Metode Analisis Data Jadwal Penelitian Evaluasi Implementasi Balanced Scorecard pada PT. PLN Persero Wilayah Sumatera Utara

laporan-laporan, dokumen-dokumen, catatan-catatan, dan informasi lainnya yang berhubungan dengan judul yang diteliti. 4. Kepustakaan, yaitu dengan mengumpulkan bahan-bahan bacaan untuk mendapatkan teori-teori mengenai balanced scorecard.

E. Metode Analisis Data

Analisis dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu suatu metode dengan mengumpulkan data,dikelompokkan, dan disusun sesuai kebutuhan analisis berdasarkan pada permasalahan yang dihadapi kemudian dibandingkan dengan teori-teori relevan sehingga dapat diambil suatu kesimpulan.

F. Jadwal Penelitian

Penelitian dilakukan pada kantor PT PLN Persero Wilayah Sumatera Utara yang beralamat di Jl. K.L Yos Sudarso No.284. Jadwal penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1. Universitas Sumatera Utara Tabel 3.1 Jadwal Penelitian No Tahapan Penelitian 2010 2011 Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar 1 Pengajuan Proposal Skripsi 2 Bimbingan Proposal Skripsi 3 Seminar Proposal Skripsi 4 Pengumpulan Data 5 Pengolahan Data 6 Bimbingan Skripsi 7 Penyelesaian Penulisan Laporan Penelitian Skripsi 8 Rencana Ujian Comprehen- sive Universitas Sumatera Utara BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. DATA PENELITIAN 1. Deskripsi Perusahaan

a. Sejarah Singkat Perusahaan 1 Sebelum Kemerdekaan Sampai 1965

Sejarah kelistrikan di Sumatera Utara bukanlah baru. Kalau listrik mulai ada di wilayah Indonesia tahun 1893 di daerah Batavia Jakarta sekarang, maka 30 tahun kemudian 1923 listrik mulai ada di Medan. Sentralnya dibangun di tanah pertapakan Kantor PLN Cabang Medan yang sekarang di Jl. Listrik No. 12 Medan, dibangun oleh NV NIGEMOGEM perusahaan swasta Belanda. Kemudian menyusul pembangunan kelistrikan di Tanjung Pura dan Pangkalan Brandan 1924, Tebing Tinggi 1927, Sibolga NV ANIWM Brastagi dan Tarutung 1929, Tanjung Balai 1931 milik Gemeente – Kotapraja, Labuhan Bilik 1936 dan Tanjung Tiram 1937 Masa penjajahan Jepang , Jepang hanya mengambil alih pengelolaan Perusahaan Listrik Swasta Belanda tanpa mengadakan penambahan mesin dan perluasan jaringan. Daerah kerja dibagi menjadi Perusahaan Listrik Sumatera Utara, Perusahaan Listrik Jawa dan seterusnya sesuai struktur organisasi pemerintahan tentara Jepang waktu itu. Setelah Proklamasi RI 17 Agustus 1945, dikumandangkanlah Kesatuan Aksi Karyawan Perusahaan Listrik di seluruh penjuru tanah air untuk mengambil Universitas Sumatera Utara alih perusahaan listrik bekas milik swasta Belanda dari tangan Jepang. Perusahaan Listrik yang sudah diambil alih itu diserahkan kepada Pemerintah RI dalam hal ini Departemen Pekerjaan Umum. Untuk mengenang peristiwa ambil alih itu, maka dengan Penetapan Pemerintah No.1 SD45 ditetapkan tanggal 27 Oktober sebagai Hari Listrik. Sejarah memang membuktikan kemudian bahwa dalam suasana yang makin memburuk dalam hubungan Indonesia – Belanda, tanggal 3 Oktober 1953 keluar Surat Keputusan Presiden No. 163 yang memuat ketentuan Nasionalisasi Perusahaan Listrik milik swasta Belanda sebagai bagian dari perwujudan pasal 33 ayat 2 UUD 1945. Setelah aksi ambil alih itu, sejak tahun 1955 di Medan berdiri Perusahaan Listrik Negara Distribusi Cabang Sumatera Utara Sumatera Timur dan Tapanuli yang mula-mula dikepalai R. Sukarno merangkap kepala di Aceh, tahun 1959 dikepalai oleh Ahmad Syaifullah. Setelah BPU PLN berdiri dengan SK Menteri PPUT No. 16120 tanggal 20 Mei 1961, maka organisasi kelistrikan dirubah. Sumatera Utara, Aceh, Sumbar, Riau menjadi PLN Eksploitasi. Tahun 1965, BPU PLN dibubarkan dengan Peraturan Menteri PUT No. 9 PRT64 dan dengan Peraturan Menteri No.1PRT65 ditetapkan pembagian daerah kerja PLN menjadi 15 Kesatuan daerah Eksploitasi. Sumatera Utara tetap menjadi Eksploitasi I. 2 Dari Eksploitasi I Sampai Wilayah II Sebagai tindak lanjut dari pembentukan PLN Ekploitasi I Sumatera Utara tersebut, maka dengan keputusan Direksi PLN No. KPTS 009DIRPLN66 Universitas Sumatera Utara tanggal 14 April 1966, PLN Eksploitasi I dibagi menjadi empat cabang dan satu sektor, yaitu Cabang Medan, Binjai, Sibolga, P.Siantar berkedudukan di Tebing Tinggi. PP No. 18 tahun 1972 mempertegas kedudukan PLN sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara dengan hak, wewenang dan tanggung jawab membangkitkan, menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik ke seluruh Wilayah RI. Dalam SK Menteri tersebut PLN Eksploitasi I Sumatera Utara diubah menjadi PLN Eksploitasi II Sumatera Utara. Kemudian menyusul Peraturan Menteri PUTL No. 013PRT75 yang merubah PLN Eksploitasi menjadi PLN Wilayah. PLN Eksploitasi II menjadi PLN Wilayah II Sumatera Utara. 3 Dari Perum menjadi Persero Dengan keluarnya peraturan pemerintah No. 23 1994 tanggal 16 Juni 1994 maka ditetapkan status PLN sebagi persero. Adapun yang melatarbelakangi perubahan status tersebut adalah untuk mengantisipasi kebutuhan listrik yang terus meningkat dewasa ini, di mana pada abad 21, PLN diharapkan harus mampu menghadapi tantangan yang ada. PLN harus mampu menggunakan tolak ukur Internasional, dan harus mampu berswadaya tinggi, dengan manajemen yang berani transparan, terbuka, desentralisasi, profit center dan cost center. Untuk mencapai tujuan PLN meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendorong perkembangan industri pada PJPT II yang tanggung jawabnya cukup besar dan berat, kerjasama dan hubungan yang harmonis dengan instansi dan lembaga yang terkait perlu dibina dan ditingkatkan terus. Universitas Sumatera Utara 4 Pemisahan Wilayah, Pembangkitan dan Penyaluran Perkembangan kelistrikan di Sumatera Utara terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang begitu pesat, hal ini ditandai dengan semakin bertambahnya jumlah pelanggan, perkembangan fasilitas kelistrikan, kemampuan pasokan listrik dan indikasi – indikasi pertumbuhan lainnya. Untuk mengantisipasi pertumbuhan dan perkembangan kelistrikan Sumatera Utara di masa – masa mendatang serta sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan jasa kelistrikan, maka berdasarkan Surat Keputusan Nomor 078.K023DIR1996 tanggal 8 Agustus 1996 dibentuk organisasi baru bidang jasa pelayanan kelistrikan yaitu PT PLN Persero Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara. Dengan pembentukan organisasi baru PT PLN Persero Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara yang terpisah dari PT PLN Persero Wilayah II, maka fungsi – fungsi pembangkitan dan penyaluran yang sebelumnya dikelola PT PLN Persero Wilayah II berpisah tanggung jawab pengelolaanya ke PLN Pembangkitan dan Penyaluran Sumbagut. Sementara itu, PT PLN Persero Wilayah II berkonsentrasi pada distribusi dan penjualan tenaga listrik. Pada Tahun 2003 PT PLN Persero Wilayah II berubah menjadi PT PLN Persero Wilayah Sumatera Utara.

b. Struktur Organisasi Perusahaan

Berdasarkan surat keputusan General Manager PT. PLN Persero Wilayah Sumatera Utara No. KGM.WSU2008, dalam pelaksanaan pencapaian Universitas Sumatera Utara tujuan perusahaan, ditetapkan suatu struktur organisasi yang mencakup tanggung jawab dan uraian tugas dari masing-masing bagian organisasi lampiran 1. Berikut ini akan diuraikan tugas dan tanggung jawab masing-masing fungsi dari struktur organisasi PT. PLN Persero Wilayah Sumatera Utara. 1 General Manager Bertanggung jawab atas pengelolaan usaha melalui optimalisasi seluruh sumber daya secara efisien, efektif dan sinergis; pengelolaan pengusahaan pembangkitan, pendistribusian dan penjualan tenaga listrik dalam jumlah dan mutu yang memadai secara efisien, meningkatkan mutu dan keandalan serta pelayanan pelanggan; dan memastikan terlaksananya Good Corporate Governance GCG di PT PLN Persero Wilayah Sumatera Utara. General Manager juga memiliki tanggung jawab akan terlaksananya pengukuran kinerja yang baik dengan menerapkan keempat perspektif balanced scorecard. Rincian tugas pokok sebagai berikut : a melakukan kegiatan pengusahaan pembangkitan skala kecil secara efisien, hemat energi, handal dan ramah lingkungan, b mengusulkan rencana kerja dan anggaran perusahaan RKAP Wilayah Sumatera Utara, c memastikan program rencana kerja dan anggaran perusahaan RKAP Wilayah Sumatera Utara dilaksanakan sesuai penetapan direksi, Universitas Sumatera Utara d menetapkan kebijakan strategis terkait pengelolaan pengusahaan pembangkitan, penditribusian dan penjualan tenaga listrik Wilayah Sumatera Utara, e menjamin pengelolaan kegiatan pengusahaan pembangkitan, pendistribusian dan penjualan tenaga listrik dalam jumlah dan mutu yang baik dalam upaya peningkatan pelayanan pelanggan, f mengelola sistem manajemen kinerja unit dan manajemen mutu termasuk menetapkan target kinerja unit-unit dibawah koordinasinya, memonitor dan mengendalikan pelaksanaannya, g memastikan pelaksanaan kebijakan pokok pengembangan mekanisme niaga dan operasi yang telah ditetapkan Direksi, h menetapkan kebijakan strategis penyusunan dan pemantauan manajemen resiko Wilayah Sumatera Utara, i mengembangkan dan memelihara kompetensi anggota organisasi, j menetapkan Laporan Manajemen Wilayah Sumatera Utara. 2 Audit Internal Bertanggung jawab atas penyelenggaraan audit internal sesuai program kerja pemeriksaan tahunan dan pemantauan tindak lanjut hasil temuan, pembinaan dan penyempurnaan sistem manajemen dan operasional untuk mendukung terlaksanannya tata kelola perusahaan yang baik. Rincian tugas pokok sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara a. menyusun program kerja pemeriksaan tahunan sesuai program kerja perusahaan, b. melaksanakan audit internal yang meliputi audit keuangan, teknik manajemen dan SDM, c. memberikan masukan dan rekomendasi yang menyangkut proses manajemen dan operasional, d. memonitor tindak lanjut temuan hasil audit internal, e. menyusun laporan manajemen dibidangnya. 3 Bidang Perencanaan Bertanggung jawab atas tersusunnya perencanaan kerja, sistem menajemen kinerja, perencanaan investasi, pengembangan aplikasi sistem informasi, untuk mendukung upaya pengusahaan tenaga listrik yang memiliki efisiensi, mutu dan keandalan yang baik serta upaya pencapaian sasaran dan ketersediaan kerangka acuan pelaksanaan kerja. Bidang perencanaan juga bertanggung jawab atas perencanaan dan pelaksanaan balanced scorecard sebagai sistem pengukuran kinerja di perusahaan. Rincian tugas pokok sebagai berikut : a menyusun Rencana Umum Pengembangan Tenaga Listrik RUPTL, Rencana Jangka Panjang Perusahaan RJPP dan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan RKAP, b menyusun rencana pengembangan sistem ketenagalistrikan, c menyusun sistem manajemen kinerja unit-unit kerjanya, Universitas Sumatera Utara d menyusun metoda evaluasi kelayakan investasi dan melakukan penilaian finansialnya, e mengembangkan hubungan kerjasama dengan pihak lain dan penyandang dana, baik secara bilateral maupun miltilateral, f menyusun rencana pengembangan sistem teknologi informasi dan aplikasi pengembangan sistem informasi, g mengendalikan aplikasi-aplikasi teknologi informasi, h menyiapkan SOP pengelolaan aplikasi sistem informasi, i menyusun laporan manajemen dan database pada bidang perencanaan. 4 Bidang Teknik Bertanggung jawab atas tersusunnya strategi, standarisasi dan penerapan sistem pengelolaan jaringan distribusi dan pembangkit serta penerapan manajemen lingkungan dan keselamatan ketenagalistrikan serta upaya pencapaian sasaran dan ketersediaan kerangka acuan pelaksanaan kerja, untuk mendukung upaya pengusahaan tenaga listrik yang efektif, efisien dengan tingkat mutu dan keandalan yang baik serta upaya pencapaian sasaran dan ketersediaan kerangka acuan pelaksanaan kerja. Rincian tugas pokok sebagai berikut : a menyusun dan membina penerapan sistem pengelolaan jaringan distribusi dan pembangkit : 1. strategi pengoperasian dan pemeliharaan pembangkit, jaringan distribusi dan membina penerapannya Universitas Sumatera Utara 2. SOP penerapan dan pengujian peralatan distribusi, serta SOP untuk operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi 3. standar desain konstruksi jaringan distribusi, kriteria konstruksi dan peralatan kerjanya 4. pengembangan sarana komunikasi dan optimalisasi operasi jaringan distribusi 5. manajemen pengadaan dan perbekalan dalam sistem pengelolaan jaringan distribusi 6. pengendalian susut energi listrik dan gangguan serta usulan perbaikan b menyusun regulasi untuk penyempurnaan data induk pembangkit dan data induk jaringan DIJ, c memantau dan mengevaluasi data induk jaringan , d memantau dan mengevaluasi data induk jaringan, e menyusun rencana kegiatan konstruksi dan administrasi pekerjaan serta membina penerapannya, f membuat usulan RKAP terkait bidang teknik, g menyusun laporan manajemen dan database pada bidang teknik. 5 Bidang Niaga dan Pelayanan Pelanggan Bertanggung jawab atas upaya pencapaian target pendapatan dari penjualan tenaga listrik, pengembangan pemasaran yang berorientasi kepada kebutuhan pelanggan dan transaksi pembelian tenaga listrik yang memberikan nilai tambah bagi Perusahaan, serta ketersediaan standar pelaksanaan kerja Universitas Sumatera Utara dan tercapainya interaksi kerja yang baik antar unit-unit pelaksana. Bidang niaga dan pelayanan pelanggan memiliki tanggung jawab agar tercapainya sasaran pada perspektif proses bisnis dan pelanggan. Rincian tugas pokok sebagai berikut : a menyusun ketentuan dan strategi pemasaran serta menyusun rencana penjualan energi dan rencana pendapatan, b mengevaluasi harga jual energi listrik, c menghitung biaya penyediaan tenaga listrik, d menegosiasikan harga jual beli tenaga listrik, e menyusun strategi dan pengembangan pelayanan, standar dan produk pelayanan, ketentuan data induk DIL dan data induk saldo DIS, dan konsep kebijakan sistem informasi pelayanan pelanggan, f melakukan pengendalian DIS dan opname saldo piutang, g mengkoordinasikan pelaksanaan penagihan kepada pelanggan tertentu antara lain TNIPOLRI dan instansi vertikal, h mengkaji pengelolaan pencatatan meter dan menyusun rencana penyempurnaannya, i menyusun mekanisme interaksi antar unit pelaksana, j menyusun rencana pengembangan usaha baru serta pengaturannya, k membuat usulan RKAP yang terkait dengan bidangnya, l menyusun dan mengelola manajemen mutu, m menerapkan tata kelola perusahaan yang baik, n menyusun laporan manajemen dibidangnya. Universitas Sumatera Utara 6 Bidang Keuangan Bertanggung jawab atas penyelanggaraan keuangan sesuai dengan pronsip-prinsip manajemen keuangan yang baik, pengelolaan pajak dan asuransi yang efektif serta penyajian laporan keuangan dan akuntansi yang akurat dan tepat waktu. Bidang keuangan juga bertanggung jawab agar tercapainya perspektif keuangan di dalam penerapan balanced scorecard perusahaan. Rincian tugas pokok sebagai berikut : a menyusun kebijakan anggaran dan proyeksi keuangan perusahaan, b menyusun biaya perolehan pokok BPP per transaksi dan atau perfungsi, c mengendalikan anggaran investasi dan anggaran operasi, d mengendalikan aliran kas pendapatan, e mengendalikan aliran kas pembiayaan, f melakukan pengelolaan keuangan, g melakukan analisis dan evaluasi laporan keuangan unit-unit, h menyusun laporan konsolidasi, i menyusun laporan rekonsiliasi keuangan, j menyusun dan menganalisa kebijakan resiko dan penghapusan asset, k melakukan pengelolaan pajak asuransi, l membuat RKAP bersama bidang perencanaan dan bidang lainnya, m menyusun dan mengelola manajemen mutu dan menerapkan tata kelola yang baik, n menyusun laporan manajemen di bidangnya. Universitas Sumatera Utara 7 Bidang Sumber Daya Manusia dan Organisasi Bertanggung jawab atas penyelenggaraan pengelolaan manajemen SDM berbasis kompetensi, pengembangan organisasi, evaluasi tingkat organisasi unit, perencanaan tenaga kerja, dan anggaran kepegawaian, pengelolaan data dan administrasi kepegawaian serta hubungan industrial. Bidang ini juga bertanggung jawab dalam tercapainya sasaran pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Rincian tugas pokok sebagai berikut : a mengelola pengembangan organisasi, pengembangan sumber daya manusia, manajemen sumber daya manusia berbasis kompetensi, dan administrasi dan data kepegawaian, b perencanaan tenaga kerja, c perencanaan anggaran kepegawaian, d evaluasi tingkat organisasi unit pelaksana dan sub unit pelaksana, e membina hubungan industrial, f menyusun laporan manajemen. 8 Bidang Komunikasi Hukum dan Administrasi Bertanggung jawab atas pengelolaan administrasi dan kesekratariatan, komunikasi, masyarakat, dan hukum ; pengelolaan keamanan, aset, sarana dan prasarana kantor, serta pembinaan lingkungan untuk mendukung kelancaran kerja organisasi. Rincian tugas pokok sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara a mengelola komunikasi perusahaan dengan pihak eksternal dan internal, fasilitas dan prasarana kerja, sistem keamanan dan pengamanan kantor, b mengelola program kemitraan dan program bina lingkungan PKBL, c melakukan advokasi hukum dan peraturan-peraturan perusahaan, d mengelola sertifikasi aset, dokumentasi dan perpustakaan, administrasi kesekretariatan, protokol dan rumah tangga kantor induk, e membuat usulan RKAP yang terkait dengan bidangnya, f menerapkan tata kelola perusahaan yang baik, g menyusun laporan manajemen dan data base pada bidang komunikasi, hukum dan administrasi.

c. Aktivitas Perusahaan

Berikut adalah rangkaian kegiatan usaha PT. PLN Persero: 1 menjalankan usaha penyediaan tenaga listrik yang mencakup: a pembangkitan tenaga listrik, b penyaluran tenaga listrik, c distribusi tenaga listrik, d perencanaan dan pembangunan sarana penyediaan tenaga listrik, e pengembangan penyediaan tenaga listrik, f penjualan tenaga listrik kepada konsumen. 2 menjalankan usaha penunjang tenaga listrik yang mencakup: a konsultasi ketenagalistrikan, b pembangunan dan pemasaran peralatan ketenagalistrikan, Universitas Sumatera Utara c pengembangan teknologi peralatan yang menunjang penyediaan tenaga listrik. 3 kegiatan-kegiatan lainnya mencakup: a kegiatan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam dan sumber energi lainnya untuk kepentingan tenaga listrik, b pemberian jasa operasi dan pengaturan pada pembangkitan, transmisi, distribusi serta retail tenaga listrik. c kegiatan perindustrian perangkat keras dan lunak di bidang ketegalistrikan dan peralatan lain terkait dengan tenaga listrik, d kerja sama dengan pihak lain atau badan penyelenggara bidang ketenagalistrikan baik dari dalam maupun luar negeri di bidang pembangunan, operasional, telekomunikasi, dan informasi terkait ketenagalistrikan, e usaha jasa ketenagalistrikan.

d. Visi, Misi, dan Strategi Perusahaan

Visi PT. PLN Persero Wilayah Sumatera Utara adalah diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul, dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani. Misi PT. PLN Persero Wilayah Sumatera Utara adalah: 1 menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan, dan pemegang saham. Universitas Sumatera Utara 2 menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. 3 mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi. 4 menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan. PT. PLN Persero Wilayah Sumatera Utara juga memiliki motto, yaitu listrik untuk kehidupan yang lebih baik electricity for a better life.

2. Pengukuran Kinerja Perusahaan

PT. PLN Persero Wilayah Sumatera Utara telah menerapkan balanced scorecard sebagi pengukuran kinerja perusahaan. Perusahaan telah menerjemahkan visi dan misi perusahaan yang telah ditetapkan ke dalam empat perspektif balanced scorecard. Dengan balanced scorecard, perusahaan dapat mengukur kinerjanya tidak hanya dari aspek keuangan. Kinerja perusahaan juga dapat dilihat dari perspektif pelanggan, proses bisnis internal, serta pertumbuhan dan pembelajaran. Setelah menerapkan balanced scorecard, perusahaan terus melakukan upaya untuk meningkatkan kinerjanya. Sebagian besar pelanggan merasa bahwa kinerja perusahaan masih buruk sehingga perusahaan terus melakukan upaya peningkatan pelayanan, seperti pengurangan frekuensi pemadaman dan pengurangan durasi pemadaman listrik. Pemadaman bergilir memang masih terjadi, namun pihak perusahaan terus berupaya melakukan pengurangan frekuensi dan durasi pemadaman setiap tahunnya. Perusahaan juga telah berhasil Universitas Sumatera Utara memperluas wilayah jangkauan listrik, yang berarti pelanggan semakin bertambah dan nantinya dapat meningkatkan penjualan perusahaan. Sekarang ini, perusahaan juga baru melakukan inovasi atas produk layanan mereka dengan memperkenalkan listrik prabayar sebagai layanan terbaru yang diharapkan memberikan banyak kemudahan dan kepraktisan bagi para pelanggan. Dengan terus melakukan upaya peningkatan, baik dari perspektif pelanggan, proses bisnis internal, serta pertumbuhan dan pembelajaran, yang pada akhirnya dapat memberikan dampak yang baik pada perspektif keuangan. Berikut ini dijabarkan lebih lanjut mengenai keempat perspektif balanced scorecard pada PT PLN Persero Wilayah Sumatera Utara.

a. Perspektif Keuangan

Tolok ukur keuangan digunakan untuk menilai keberhasilan pencapaian sasaran strategis perusahaan dalam hal pendapatannya. Tolok ukur yang digunakan oleh perusahaan dalam menilai keberhasilan pencapaian sasaran strategis di dalam perspektif keuangan adalah: 1 Pengembalian Atas Ekuitas Return On EquityROE Rasio ini mengukur efektifitas pengelolaan modal yang disediakan oleh pemegang saham. 2 Pengembalian Atas Aktiva Return On AssetROA ROA mengukur tingkat pengembalian laba atas total aktiva perusahaan setelah bunga dan pajak. Universitas Sumatera Utara 3 Perputaran Aktiva Asset Turnover Perputaran aktiva mengukur kecepatan penggunaan seluruh aktiva dalam operasional perusahaan. 4 Perputaran Piutang Usaha Accounts Receivable Turnover Perputaran piutang menggambarkan rata-rata jumlah penjualansiklus penagihan yang dilaksanakan perusahaan selama tahun berjalan. 5 Rasio Utang Debt Ratio Rasio utang merupakan persentase dana yang diperlukan untuk membeli aktiva yang diperoleh dari pinjaman.

b. Perspektif Pelanggan

Indikator yang digunakan oleh perusahaan pada perspektif pelanggan adalah pelayanan kepada pelanggan dan yang menjadi sasaran strategis perusahaan adalah memberikan pelayanan terbaik atas gangguantroubles yang terjadi. Tolok ukur yang digunakan perusahaan dalam perspektif pelanggan adalah: 1 SAIDI System Average Interruption Duration Index SAIDI merupakan durasi pemadaman rata-rata untuk setiap pelanggan. SAIDI diukur dalam satuan waktu. 2 SAIFI System Average Interruption Frequency Index SAIFI merupakan jumlah rata-rata interupsigangguan yang dialami pelanggan. SAIFI diukur dalam satuan gangguan per pelanggan. 3 Kecepatan pelayanan gangguan Universitas Sumatera Utara Ukuran yang digunakan adalah waktu yang dibutuhkan untuk menanggapi dan penyelesaian gangguan oleh pihak PT. PLN Persero 4 Perluasan wilayah jangkauan listrik Ukuran ini digunakan untuk mengetahui penambahan wilayah jangkauan listik dan pertambahan pelanggan baru dalam periode tertentu. 5 Tingkat kepuasan pelanggan Perusahaan melakukan survei kepuasan pelanggan dengan cara pengisian kuesioner.

c. Perspektif Proses Bisnis Internal

Sasaran strategis dalam perspektif proses bisnis internal adalah efisiensi produksi dan produktivitas, inovasi dalam hal pelayanan kepada pelanggan, proses bisnis yang tidak berbelit-belit. Tolok ukur yang digunakan perusahaan adalah kecepatan pelayanan pemasangan baru, inovasi produk dan layanan, dan pengurangan susut distribusi. 1 Kecepatan pelayanan permintaan pemasangan baru PT. PLN Persero Wilayah Sumatera Utara menetapkan waktu maksimal untuk pemasangan baru mulai dari permohonan hingga listrik menyala selama 16 hari. 2 Inovasi produk dan layanan Perusahaan melakukan inovasi dengan memperkenalkan layanan terbaru PT. PLN Persero, yaitu listrik prabayar. Listrik prabayar merupakan penggunaan setrum isi ulang. Pelanggan cukup memasukan 20 digit angka yang terdapat Universitas Sumatera Utara pada setrum isi ulang ke meter digital listrik prabayar. Secara otomatis meter prabayar akan menunjukkan jumlah kWh sesuai nilai nominal setrum yang dibeli. 2 Pengurangan susut distribusi Susut distribusi merupakan selisih losses antara kwh pembelian dengan kwh penjualan energi listrik. Losses distribusi ini mengganggu tujuan perusahaan yang teridentifikasi sebagai risiko.

d. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

Sasaran strategis perusahaan dalam perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, di antaranya peningkatan kualitas sumber daya manusia di dalam perusahaan tersebut. Hal ini dilakukan melalui training and development ataupun diklat yang diberikan kepada pegawai perusahaan.

B. Analisis Hasil Penelitian

Setelah diketahui gambaran implementasi balanced scorecard pada perusahaan, maka selanjutnya dilakukan analisis dan evaluasi terhadap penerapan balanced scorecard dalam pengukuran kinerja perusahaan. Analisis dan evaluasi dilakukan terhadap berbagai tolok ukur dan karakteristik implementasi balanced scorecard untuk melihat apakah yang telah dijalankan perusahaan telah sesuai dengan konsep balanced scorecard yang telah dirumuskan sebelumnya. Evaluasi ini dilakuka n dengan menurunkan butir-butir key performance indicators yang telah ditetapkan pada masing-masing perspektif ke dalam butir- Universitas Sumatera Utara butir pertanyaan kuesioner yang diberikan kepada 25 responden, yang terdiri dari bidang perencanaan, bidang keuangan, dan karyawan lainnya pada PT PLN Persero Wilayah Sumatera Utara . Pada setiap perspektif terdapat lima pertanyaan dan diberikan juga pertanyaan mengenai pendekatan terhadap keseluruhan pengukuran balanced scorecard. Berikut ini merupakan hasil persentase dari masing-masing pertanyaan.

1. Perspektif Keuangan

Data yang diperoleh dari perspektif keuangan untuk masing-masing pertanyaan adalah sebagai berikut: a. perusahaan telah mengidentifikasikan beberapa tolok ukur kunci 4-6 tolok ukur dalam pengukuran kinerja keuangan sebanyak 8 responden 32 menyatakan cukup setuju, 14 reponden 56 menyatakan setuju, dan 3 responden 12 menyatakan sangat setuju. b. tolok ukur keuangan yang digunakan perusahaan merupakan gabungan tolok ukur jangka pendek dan jangka panjang sebanyak 10 responden 40 menyatakan cukup setuju, 13 responden 52 menyatakan setuju, dan 2 responden 8 menyatakan sangat setuju. c. perusahaan menggunakan data keuangan untuk mengevaluasi kinerja dan membuat berbagai tujuan perusahaan sebanyak 8 responden 32 menyatakan cukup setuju, 15 reponden 60 menyatakan setuju, dan 2 responden 8 menyatakan sangat setuju. d. tolok ukur keuangan konsisten dengan keseluruhan unitlokasi yang berbeda sebanyak 12 responden 48 menyatakan cukup setuju dan 13 responden Universitas Sumatera Utara 52 menyatakan setuju. e. perusahaan menggabungkan keseluruhan data keuangan ke dalam satu atau dua ringkasan statistik yang merefleksikan keseluruhan kinerja sebanyak 11 responden 44 menyatakan cukup setuju dan 14 responden 56 menyatakan setuju. Tabel 4.1 Tabulasi Hasil Kuesioner untuk Perspektif Keuangan Indikator Jawaban Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju Keuangan R R R R R Pertanyaan 1 8 32 14 56 3 12 2 10 40 13 52 2 8 3 8 32 15 60 2 8 4 12 48 13 52 5 11 44 14 56 Keterangan : R = jumlah responden = persentase responden Sumber: Data Hasil Kuesioner Dari data tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa responden mengganggap perusahaan telah mengidentifikasikan beberapa tolok ukur dalam pengukuran kinerja keuangan dan tolok ukur tersebut merupakan gabungan dari tolok ukur jangka pendek dan jangka panjang. Perusahaan juga menggabungkan keseluruhan data keuangan ke dalam beberapa ringkasan statistik yang merefleksikan kinerja perusahaan seperti, ROE, ROA, perputaran aktiva, perputaran piutang, dan rasio utang. Namun kondisi keuangan perusahaan tidaklah cukup baik. PT. PLN Persero termasuk dalam salah satu BUMN rugi. Walaupun tingkat penjualan perusahaan mengalami peningkatan dari Rp Universitas Sumatera Utara 3.175.245.000.000 di tahun 2007 menjadi Rp 3.617.410.950.000 di tahun 2008, namun beban operasi perusahaan juga mengalami peningkatan. Rasio utang debt ratio perusahaan mengalami peningkatan dari 9,8 di tahun 2007 menjadi 13,7 di tahun 2008. Hal ini menunjukkan persentase dana pinjaman perusahaan untuk memperoleh aktiva juga mengalami peningkatan.

2. Perspektif Pelanggan

Data yang diperoleh dari perspektif pelanggan untuk masing-masing pertanyaan adalah sebagai berikut: a. perusahaan telah memilih serangkaian pengukuran perspektif pelanggan, seperti pangsa pasar, profitabilitas, dan sebagainya, sebanyak 14 responden 56 menyatakan cukup setuju dan 11 responden 44 menyatakan setuju. b. waktu tanggapan perusahaan terhadap keluhan pelanggan semakin cepat, sebanyak 1 responden 4 menyatakan tidak setuju, 14 responden 56 menyatakan cukup setuju, dan 10 responden 40 menyatakan setuju. c. survei pelanggan dilakukan paling sedikit sekali dalam setahun untuk menentukan tingkat kepuasan pelanggan dengan keseluruhan aspek organisasi, sebanyak 9 responden 36 menyatakan tidak setuju, 12 responden 48 menyatakan cukup setuju, dan 4 responden 16 menyatakan setuju . d. perusahaan mengumpulkan data kepuasan dan keluhan pelanggan dengan menggunakan berbagai media sehingga memudahkan pelanggan untuk Universitas Sumatera Utara menyampaikan keluhannya, sebanyak 9 responden 36 menyatakan cukup setuju dan 16 responden 64 menyatakan setuju. e. perusahaan memiliki sistem customer relationship hubungan pelanggan yang baik sehingga loyalitas pelanggan meningkat, sebanyak 4 responden 16 menyatakan tidak setuju, 15 responden 60 menyatakan cukup setuju, dan 6 responden 24 menyatakan setuju. Tabel 4.2 Tabulasi Hasil Kuesioner untuk Perspektif Pelanggan Indikator Jawaban Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju Pelanggan R R R R R Pertanyaan 1 14 56 11 44 2 1 4 14 56 10 40 3 9 36 12 48 4 16 4 9 36 16 64 5 4 16 15 60 6 24 Sumber: Data Hasil Kuesioner Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa perusahaan telah memilih serangkaian pengukuran untuk menilai perspektif pelanggan, seperti pangsa pasar yang dapat diketahui dari perluasan wilayah jangkauan listrik, SAIDI dan SAIFI, dan kecepatan pelayanan apabila terjadi gangguan. Pada tahun 2008 jumlah pelanggan PT. PLN Persero wilayah Sumatera Utara mencapai 2.366.892 pelanggan dengan daya tersambung 2.936 MVA dan hingga April 2009 diketahui bahwa pelanggan perusahaan meningkat menjadi 2.394.780 pelanggan dengan daya tersambung 2.976 MVA. Walaupun tidak bisa dipungkiri bahwa pelanggan terus memberikan keluhan kepada pihak PT. PLN Persero, seperti pemadaman Universitas Sumatera Utara listrik bergilir yang masih terjadi, namun pihak perusahaan berusaha memberikan pelayanan secara maksimal. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang menyatakan setuju bahwa waktu tanggapan perusahaan semakin cepat. Durasi pemadaman rata-rata untuk setiap pelanggan SAIDI juga mengalami penurunan dari 384,4 menitpelanggan pada tahun 2008 menjadi 360 menitpelanggan di tahun 2009. Perusahaan menetapkan waktu maksimal selama enam jam untuk penyelesaian tanggapan atas gangguan pemadaman dimulai dari perusahaan menerima keluhan hingga listrik kembali menyala. Krisis listrik yang selama ini terjadi membuat perusahaan harus lebih memaksimalkan pelayanannya. Namun perusahaan belum melakukan survei kepuasan pelanggan sekali dalam setahun untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan. Survei pelanggan yang dilakukan perusahaan hanya pada saat akan melakukan pemasangan listrik baru, tapi bukan untuk mengukur tingkat kepuasan pelanggan.

3. Perspektif Proses Bisnis Internal

Data yang diperoleh dari perspektif proses bisnis internal untuk masing- masing pertanyaan adalah: a. perusahaan telah mengembangkan satu set tolok ukur operasional yang menggambarkan rantai nilai proses bisnis internal, sebanyak 9 responden 36 menyatakan cukup setuju dan 14 responden 56 menyatakan setuju, 2 responden 8 menyatakan sangat setuju. b. beberapa tolok ukur proses bisnis terkait langsung dengan karakteristik produk dan layanan yang menjadi perhatian pelanggan, sebanyak 12 Universitas Sumatera Utara responden 48 menyatakan cukup setuju dan 12 responden 48 menyatakan setuju, 1 responden 4 menyatakan sangat setuju. c. perusahaan terus melakukan riset dan pengembangan sehinggan produk yang dihasilkan lebih berkualitas dan inovatif, sebanyak 10 responden 40 menyatakan cukup setuju, 15 responden 60 menyatakan setuju. d. proses bisnis yang dilakukan perusahaan tidak berbelit-belit dan tidak membingungkan pelanggan, sebanyak 2 responden 8 menyatakan tidak setuju, 13 responden 52 menyatakan cukup setuju, 9 responden 36 menyatakan setuju, dan 1 responden 4 menyatakan sangat setuju. e. proses bisnis dan respond time waktu tanggapan semakin baik, efisiensi dan efektivitas produksi juga semakin baik, sebanyak 1 responden 4 menyatakan tidak setuju, 12 responden 48 menyatakan cukup setuju, 10 responden 40 menyatakan setuju, dan 2 responden 8 menyatakan sangat setuju. Tabel 4.3 Tabulasi Hasil Kuesioner untuk Perspektif Proses Bisnis Internal Indikator Jawaban Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju Proses Bisnis Internal R R R R R Pertanyaan 1 9 36 14 56 2 8 2 12 48 12 48 1 4 3 10 40 15 60 4 2 8 13 52 9 36 1 4 5 1 4 12 48 10 40 2 8 Sumber: Data Hasil Kuesioner Universitas Sumatera Utara Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa responden mengganggap bahwa perusahaan telah mengembangkan tolok ukur operasional yang menggambarkan rantai nilai proses bisnis internal dan tolok ukur proses bisnis tersebut terkait langsung dengan produk dan layanan yang menjadi perhatian pelanggan. Perusahaan melakukan inovasi dalam produk dan layanan yang diberikan. Hal ini terlihat dari layanan terbaru PT. PLN Persero berupa listrik prabayar yang nantinya diharapkan memberikan banyak kemudahan bagi penggunanya. Proses bisnis yang dilakukan perusahaan pun semakin baik dan perusahaan juga melakukan telah melakukan efesiensi produksi. Susut distibusi mengalami penurunan dari 10,11 pada tahun 2008 menjadi 9,96 pada tahun 2009.

4. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

Data yang diperoleh dari perspektif pertumbuhan dan pembelajaran untuk masing-masing pertanyaan adalah sebagai berikut: a. perusahaan selalu melaksanakan training and development untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kerja karyawan, sebanyak 7 responden 28 menyatakan cukup setuju,16 responden 64 menyatakan setuju, 2 responden 8 menyatakan sangat setuju. b. training and development yang dilaksanakan selalu dapat meningkatkan produktivitas kerja, sebanyak 2 responden 8 menyatakan tidak setuju, 9 responden 36 menyatakan cukup setuju, 13 responden 52 menyatakan setuju, dan 1 responden 4 menyatakan sangat setuju. Universitas Sumatera Utara c. perusahaan telah menerapkan jalur sistem informasi yang baik sehingga memungkinkan untuk setiap pegawai memperoleh informasi secara tepat waktu dan akurat, sebanyak 2 responden 8 menyatakan tidak setuju, 12 responden 48 menyatakan cukup setuju, 10 responden 40 menyatakan setuju, dan 1 responden 4 menyatakan sangat setuju. d. survei kepuasan pegawai selalu dilaksanakan setiap tahunnya, sebanyak 3 responden 12 menyatakan tidak setuju, 10 responden 40 menyatakan cukup setuju, 12 responden 48 menyatakan setuju. e. perusahaan melakukan riset untuk menentukan hal-hal penting bagi pegawai, sebanyak 2 responden 8 menyatakan tidak setuju, 14 responden 56 menyatakan cukup setuju, dan 9 responden 36 menyatakan setuju. Tabel 4.4 Tabulasi Hasil Kuesioner untuk Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran Indikator Jawaban Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju Pertumbuhan dan Pembelajaran R R R R R Pertanyaan 1 7 28 16 64 2 8 2 2 8 9 36 13 52 1 4 3 2 8 12 48 10 40 1 4 4 3 12 10 40 12 48 5 2 8 14 56 9 36 Sumber: Data Hasil Kuesioner Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa perusahaan selalu melakukan training and development untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia perusahaan. Sebagian responden memberikan tanggapan cukup atas jalur sistem Universitas Sumatera Utara informasi yang terdapat di perusahaan sehingga setiap pegawai memperoleh informasi secara tepat dan akuran. Responden juga emberikan tanggapan cukup atas survei kepuasan pegawai yang dilakukan perusahaan dan riset untuk menentukan hal-hal penting bagi pegawai.

5. Pendekatan Terhadap Keseluruhan Pengukuran

Data yang diperoleh untuk masing-masing pertanyaan adalah sebagai berikut: a. tolok ukur yang terdapat dalam perusahaan terhubung dengan visi, misi, dan strategi perusahaan, sebanyak 8 responden 32 menyatakan cukup setuju, 14 responden 56 menyatakan setuju, 3 responden 12 menyatakan sangat setuju. b. balanced scorecard dibangun secara terencana dan tidak bersifat dadakan, sebanyak 8 responden 32 menyatakan cukup setuju, 15 responden 60 menyatakan setuju, dan 2 responden 8 menyatakan sangat setuju. c. perusahaan memiliki satu set tolok ukur yang baik dan seimbang, antara kinerja keuangan, kinerja operasional, kepuasan pelanggan, kepuasan pegawai, dan sebagainya, sebanyak 12 responden 48 menyatakan cukup setuju, 11 responden 44 menyatakan setuju, dan 2 responden 8 menyatakan sangat setuju. d. hampir seluruh tolok ukur kinerja konsisten dengan strategy business unit, sebanyak 14 responden 56 menyatakan cukup setuju dan 11 responden 44 menyatakan setuju. Universitas Sumatera Utara e. manajemen puncak mengevaluasi tolok ukur setiap bulannya untuk mengevaluasi kinerja perusahaan, sebanyak 11 responden 44 menyatakan cukup setuju, 13 responden 52 menyatakan setuju, dan 1 responden 4 menyatakan sangat setuju Tabel 4.5 Tabulasi Hasil Kuesioner untuk Pendekatan Terhadap Keseluruhan Pengukuran Indikator Jawaban Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju R R R R R Pertanyaan 1 8 32 14 56 3 12 2 8 32 15 60 2 8 3 12 48 11 44 1 4 4 14 56 11 44 5 11 44 13 52 1 4 Sumber: Data Hasil Kuesioner Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa perusahaan telah menggunakan tolok ukur yang terhubung dengan visi, misi dan strategi perusahaan dan balanced scorecard yang menjadi sistem pengukuran kinerja perusahaan dibangun secara terencana. Visi dan misi perusahaan juga mampu diterjemahkan ke dalam empat perspektif balanced scorecard.

C. Evaluasi Implementasi Balanced Scorecard pada PT. PLN Persero Wilayah Sumatera Utara

Setelah data diperoleh data hasil kuesioner, maka dilakukan scoring terhadap masing-masing pertanyaan yang telah diajukan. Dari hasil skor nantinya Universitas Sumatera Utara akan terlihat karakteristik suatu sistem pengukuran yang efektif dan kesesuaian penerapan balanced scorecard di perusahaan dengan konsep balanced scorecard yang telah ada. Interpretasi nilai yang digunakan didasarkan pada buku Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard Sony Yuwono, et.al, 2004:101-102 yang dapat dilihat pada tabel 2.1. Berdasarkan hasil perhitungan atas kuesioner yang telah disebarkan, maka diperoleh skor 70,36 atau sekitar 3125 dengan perhitungan berikut ini. Nilai Jawaban Sangat Setuju: Tabel 4.1 7 x 5 = 35 Tabel 4.2 0 x 5 = 0 Tabel 4.3 6 x 5 = 30 Tabel 4.4 4 x 5 = 20 Tabel 4.5 8 x 5 = Total 125 40 Nilai Jawaban Setuju: Tabel 4.1 69 x 4 = 276 Tabel 4.2 47 x 4 = 188 Tabel 4.3 60 x 4 = 240 Tabel 4.4 60 x 4 = 240 Tabel 4.5 64 x 4 = Total 1200 256 Nilai Jawaban Cukup Setuju: Tabel 4.1 49 x 3 = 147 Tabel 4.2 64 x 3 = 192 Tabel 4.3 56 x 3 = 168 Tabel 4.4 52 x 3 = 156 Tabel 4.5 53 x 3 = Total 822 159 Nilai Jawaban Tidak Setuju Tabel 4.1 0 x 2 = 0 Tabel 4.2 14 x 2 = 28 Tabel 4.3 3 x 2 = 6 Tabel 4.4 9 x 2 = 18 Tabel 4.5 0 x 2 = Total 52 Universitas Sumatera Utara Total nilai 2199 Adapun total maksimal yang mungkin dihasilkan adalah: Nilai jawaban sangat setuju maksimal = total pertanyaan x total responden x 5 = 25 x 25 x 5 = 3125 Persentase nilai hasil kuesioner terhadap nilai maksimal adalah: Berdasarkan interpretasi yang telah dirumuskan seperti yang diperlihatkan pada tabel 2.1 , maka nilai 70,36 berarti bahwa perusahaan telah memiliki pendekatan sistemik dalam pemgukuran dan dapat mencapai suatu keseimbangan yang baik, namun perusahaan memiliki kelemahan dalam mengukur kepuasan pelanggan dan pegawai. Perusahaan juga kurang dapat menggabungkan scorecard individu ke dalam ringkasan statistik dan menganalisis data untuk meningkatkan kinerja organisasi. Universitas Sumatera Utara BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan