Perumusan Masalah Penelitian Terdahulu Kerangka Konseptual

yang signifikan setelah dilakukan restrukturisasi KPR. Serta penelitian yang dilakukan Ar Razaq Subhan Jath 2011, dengan judul Analisis Kontribusi Restrukturisasi Kredit Terhadap Kredit Bermasalah Non Performing Loan Pada PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk yang menunjukan bahwa Restrukturisasi kredit memiliki kontribusi yang tinggi dalam mengurangi kredit bermasalah karena dengan dilakukannya restrukturisasi maka NPL akan dapat berkurang rata- rata 1,02 atau Rp 1.401.305,67 dari jumlah kredit bermasalah sebelum dilakukannya restrukturisasi kredit. Dari uraian diatas, peneliti tertarik untuk mengambil judul penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh Restrukturisasi Kredit Terhadap Kredit Bermasalah Non Performing Loan Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah terdapat pengaruh restrukturisasi kredit terhadap kredit bermasalah non performing loan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI?”.

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah mengetahui besarnya pengaruh restrukturisasi kredit dalam Universitas Sumatera Utara mengurangi kredit bermasalah pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.

1.3.2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Penulis, yaitu untuk memenuhi persyaratan akademis dan tambahan wawasan sebagai pengetahuan peneliti tentang masalah yang diteliti. 2. Bagi Perusahaan, yaitu untuk bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk menekan angka kredit bermasalah. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya, yaitu untuk bahan pertimbangan dan informasi yang nantinya dapat memberikan perbandingan dalam mengadakan penelitian pada bidang yang sama dimasa yang akan datang dan sebagai bahan referensi untuk melakukan pengembangan penelitian selanjutnya. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Pengertian Kredit

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, salah satu pengertian kredit adalah pinjaman uang dengan pembayaran pengembalian secara mengangsur atau pinjaman sampai batas jumlah tertentu yang diizinkan oleh bank atau badan lain Hermansyah, 2008:57. Menurut Undang-Undang Perbankan No. 10 Tahun 1998, “Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”. Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani credere yang berarti kepercayaan truth atau faith. Oleh karena itu dasar dari kredit ialah kepercayaan. Seseorang atau suatu badan yang memberikan kredit kreditur percaya bahwa penerima kredit debitur di masa mendatang akan sanggup memenuhi segala sesuatu yang telah dijanjikan. Apa yang telah dijanjikan itu dapat berupa barang, uang, atau jasa T. Suyatno, 2003:12. Kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan pinjaman dengan suatu janji pembayarannya akan dilakukan ditangguhkan pada suatu jangka waktu yang akan disepakati Mulyono, 2001:9. Universitas Sumatera Utara

2.1.2. Jenis – Jenis Kredit

Secara umum jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi antara lain sebagai berikut: 1. Dilihat dari Segi Kegunaan a. Kredit Investasi Biasanya digunakan untuk diperlukan perluasan usaha atau membangun proyekpabrik baru atau untuk keperluan rehabilitas. Contoh kredit investasi misalnya untuk membangun pabrik atau membeli mesin-mesin. Pendek kata masa pemakaiannya untuk suatu periode yang realtif lebih lama. b. Kredit Modal Kerja Digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Sebagai contoh kredit modal kerja diberikan untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai atau biaya-biaya lain yang berkaitan dengan proses perusahaan. 2. Dilihat dari Segi Tujuan Kredit a. Kredit Produktif Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa. Sebagai contohnya kredit untuk membangun pabrik yang nantinya akan menghasilkan barang, kredit pertanian akan menghasilkan produk pertanian atau kredit pertambangan menghasilkan bahan tambang atau kredit industri lainnya. b. Kredit Konsumtif Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasikan, karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh seorang atau badan usaha. Sebagai contoh kredit untuk perumahan, kredit mobil pribadi, kredit perabotan ruamh tangga, dan kredit konsumtif lainnya. c. Kredit Perdagangan Kredit yang digunakan untuk kegiatan perdagangan, biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. Kredit ini sering diberikan kepada suplier atau agen-agen perdagangan yang akan membeli barang dalam jumlah besar. Contoh kredit ini misalnya kredit ekspor dan impor. 3. Dilihat dari Segi Jangka Waktu a. Kredit Jangka Pendek Universitas Sumatera Utara Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja. b. Kredit Jangka Menengah Jangka waktu kredit berkisar 1 tahun sampai dengan 3 tahun, biasanya untuk investasi. c. Kredit Jangka Panjang Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang. Kredit jangka panjang waktu pengembaliannya diatas 3 tahun atau 5 tahun. Biasanya kredit ini digunakan untuk investasi jangka panjang seperti perkebunan karet, kelapa sawit atau manufaktur dan juga untuk kredit konsumstif seperti kredit perumahan. 4. Dilihat dari Segi Jaminan a. Kredit dengan Jaminan Merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jamian, jaminan tersebut dapat berupan barang berwujud atau tidak berwujud. Artinya setiap kredit yang dikeluarkan dilindungi senilai jaminan yang diberikan si calon debitur. b. Kedit tanpa Jaminan Yaitu kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter serta loyalitas si calon debitur selama ini. Kasmir, 2003:103

2.1.3. Kolektibilitas Kredit

Bank Indonesia menggolongkan kualitas kredit menurut ketentuan sebagai berikut: 1. Lancar pas Suatu kredit dapat dikatakan lancar apabila : a. Pembayaran angsuran pokok danatau bunga tepat waktu; dan b. Pembayaran angsuran pokok danatau bunga tepat waktu; dan c. Memiliki mutasi rekening yang aktif atau; d. Bagian dari kedit yang dijamin dengan agunan tunai cash collateral. 2. Dalam Perhatian Khusus special mention Dikatakan dalam perhatian khusus apabila memenuhi kriteria antara lain : a. Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dari atau bunga yang belum melampaui 90 hari; atau b. Kadang-kadang terjadi cerukan; atau Universitas Sumatera Utara c. Jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan; atau d. Mutasi rekening relatif aktif; atau e. Didukung dengan pinjaman baru. 3. Kurang Lancar substandard Dikatakan kurang lancar apabila memenuhi kriteria diantaranya: a. Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 90 hari; atau b. Sering terjadi cerukan; atau c. Terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan lebih dari 90 hari; d. Frekuensi mutasi rekening reklatif rendah; atau e. Terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi debitur; atau f. Dokumen pinjaman yang lemah. 4. Diragukan doubtful Dikatakan diragukan apabila memenuhi kriteria di antaranya : a. Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 180 hari; atau b. Terjadi cerukan yang bersifat permanen; atau c. Terjadi wanprestasi lebih dari 180 hari; atau d. Terjadi kapitalisasi bunga; e. Dokumen hukum yang lemah, baik untuk perjanjian kredit maupun pengikatan jaminan. 5. Macet loss Dikatakan macet apabila memenuhi kriteria antara lain : a. Terdapat tunggakan pembayaran angusaran pokok danatau bunga yang telah melampaui 270 hari; atau b. Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru; c. Dari segi hukum dan kondisi pasar, jaminan tidak dapat dicairkan pada nilai yang wajar. Kasmir, 2003: 123

2.1.4. Kredit Bermasalah Non Performing Loan

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia PSAK No.31 2000, kredit bermasalah non performing loan pada umumnya merupakan kredit yang pembayaran angsuran pokoknya dan atau bunganya telah lewat 90 hari atau lebih setelah jatuh tempo, atau kredit yang pembayarannya secara tepat waktu sangat diragukan. Kredit non Universitas Sumatera Utara performing terdiri atas kredit yang digolongkan kurang lancar, diragukan, macet. “Kredit dikategorikan sebagai kredit bermasalah atau Non Performing Loan NPL tersebut adalah apabila kualitas kredit tergolong pada tingkat kolektibitas kurang lancar, diragukan, atau macet” Hermansyah, 2008:75. “Kredit bermasalah adalah debitur mengingkari janji mereka membayar bunga danatau kredit induk yang telah jatuh tempo, sehingga keterlambatan pembayaran atau sama sekali tidak adak pembayaran” Siswanto, 2007:181. Rincian Non Performing Loan NPL adalah kredit dengan kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet. Berdasarkan Lampiran 14 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 330DPNP tanggal 14 Desember 2001, Non Performing Loan NPL dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : Non Performing Loan NPL = Kredit Bermasalah Total Kredit × 100 = …. Keterangan : NPL = Non Performing Loan Kredit Bermasalah = Kurang Lancar + Diragukan + Macet Total Kredit = Jumlah Kredit yang Diberikan Universitas Sumatera Utara

2.1.5. Restrukturisasi Kredit

Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor: 1415PBI2012 Tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum Pasal 1 menyatakan bahwa Restrukturisasi Kredit adalah upaya perbaikan yang dilakukan bank dalam kegiatan perkreditan terhadap debitur yang mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajibannya, yang dilakukan antara lain melalui: a. Penurunan suku bunga Kredit; b. Perpanjangan jangka waktu Kredit; c. Pengurangan tunggakan bunga Kredit; d. Pengurangan tunggakan pokok Kredit; e. Penambahan fasilitas Kredit; danatau f. Konversi Kredit menjadi Penyertaan Modal Sementara Alasan Bank melakukan restrukturisasi kredit dapat diantaranya sebagai berikut: 1. Debitur tidak melakukan pembayaran kewajiban sesuai dengan kesepakatan yang dituangkan dalam perjanjian kredit danatau perjanjian turutannya dan debitur masih cooperative dengan Bank, yaitu memiliki itikad baik serta kredibilitas managemen tinggi dan mempunyai sikap positif dalam membayar kewajibannya. 2. Restrukturisasi dilakukan oleh karena debitur tidak dapat melakukan pembayaran sesuai dengan yang diperjanjikan akan tetapi usaha debitur masih berjalan dan hanya dapat memberikan pembayaran sebagian kewajiban, sehingga dapat dilakukan restrukturisasi maka debitur tetap masih baik dan masih beroperasi serta berjalan terus. 3. Memperbaiki dokumentasi hukum sehingga dapat memperkuat posisi Bank. Pertimbangan lain dalam melakukan restrukturisasi, yaitu : a. Apabila ada keyakinan dari Bank bahwa debitur akan melakukan pembayaran kewajiban setelah dilakukan restrukturisasi kredit. b. Bank mempunyai keyakinan bahwa prospek usaha dari debitur akan membaik. c. Bank tidak bisa menarik seluruh dana yang diberikan kepada debitur melalui eksekusi dari jaminan fasilitas kredit. Endang Suhartati: 2008, 25 Universitas Sumatera Utara Ketentuan umum restrukturisasi kredit sesuai dengan Nomor: 1415PBI2012 Tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum Pasal 52 dan 53 yang berbunyi sebagai berikut : Pasal 52 Bank hanya dapat melakukan Restrukturisasi Kredit terhadap debitur yang memenuhi kriteria sebagai berikut: a. Debitur mengalami kesulitan pembayaran pokok dan atau bunga Kredit; dan b. Debitur memiliki prospek usaha yang baik dan mampu memenuhi kewajiban setelah Kredit direstrukturisasi. Pasal 53 Bank dilarang melakukan Restrukturisasi Kredit dengan tujuan hanya untuk: a. Memperbaiki kualitas Kredit; atau b. Menghindari peningkatan pembentukan PPA tanpa memperhatikan kriteria debitur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52.

2.2. Penelitian Terdahulu

Beberapa tinjauan terdahulu berkaitan dengan pengaruh restrukturisasi kredit yang telah dilakukan oleh peneleti sebelumnya adalah sebagai berikut: Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu No. Penelitian Judul Variabel Kesimpulan 1. Ar Razaq Subhan Jath Analisis Kontribusi Restrukturisasi Kredit Terhadap Kredit Bermasalah Non Performing Variabel independen : Restrukturisasi Kredit Variabel Restrukturisasi kredit memiliki kontribusi yang tinggi dalam mengurangi kredit bermasalah karena dengan dilakukannya Universitas Sumatera Utara No. Penelitian Judul Variabel Kesimpulan Loan Pada PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk 2011 dependen : Kredit Bermasalah Non Performing Loan restrukturisasi maka NPL akan dapat berkurang rata-rata 1,02 atau Rp 1.401.305,67 dari jumlah kredit bermasalah sebelum dilakukannya restrukturisasi kredit 2. Anggun Dieta Cahyani Analisis Implementasi Restrukturisasi Kredit dalam Upaya Meminimalisir Non Performing Loan NPL Studi Kasus pada Restrukturisasi KPR PT Bank Tabungan Negara Persero Cabang Malang 2010 Variabel independen : Restrukturisasi Kredit Variabel dependen : Non Performing Loan NPL Apabila restrukturisasi KPR berhasil diimplementasikan maka kredit yang semula dikategorikan non performing loan akan menjadi performing loan dengan demikian NPL dapat diminimalisir terbukti secara umum NPL tahun 2007 sampai dengan 2009 mengalami penurunan NPL yang signifikan setelah dilakukan restrukturisasi KPR Universitas Sumatera Utara

2.3. Kerangka Konseptual

Kredit bermasalah yang timbul harus dilakukan penanganan segera oleh pihak bank. Hal ini untuk menghindari jumlah kredit bermasalah yang ditetapkan oleh oleh Bank Indonesia sesuai dengan ketentuan PBI No.133PBI2011 Tentang Penetapan Status dan Tindak Lanjut Pengawasan Bank Pasal 3 ayat 1 dan 2 yaitu tidak melebihi 5 secara neto. Oleh karena itu, salah satu upaya pihak bank dalam mengurangi jumlah kredit bermasalah adalah melakukan restrukturisasi kredit. Terdapat beberapa penelitian yang mengkaitkan pengaruh upaya restrukturisasi kredit dalam mengurangi jumlah kredit bermasalah diantaranya adalah Anggun Dieta Cahyani 2010 tentang implementasi restruktusasi kredit dalam upaya meminimalisir NPL. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan variabel depeden yaitu restrukturisasi kredit dan variabel independen yaitu non performing loan. Hasilnya adalah terjadi penurunan NPL yang signifikan setelah dilakukan restrukturisasi KPR. Serta penelitian yang dilakukan Ar Razaq Subhan Jath 2011 tentang kontribusi restrukturisasi kredit terhadap kredit bermasalah. Penelitian ini menggunakan analisa deskriptif dengan restrukturisasi kredit sebagai variabel dependen dan kredit bermasalah sebagai variabel independen dengan hasil bahwa restrukturisasi kredit memiliki kontribusi yang tinggi dalam mengurangi kredit bermasalah. Oleh karena itu, restrukturisasi kredit Universitas Sumatera Utara yang merupakan variabel X berpengaruh terhadap kredit bermasalah NPL yang merupakan variabel Y. Berdasarkan hal yang dikemukan diatas maka dapat digambarkan kerangka konseptual yang menjelaskan pengaruh restrukturisasi kredit terhadap kredit bermasalah non performing loan. Berikut ini merupakan gambar kerangka konseptual penelitian ini. Gambar 2.1. Kerangka Konseptual Variabel dependen dalam penelitian ini adalah restrukturisasi kredit yaitu jumlah kredit yang direstrukturisasi selama tahun berjalan dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai. Variabel independen adalah jumlah kredit bermasalah non performing loan yang termasuk dalam kategori kurang lancar, diragukan dan macet.

2.4. Hipotesis

Dokumen yang terkait

Pengaruh Capital Adequacy Ratio(CAR), Non Performing Loan (NPL), Operating Ratio (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio(LDR) Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 66 83

Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Net Interest Margin Terhadap Return On Assets Pada Perusahaan Finansial Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bei Pada Tahun 2006-2010

9 80 121

Pengaruh Jumlah ATM, Net Interest Margin (NIM), Non Performing Loan (NPL) Terhadap Earning Per Share (EPS) pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

11 115 92

Analisis Pengaruh Portofolio Kredit Terhadap Non Performing Loan Pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Wilayah 01 Medan

1 43 82

Pengaruh Piutang Murabahah, Mudharabah, Musyarakah, dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Return On Asset (ROA) Pada Bank Umum Syariah di Indonesia

0 65 103

Analisis Pengaruh Retum oh Assets (ROA), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Non Performing Loan (NPL) Terhadap Penyaluran Kredit (Studi kasus pada Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI)

0 4 128

Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan BI Rate, dan Nilai Tukar Rupiah (Kurs) Terhadap Profitabilitas(ROA) Bank Umum Swasta Nasional (Studi Empiris Pada 10 BankUmum Swasta Nasional Devisa Terbesar Yang Terdaftar di BEI Periode 2006-

3 17 147

Pengaruh Stuktur Modal, Likuiditas dan Non Performing Loan terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2007 2010

1 14 113

Pengaruh Return on Asset, Loan to Deposit Ratio, dan Non Performing Loan Terhadap Penyaluran Kredit

0 7 105

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Kredit - Analisis Pengaruh Restrukturisasi Kredit Terhadap Kredit Bermasalah (Non Performing Loan) Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI

0 0 11