setiap pos aktiva, 2. beberapa pos dalam daftar kewajiban komitmen dan kontijensi off balance sheet account yang diberikan bobot dan sesuai dengan kadar risiko kredit yang melekat pada setiap pos, setelah terlebih dahulu diperhitungkan dengan bobot faktor konversi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Aktiva Tertimbang Menurut Resiko ATMR juga mencakup off balance sheet account. Hal ini menunjukkan bahwa risiko juga melekat pada off balance sheet account meskipun pos-pos tersebut tidak terlihat di neraca. Bank Indonesia menetapkan kebijaksanaan bagi setiap bank untuk memenuhi rasio CAR minimum 8, jika kurang dari 8 maka akan Universitas Sumatera Utara dikenakan sanksi oleh Bank Indonesia. Ketentuan CAR pada prinsipnya disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku secara internasional, yaitu standar Bank For Internationla Settlement BIS. CAR yang didasarkan pada standar BIS 8 adalah salah satu cara untuk menghitung apakah modal yang ada pada suatu bank telah memadai atau belum. Jika modal rata-rata suatu bank lebih baik dari bank lainya, maka bank bersangkutan akan lebih baik solvabilitasnya. Ketetapan CAR sebesar 8 bertujuan untuk : 1. menjaga kepercayaan masyarakat kepada perbankan, 2. melindungi dana pihak ketiga dana masyarakat pada bank bersangkutan, 3. untuk memenuhi ketetapan standar BIS. Usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan atau memperbaiki posisi modal minimum bank CAR adalah dengan : 1. memperkecil komitmen pinjaman yang tidak dipergunakan, 2. pinjaman yang diberikan lebih dibatasi dan diseleksi sehingga risiko semakin berkurang, 3. fasilitas bank guarantee yang hanya memperoleh hasil pendapatan berupa posisi yang relatif kecil namun dengan risiko yang sama besarnya dengan pinjaman yang ada sebaiknya dibatasi, Universitas Sumatera Utara 4. komitmen Letter of Credit LC bagi Bank Devisa yang benar-benar memperoleh kepastian dalam penggunaanya atau tidak dapat dianfaatkan secara efisien sebaiknya juga dibatasi, 5. penyertaan yang mempunyai risiko 100 perlu ditinjau kembali apakah bermanfaat atau tidak, 6. posisi aktiva-aktiva tetap dan inventaris inventaris agar tidak berlebihan dan jangan hanya sekedar memenuhi kelayakan, 7. menambah atau memperbaiki posisi modal dengan cara setoran tunai, go public, dan pinjaman subordinansi jangka panjang dari pemegang saham. Strategi yang teleh dijelaskan di atas dapat diterapkan guna meningkatkan posisi dan memperbaiki posisi permodalan suatu bank. Dengan demikian, menjaga dan mengontrol modal suatu bank dapat berjalan dengan baik dan dapat memenuhi ketentuan dan ketetapan modal yang seharusnya.

3. Likuiditas

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Likuiditas (Current Ratio), Profitabilitas (Return On Equity, Return On Investment, Earning Per Share), dan Inventory Turnover Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Tekstil Dan Garmen Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 110 99

Analisis Pengaruh Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Peforming Loan (NPL), Operating Expenses/Operating Income (BOPO), Return On Asset (ROA), dan Net Interest Margin (NIM) Terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR) Dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) Sebagai Va

5 73 122

Perbandingan Return on Assets (ROA), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Banking Ratio antara Bank Pemerintah dengan Bank Swasta yang Go Public pada Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 30 86

Pengaruh Return On Equity, Capital Adequacy Ratio, Net Interest Margin Dan Dividen Payout Ratio Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia

1 45 79

Pengaruh Rentabilitas Dan Likuiditas Terhadap Capital Adequacy Ratio (Car) Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012 - 2015

0 3 96

Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Financing dan Financing to Deposit Ratio terhadap Return on Asset pada Bank Umum Syariah di Indonesia

1 8 96

Pengaruh Capital Adequacy Ratio (Car), Return on Asset (ROA) dan Non Performing Loan (NPL) terhadap Volume Kredit pada Bank yang Go Public di Indonesia.

0 1 17

Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Financing dan Financing to Deposit Ratio terhadap Return on Asset pada Bank Umum Syariah di Indonesia

0 0 10

Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Financing dan Financing to Deposit Ratio terhadap Return on Asset pada Bank Umum Syariah di Indonesia

0 0 2

Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Financing dan Financing to Deposit Ratio terhadap Return on Asset pada Bank Umum Syariah di Indonesia

0 0 9