Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Modal kerja sebaiknya tersedia dalam jumlah yang cukup sehingga dapat memungkinkan perusahaan berfungsi secara ekonomis, tidak mengalami kesulitan untuk memperoleh barang dan jasa yang diperlukan untuk beroperasi. Pengelolaan manajemen modal kerja yang efektif sangat diperlukan untuk menjamin kelangsungan perusahaan dalam jangka panjang. Modal kerja yang berlebih menunjukkan adanya dana yang tidak produktif dimana dana tersebut tidak digunakan secara efektif. Akan tetapi, perusahaan dengan jumlah modal kerja kerja yang terlalu sedikit dapat menyebabkan perusahaan mengalami kekurangan modal kerja untuk memperluas penjualan. Efektivitas modal kerja dapat ditunjukkan dengan perputaran modal kerja working capital turnover, perputaran piutang receivables turnover, perputaran persediaan inventory turnover. Semakin tinggi perputaran modal kerja dan perputaran setiap komponen modal kerja maka semakin tinggi kemampuan perusahaan memperoleh laba. Perusahaan membutuhkan sumber dana dalam menjalankan operasinya. Sumber dana tersebut bisa berasal dari sumber internal dan sumber eksternal. Sumber internal internal financing adalah dana yang berasal dari dalam perusahaan, dimana pemenuhan kebutuhan modal diambil dari dana yang dihasilkan oleh perusahaan sendiri. Sumber eksternal external financing yaitu dana yang berasal dari luar perusahaan dengan cara meminjam kepada kreditur berupa hutang atau melalui penerbitan saham. Pembiayaan dari modal sendiri memiliki keterbatasan pada jumlahnya sehingga perusahaan melakukan pinjaman hutang dari pihak lain untuk memenuhi kebutuhan modalnya. Hutang merupakan kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan kepada pihak lain. Penggunaan hutang harus dikelola dengan baik karena penggunaan hutang mempunyai risiko cukup besar di masa yang akan datang. Penggunaan hutang mempunyai konsekuensi yang pasti berupa kewajiban financial dalam hal membayar angsuran pokok dan angsuran bunga. Kebutuhan dana yang besar akan mengakibatkan penggunaan dana pinjaman yang besar sehingga akan menyebabkan tingginya beban, oleh karena itu menurut Martono dan Harjito 2001:300, dengan pemakaian hutang maka diharapkan akan meningkatkan pendapatan perusahaan. Semakin tinggi pemakaian utang maka pendapatan perusahaan akan meningkat. Untuk menilai sejauh mana perusahaan menggunakan hutangnya dapat diukur dengan menggunakan debt to equity ratio rasio hutang terhadap ekuitas dan debt to asset ratio rasio utang terhadap aktiva. Debt to equity ratio rasio hutang terhadap ekuitas bertujuan mengukur bauran dana dalam neraca dibandingkan dengan dana yang diberikan oleh pemilik ekuitas dan dana yang dipinjam Walsh, 2004:118. Manajemen perusahaan harus dapat membuat kebijakan yang tepat dalam mengambil keputusan pendanaan untuk memperoleh aktiva yang digunakannya dalam beroperasi agar dapat menghasilkan laba yang maksimal. Perkembangan industri rokok di Indonesia memiliki pengaruh yang cukup positif dalam beberapa segi khususnya dunia ekonomi. Indonesia yang sebagian besar pendapatan dalam negerinya berasal dari sektor pajak, sangat diuntungkan dengan berkembangnya industri rokok karena pemerintah mengenakan tarif yang cukup tinggi bagi cukai rokok. Industri rokok juga memiliki potensi yang cukup besar untuk berkembang di Indonesia karena rokok merupakan konsumsi bagi sebagian besar masyarakatnya. Indonesia tercatat sebagai negara ke 3 dari daftar 10 negara perokok terbesar di Dunia dengan jumlah 65.000.000 perokok atau 28 per penduduk Indonesia www.who.int. Industri Rokok dihadapkan pada suatu keputusan penting untuk meningkatkan kemampuanya dalam meningkatkan kemampuannya dalam memperoleh laba melalui pengelolaan manajemen yang tepat.Oleh sebab itu, industri rokok harus senantiasa menjaga kinerja perusahaannya. Berikut tabel penjualan perusahaan rokok dari tahun 2006-2009 : Tabel 1.1 Tingkat Penjualan Perusahaan Rokok di BEI Tahun 2006-2009 2006 2007 2008 2009 1 GGRM 26,339,297.00 28,158,428.00 30,251,643.00 32,973,080.00 2 HMSP 29,545,083.00 29,787,725.00 34,680,445.00 38,972,186.00 3 RMBA 2,996,514.00 4,586,006.00 5,940,801.00 6,081,726.00 No Nama Emiten Tahun Pada Tabel 1.1 di atas dapat dilihat bahwa semua perusahaan rokok di Bursa Efek Indonesia memiliki tingkat penjualan yang semakin meningkat setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa hasil dari industri rokok ini digemari oleh sebagian penduduk Indonesia. Sebanyak 65.000.000 penduduk Indonesia adalah perokok aktif. Berdasarkan data keuangan Industri rokok di Bursa Efek Indonesia yang diperoleh 4 tahun terakhir yaitu tahun 2006 hingga tahun 2009 dapat diketahui bahwa modal kerja, utang dan laba usaha mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Tabel 1.2 Rata-rata Modal Kerja, Hutang, dan Laba Usaha Perusahaan Rokok di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2009 Dalam Jutaan Rupiah Tahun Modal Kerja Hutang Laba Usaha 2006 3.806.741 5.529.480 2.510.705 2007 5.159.828 9.102.154 2.816.424 2008 4.851.423 6.454.200 3.267.002 2009 6.435.439 6.215.313 4.256.690 Sumber : www.idx.co.id Desember 2010, diolah Tabel 1.2 menunjukkan bahwa fluktuasi dari rata-rata modal kerja dan hutang tidak searah dengan rata-rata laba usaha kecuali pada tahun 2007. Pada tahun 2008 rata-rata modal kerja dan hutang mengalami penurunan, sedangkan rata-rata laba usaha mengalami peningkatan. Pada tahun 2009 rata-rata modal kerja dan laba usaha mengalami peningkatan sedangkan rata-rata utang mengalami penurunan. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Hubungan Rasio Modal Kerja dan Hutang dengan Rentabilitas Ekonomi pada Industri Rokok di Bursa Efek Indonesia”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Apakah terdapat hubungan yang signifikan working capital turnover dengan rentabilitas ekonomi pada industri rokok di Bursa Efek Indonesia? b. Apakah terdapat hubungan yang signifikan receivables turnover dengan rentabilitas ekonomi pada industri rokok di Bursa Efek Indonesia? c. Apakah terdapat hubungan yang signifikan inventory turnover dengan rentabilitas ekonomi pada industri rokok di Bursa Efek Indonesia? d. Apakah terdapat hubungan yang signifikan debt to equity ratio dengan rentabilitas ekonomi pada industri rokok di Bursa Efek Indonesia? e. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara variabel debt to asset ratio dengan rentabilitas ekonomi pada industri rokok di Bursa Efek Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui dan menganalisis hubungan working capital turnover, receivables turnover, inventory turnover turnover dengan rentabilitas ekonomi pada industri rokok di Bursa Efek Indonesia. b. Untuk mengetahui dan menganalisis hubungan debt to equity ratio dan debt to asset ratio dengan rentabilitas ekonomi pada industri rokok di Bursa Efek Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian

a. Bagi penulis, untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang manajemen keuangan dan kesempatan untuk menerapkan teori yang telah didapatkan di perkuliahan terutama mengenai manajemen modal kerja, hutang dan rentabilitas ekonomi. b. Bagi pihak lain, sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian dan diharapkan dapat menambah wawasan.

Dokumen yang terkait

Analisis Hubungan Rasio Modal Kerja dan Leverage dengan Rentabilitas Ekonomi pada PT. Cahaya Kawi Polyintraco

3 52 95

Analisis Pengaruh Manajemen Modal Kerja Dan Rasio Hutang Dengan Rentabilitas Ekonomi Pada Industri Makanan Dan Minuman Di Bursa Efek Indonesia

2 28 85

Analisis Pengaruh Rasio Modal Kerja dan Rasio Hutang Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Farmasi di Bursa Efek Indonesia.

0 26 82

Analisis Hubungan Efektivitas Modal Kerja, Perputaran Total Aktiva Dan Rasio Hutang Terhadap Rentabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

1 51 93

Pengaruh Perputaran Modal Kerja dan Rasio Hutang Terhadap Rentabilitas Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

6 48 83

Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

24 126 92

Analisis Pengaruh Rasio Modal Kerja Dan Rasio Hutang Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 5 103

Analisis Pengaruh Rasio Modal Kerja Dan Rasio Hutang Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 9

Analisis Pengaruh Rasio Modal Kerja Dan Rasio Hutang Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Analisis Pengaruh Rasio Modal Kerja Dan Rasio Hutang Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 8