PT Bentoel International Inv Tbk

moneter, Bentoel menginvestasikan uang dalam jumlah besar untuk memperbaharui sistem manufakturnya dengan menghadirkan mesin-mesin primer dan sekunder yang baru dan otomatis, serta mesin-mesin cetak terbaru. Langkah tersebut membuat perusahaan terbebani hutang besar, sampai akhirnya pada tahun 1991 Grup Rajawali mengambil alih manajemen Bentoel. Pada tahun 1991, Kelompok Rajawali ditunjuk sejumlah kreditor utama lokal untuk mengambil alih manajemen Bentoel sekaligus menangani proses restrukturisasi hutang Bentoel. Posisi-posisi manajemen penting ditempati sejumlah professional dan eksekutif yang berkompeten di bidangnya, momen ini menjadikan Bentoel mengalami transformasi dari perusahaan keluarga menjadi perusahaan yang dikelola secara professional. Tugas pertama manajemen baru adalah mengurangi beban hutang Bentoel terhadap kreditor lokal dan asing sekaligus membenahi masalah keuangan perusahaan. Setelah berhasil merestrukturisasi hutang perusahaan pada tahun 1995 dan 1997, manajemen Bentoel akhirnya dapat berkonsentrasi untuk melakukan pengembangan bisnis dan perubahan struktur organisasi perusahaan. Tahun 1996, Bentoel memposisikan dirinya di pasar rokok rendah tar dan rendah nicotine, dengan meluncurkan merek Star Mild. Perseroan kemudian berturut-turut meluncurkan sejumlah produk di segmen ini termasuk Bentoel Mild 1999, Country 1999, X Mild and Country Light 2004 dan Club Mild 2006. Bentoel memasuki pasar rokok putih pada tahun 1984 ketika Philip Morris masuk ke Indonesia dan sekaligus mempercayakan produksi dan distribusi rokok terkenal Marlboro kepada BentoelDi akhir tahun 1998, Philip Morris mendirikan perusahaan produksinya, yaitu PT Philip Morris Indonesia PT PMI, dan mulai memproduksi rokoknya sendiri, akan tetapi Bentoel tetap memiliki hak eksklusif untuk mendistribusikan produk-produk Philip Morris. Bentoel kini telah menjadi salah satu perusahaan rokok yang disegani di tanah air. Konsep portofolio brand manajemen yang berimbang baik dalam segmen SKT Sejati, Rawit, Prinsip, SKM Bentoel Biru, Inter Biru, Star Mild, Bentoel Mild, X Mild, dan Club Mild, maupun SPM Country telah menjadikan Bentoel sebagai perusahaan yang selalu siap menghadapi tantangan pasar. Dengan terbukanya pasar regional, Bentoel juga melakukan ekspansi dengan memasuki pasar regional dan tetap optimis untuk dapat melayani permintaan pasar regional dan intenasional sekarang dan di masa depan. PT Bentoel International Inv Tbk listing di Bursa Efek Jakarta pada 05 Maret 1990. Klasifikasi rokok. Modal dasar Rp 2.996.240.625.000 dan modal disetor Rp 6.733.125.000. Harga perdana yaitu Rp 12.600. Kantor pusat beralamat di JL Jend. Sudirman Kav.34-35 Jakarta 10220. Direktur Utama adalah Nicholas Bernadus Tirtadinata, Direktur adalah Sun Alexander Yapeter, Ginawati Wibowo. Komite Audit ketua adalah James Richard Suttie, anggota adalah Subarto Zaini dan Johanes Sutrisno. www.idx.co.id, 2010.

4.3 Hasil Pembahasan

4.3.1. Analisis Deskriptif Variabel Pada Masing-masing Perusahaan

Rokok di Bursa Efek Indonesia Berdasarkan hasil pengolahan data maka akan dilakukan analisis dengan tujuan untuk menjawab seluruh permasalahan dalam penelitian ini. Sebelum peneliti sampai pada tahap analisis model maka peneliti akan membahas secara deskriptif nilai variabel bebas Working Capital Turnover, Receivables Turnover, Inventory Turnover, Debt to Equity Ratio dan Debt to Assets Ratio dan variabel terikat Rentabilitas Ekonomi pada masing-masing perusahaan rokok di Bursa Efek Indonesia. a. PT Gudang Garam Tbk Tabel 4.1 Rasio Modal Kerja, Utang dan Rentabilitas Ekonomi PT Gudang Garam Tbk Tahun 2006-2009 Kode Emiten Tahun Triwulan Working Capital Turnover Receivable Turnover Inventory Turnover Debt To Equity Ratio Debt To Assets Ratio Rentabilitas Ekonomi GGRM 2006 TW I 0.93 x 3.16 x 0.41 x 61.99 38.24 2.60 TW II 2.07 x 6.12 x 0.94 x 64.12 39.04 5.47 TW III 3.09 x 6.63 x 1.42 x 73.49 42.33 8.00 TW IV 3.78 x 10.51 x 1.86 x 65.05 39.38 10.06 2007 TW I 0.87 x 3.21 x 0.46 x 53.92 35.01 3.37 TW II 1.83 x 5.29 x 0.92 x 63.31 38.74 5.71 TW III 2.76 x 6.03 x 1.58 x 64.58 39.21 8.89 TW IV 3.38 x 10.14 x 1.71 x 69.33 40.91 10.57 2008 TW I 0.82 x 3.04 x 0.43 x 64.66 39.24 2.58 TW II 1.77 x 5.09 x 0.90 x 71.29 41.60 6.13 TW III 2.60 x 7.09 x 1.40 x 67.34 40.23 10.02 TW IV 3.24 x 14.42 x 1.85 x 55.12 35.53 13.15 2009 TW I 0.76 x 3.32 x 0.45 x 49.07 32.82 4.91 TW II 1.51 x 14.76 x 0.83 x 53.58 34.80 9.34 TW III 2.21 x 28.79 x 1.14 x 52.18 34.19 14.80

Dokumen yang terkait

Analisis Hubungan Rasio Modal Kerja dan Leverage dengan Rentabilitas Ekonomi pada PT. Cahaya Kawi Polyintraco

3 52 95

Analisis Pengaruh Manajemen Modal Kerja Dan Rasio Hutang Dengan Rentabilitas Ekonomi Pada Industri Makanan Dan Minuman Di Bursa Efek Indonesia

2 28 85

Analisis Pengaruh Rasio Modal Kerja dan Rasio Hutang Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Farmasi di Bursa Efek Indonesia.

0 26 82

Analisis Hubungan Efektivitas Modal Kerja, Perputaran Total Aktiva Dan Rasio Hutang Terhadap Rentabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

1 51 93

Pengaruh Perputaran Modal Kerja dan Rasio Hutang Terhadap Rentabilitas Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

6 48 83

Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

24 126 92

Analisis Pengaruh Rasio Modal Kerja Dan Rasio Hutang Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 5 103

Analisis Pengaruh Rasio Modal Kerja Dan Rasio Hutang Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 9

Analisis Pengaruh Rasio Modal Kerja Dan Rasio Hutang Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Analisis Pengaruh Rasio Modal Kerja Dan Rasio Hutang Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 8