Komponen Modal Bank Kecukupan Modal

kemungkinan timbulnya resiko di pihak lain. Dengan kata lain, besar kecilnya permodalan bank akan mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kemampuan keuangan bank yang bersangkutan. Modal yang terlalu besar misalnya, akan dapat mempengaruhi profitabilitas bank. Sedangkan modal yang terlalu kecil akan membatasi kemampuan ekspansi bank, juga akan mempengaruhi penilaian khususnya para deposan, debitur, dan juga pemegang saham bank dan dapat menyebabkan risiko gagal bayar yang lebih besar pula.

a. Komponen Modal Bank

Modal suatu bank tidak dapat berdiri sendiri dalam menjaga likuiditas dan kegiatan usahanya. Modal suatu perbakan memiliki arti yang sangat penting dan krusial bagi kelangsungan hidup suatu industri keuangan dalam hal ini adalah perbankan. Dalam praktiknya modal terdiri dari dua macam yaitu modal inti dan modal pelengkap. Modal inti merupakan modal sendiri yang tertera dalam posisi ekuitas. Sedangkan modal pelengkap merupakan modal pinjaman dan cadangan revaluasi aktiva serta cadangan penyisihan penghapusan aktiva produktif. Berikut komponen modal bank menurut Kasmir 2000:257 pada umumnya terdiri dari : 1. modal inti, berupa : a. modal disetor, yaitu modal yang telah disetor secara efektif oleh pemiliknya, Universitas Sumatera Utara b. agio saham, yaitu selisih lebih setoran modal yang diterima oleh bank akibat harga saham yang melebihi nilai nominal, c. modal sumbangan, yaitu modal yang diperoleh dari sumbganga saham, termasuk selisih antara nilai yang tercatat dengan harga jual apabila saham tersebut dijual, d. cadangan umum, yaitu cadangan dari penyisihan laba yang ditahan atau dari laba bersih setelah dikurnagi pajak, dan mendapat persetujuan rapat umum pemegang saham atau rapat anggota sesuai dengan ketentuan pendirian atau anggaran masing-masing bank, e. cadangan tunjangan, yaitu bagian laba setelah dikurangai pajak yang disisihkan untuk tujuan tertentu dan telah mendapat persetujuan rapat umum pemegang saham atau rapat anggota, f. saldo laba retained earning, yaitu saldo laba bersih setelah dikurangi pajak yang oleh rapat umum pemegang saham atau rapat anggota diputuskan untuk tidak dibagikan, g. laba lahun lalu, yaitu seluruh laba bersih tahun lalu setelah diperhitungkan pajak dan belum ditetapkan penggunaanya oleh rapat umum pemegang saham atau rapat anggota. Apabila bank mempunyai saldo rugi tahun-tahun lalu, maka kerugian tersebut menjadi faktor pengurang modal inti, h. laba tahun berjalan, yaitu 50 dari laba tahun buku berjalan setelah dikurangi pajak. Apabila pada tahun berjalan bank mengalami kerugian, maka seluruh kerugian tersebut menjadi faktor pengurang dari modal inti. Total modal di atas harus dikurangi dengan : 1 Goodwill yang ada dalam pembukuan bank. 2 Kekurangan jumlah penghapusan aktiva produktif dari jumlah yang seharusnya dibentuk sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. 2. modal pelengkap, berupa : a. cadangan revaluasi aktiva tetap, yaitu cadangan yang dibentuk dari selisih penilaian kembali aktiva tetap yang telah mendapat persetujuan Direktorat Jendaral Pajak, b. penyisihan penghapusan aktiva produktif, yaitu cadangan yang dibentuk dengan cara membebani laba rugi tahun berjalan. Cadangan ini dibentuk untuk menampung kerugian yang mungkin Universitas Sumatera Utara timbul akibat tidak diterimanya kembali sebahagian atau seluruh aktiva produktif. Penyisihan penghapusan aktiva produktif yang dapat diperhitungkan sebagai modal pelengkap adalah maksimum 1,25 dari ATMR Aktiva Tertimbang Menurut Risiko, c. modal pinjaman, yaitu hutang yang didukung oleh instrumen yang memiliki sifat seperti modal dan mempunyai ciri-ciri : 1 tidak dijamin oleh bank yang bersangkutan, dipersamakan dengan modal dan telah dibayar penuh, 2 tidak dapat dilunasi atau ditarik atas insiatif pemilik tanpa persetujuan Bank Indonesia, 3 mempunyai kedudukan yang sama dengan modal dalam hal jumlah kerugian bank melebihi saldo dan cadangan-cadangan yang termasuk modal inti, meskipun bank belum dilikuidasi, 4 pembayaran bungan dapat ditangguhkan apabila bank dalam keadaan rugi atau labanya tidak mendukung untuk membayar bunga tersebut. 3. Pinjaman subordinasi, yaitu pinjaman dengan ciri-ciri sebagai berikut : a. ada perjanjian tertulis antara bank dengan pemberi pinjaman, b. mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Bank Indonesia. c. menyampaikan program pembayaran kembali pinjaman subordinansi tersebut, d. tidak dijamin oleh bank yang bersangkutan dan telah disetor penuh minimal berjangka waktu 5 tahun, e. pelunasan sebelum jatuh tempo harus mendapat persetujuan dari Bank Indonesia dan dengan pelunasan tersebut permodalan bank tetap sehat, f. hak tagihnya dalam hal terjadi likuidasi berlaku paling akhir dari segala pinjaman yang ada. g. pinjaman subordinasi yang dapat dijadikan komponen modal lengkap adalah maksimum 50 dari modal inti. Dari pemaparan kutipan di atas, dapat disimpulakan bahwa komponen modal bank akan mempermudah suatu bank guna memperoleh dana segar Universitas Sumatera Utara untuk tujuan investasi maupun pemenuhan likuiditasnya. Memiliki modal yang besar merupakan suatu keadaan yang harus di penuhi oleh suatu bank untuk bisa bersaing dan melakukan ekspansi bisnis. Modal menjadi acuan bagi para nasabah untuk menempatkan dananya di bank tersebut karena modal yang besar menjadi tolok ukur dan gambaran keadaan keuangan suatu bank. Begitu juga dnegan para investor yang berniat menempatkan sebahagian dannya di banks tersebut. Arti penting kondisi modal suatu perbankan menjadi perhatian tertentu bagi pihak manajemen bank.

b. Fungsi Modal

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Likuiditas (Current Ratio), Profitabilitas (Return On Equity, Return On Investment, Earning Per Share), dan Inventory Turnover Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Tekstil Dan Garmen Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 110 99

Analisis Pengaruh Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Peforming Loan (NPL), Operating Expenses/Operating Income (BOPO), Return On Asset (ROA), dan Net Interest Margin (NIM) Terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR) Dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) Sebagai Va

5 73 122

Perbandingan Return on Assets (ROA), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Banking Ratio antara Bank Pemerintah dengan Bank Swasta yang Go Public pada Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 30 86

Pengaruh Return On Equity, Capital Adequacy Ratio, Net Interest Margin Dan Dividen Payout Ratio Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia

1 45 79

Pengaruh Rentabilitas Dan Likuiditas Terhadap Capital Adequacy Ratio (Car) Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012 - 2015

0 3 96

Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Financing dan Financing to Deposit Ratio terhadap Return on Asset pada Bank Umum Syariah di Indonesia

1 8 96

Pengaruh Capital Adequacy Ratio (Car), Return on Asset (ROA) dan Non Performing Loan (NPL) terhadap Volume Kredit pada Bank yang Go Public di Indonesia.

0 1 17

Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Financing dan Financing to Deposit Ratio terhadap Return on Asset pada Bank Umum Syariah di Indonesia

0 0 10

Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Financing dan Financing to Deposit Ratio terhadap Return on Asset pada Bank Umum Syariah di Indonesia

0 0 2

Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Financing dan Financing to Deposit Ratio terhadap Return on Asset pada Bank Umum Syariah di Indonesia

0 0 9