Kesimpulan. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan.

Berdasarkan uraian-uraian yang dikemukakan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagi berikut: 1. Pertanggungjawaban kepala daerah terhadap pelaksanaan APBD, pada dasarnya pertanggungjawaban kepala daerah adalah berkaitan dengan kebijakan kepala daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. Meskipun ketika pada masa berlakunya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang mensyaratkan bahwa kepala daerah sebagai pelaksana APBD harus bertanggungjawab terhdap DPRD adalah merupakan penyimpangan dari sistem pemerintahan presidensil, karena hal tersebut adalah ciri dari sistem pemerintahan yang perlementer. Namun setelah berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 kepala daerah tidak lagi bertanggungjawab kepada DPRD, yang pada akhirnya akan menimbulkan kerancuan terhadap proses pertanggungjawaban kepala daerah terhadap pelaksanaan APBD, yaitu: a. Tidak tertutup kemungkinan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD akan disalahgunakan oleh kepala daerah disebabkan oleh karena kepala daerah tidak lagi bertanggungjawab terhdap DPRD sebagi lembaga pengawas. b. Kendati kepala daerah tidak lagi bertanggungjawab terhadap DPRD dalam pelaksanaan APBD, akan tetapi apabila DPRD menggunakan 102 hak-hak yang melekat pada DPRD, yaitu hak interpelasi, hak angket dan hak petisi, maka kepala daerah harus memberikan pertanggungjawaban yang pada akhirnya akan kembali kedasar, yaitu kepala daerah bertanggungjawab kepada DPRD terhadap pelaksanaan APBD. 2. Berkaitan dengan mekanisme pertanggungjawaban kepala daerah terhadap pelaksanaan APBD telah diatur secara tegas dalam Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007. Namun terjadi ketimpangan dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang berkenaan dengan mekanisme pertanggungjawaban keuangan daerah, yaitu bahwa kepala daerah sebagai pimpinan eksekutif daerah dan DPRD sebagai lembaga legislatif daerah adalah merupakan 2 dua lembaga daerah yang bersifat sejajar, namun terkait dengan mekanisme pertanggungjawaban keuangan daerah kepala daerah harus menyampaikan LKPJ kepada DPRD yang notabenenya petrtanggungjawaban tersebut sebahagian adalah keuangan daerah yang digunakan oleh DPRD yang diatur dalam pos tersendiri dalam APBD, akan tetapi DPRD tidak mempertanggungjawabkan keuangan daerah yang telah digunakan oleh DPRD, maka dalam hal ini hilanglah check and balances dalam rangka penyelenggaraan pemerintah daerah. 3. Ada beberapa hambatan terhadap pertanggungjawaban kepala daerah terhadap pelaksanaan APBD yang dianggap sangat signifikan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah, yaitu: a. Hambatan Politis. Disebabkan oleh karena reslitas politik sering digambarkan sebagai pertarungan kekuatan dan kepentingan. b. Hambatan Prosedural. Disebabkan oleh karena peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang pertanggungjawaban kepala daerah terhadap pelaksanaan APBD saling bertentangan. c. Hambatan Ekonomis. Disebabkan oleh karena adanya keterlambatan yang dilakukan oleh Pemda didalam menyampaikan Laporan Keuangan baik ke Badan Pemeriksa Keuangan BPK maupun ke DPRD sehingga mempengaruhi pengesahan APBD Tahun berjalan.

B. Saran.

Dokumen yang terkait

Analisis Yuridis Terhadap Pertanggungjawaban Kepala Daerah Sebagai Pelaksana Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah ( APBD ) Dalam Rangka Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah ( Studi Di Pemerintahan Kota Tanjung Balai )

0 45 150

KAJIAN YURIDIS PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAH DAERAH

0 5 18

Optimalisasi pengawasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2007 oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surakarta menurut undang undang nomor 32 tahun 2004

0 5 89

KEWENANGAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANGSIDEMPUAN DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH.

0 0 12

KEWENANGAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANGSIDEMPUAN DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH.

0 0 17

KEWENANGAN DPRD DALAM PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 1999 DAN UNDANG- UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH.

0 0 6

KEWENANGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH MENURUT UNDANG- UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH.

0 0 10

PERTANGGUNGJAWABAN KEPALA DAERAH SEBAGAI PELAKSANA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) DALAM RANGKA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH.

0 6 60

HUBUNGAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH PASCA PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 - Repositori Universitas Andalas

0 0 6

TUGAS DAN WEWENANG KEPALA DAERAH DALAM PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 JO. UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH -

0 0 67