Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan BI Rate, dan Nilai Tukar Rupiah (Kurs) Terhadap Profitabilitas(ROA) Bank Umum Swasta Nasional (Studi Empiris Pada 10 BankUmum Swasta Nasional Devisa Terbesar Yang Terdaftar di BEI Periode 2006-

(1)

ANALISIS PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO, NON

PERFORMING LOAN, BI RATE DAN NILAI TUKAR RUPIAH

(KURS) TERHADAP PROFITABILITAS (ROA) BANK UMUM

SWASTA NASIONAL

(Studi Empiris Pada 10 Bank Umum Swasta Nasional Devisa Terbesar Yang Terdaftar Di BEI Periode 2006-2012)

Disusun oleh :

FAJAR ARI JUNIARTI

109081000071

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

i

ANALISIS PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO, NON PERFORMING LOAN, BI RATE DAN NILAI TUKAR RUPIAH (KURS)

TERHADAP PROFITABILITAS (ROA) BANK UMUM SWASTA NASIONAL

(Studi Empiris Pada 10 Bank Umum Swasta Nasional Devisa Terbesar Yang Terdaftar Di BEI Periode 2006-2012)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk memenuhi Syarat-Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh

Fajar Ari Juniarti NIM : 109081000071

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Yahya Hamja, MM Adhitya Ginanjar, SE, M.Si

NIP. 19490602 197803 1 001 NIP. 19740810 201101 1 001

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(3)

ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Selasa Tanggal 7 Bulan Mei Tahun Dua Ribu Tiga Belas telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:

Nama : Fajar Ari Juniarti

NIM : 109081000071

Jurusan : Manajemen

Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, BI Rate, dan Nilai Tukar Rupiah (Kurs) Terhadap Profitabilitas (ROA) Bank Umum Swasta Nasional (Studi Empiris Pada 10 Bank Umum Swasta Nasional Devisa Terbesar Yang Terdaftar di BEI Periode 2006-2012)

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 7 Mei 2013

1. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS ( ___________________ )

NIP. 19570617 198503 1 002 Ketua

2. Leis Suzanawati, SE, M. Si ( ___________________ )

NIP. 19720809 200501 2 004 Sekretaris

3. Adhitya Ginanjar, SE, M.Si ( ___________________ )


(4)

iii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Hari ini 26 Agustus 2013, telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:

1. Nama : Fajar Ari Juniarti 2. NIM : 109081000071 3. Jurusan : Manajemen

4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, BI Rate, dan Nilai Tukar Rupiah (Kurs) Terhadap Profitabilitas (ROA) Bank Umum Swasta Nasional (Studi Empiris Pada 10 Bank Umum Swasta Nasional Devisa Terbesar Yang Terdaftar di BEI Periode 2006-2012).

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses Ujiain Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut diatas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 26 Agustus 2013

1. Leis Suzanawati, SE., M.Si ( ________________________ )

NIP : 19720809 200501 2004 Ketua

2. Titi Dewi Warninda, SE., M.Si ( ________________________ )

NIP: 19731221200501 2002 Sekretaris

3. Murdiyah Hayati S. Kom, MM ( ________________________ )

NIP : 19741003 200312 001 Penguji Ahli

4. Dr. Yahya Hamja, MM ( ________________________ )

NIP : 19490602 197803 1 001 Pembimbing I

5. Adhitya Ginanjar, SE, M.Si ( ________________________ )


(5)

iv

LEMBAR PERNYATAAN

KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Fajar Ari Juniarti

NIM : 109081000071

Jurusan : Manajemen

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya :

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggung jawabkan.

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertaggung jawab atas karya ini.

Jika dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata ditemukan bukti bahwa saya melanggar pernyataan ini, maka saya siap dikenakan sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya,

Tangerang, Juli 2013 Yang menyatakan

Materai Rp.6000,-

Fajar Ari Juniarti 109081000071


(6)

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

Nama : Fajar Ari Juniarti

Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 16 Juni 1991

Jenis Kelamin : Perempuan

Status : Belum Menikah

Agama : Islam

Alamat Rumah : Jl. Legoso Raya RT.005 RW.08 No.13D Pisangan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan 15419

No. Telepon/ HP : (021) 7428668 / 085779631560

Email : fajjararii@yahoo.com

II. PENDIDIKAN FORMAL

1997 – 2003 : SD Negeri Kp.Utan II 2003 – 2006 : SMP Negeri 4 Ciputat

2006 – 2009 : SMA Negeri 2 Ciputat

2009 – Sekarang : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

III. PENGALAMAN ORGANISASI

2006 – 2009 : Anggota Rohis SMA Negeri 2 Ciputat 2009 – Sekarang : Anggota Himpunan Mahasiswa Islam

(HMI), Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

IV PENGALAMAN KERJA

2012 : Fundraising Mizan Amanah Yatim dan


(7)

vi Abstract

This study aims to analyze the effect of capital adequacy ratio, non performing loan, the BI rate, and exchange rate as an independent variable on bank profitability be measured by return on assets as the dependent variable.

This study used a sample of 10 BUSN exchange listed on the Stock Exchange at the time of the study was 7 years ie from 2006 to 2012. Sampling method used was purposive sampling method and statistical test used is a panel regression with fixed effect models. Empirical results of this study indicate that there are significant variables simultaneously on capital adequacy ratio, non-performing loans, the BI rate, and the exchange rate on return on assets by probability is 0.000000. The results also show that the partial variable capital adequacy ratio significantly positive with a probability of 0.0268, non-performing loans variable does not affect the probability of 0.9782, BI variable rate significantly negative with a probability of 0.0182, and variable exchange rate significantly negative with probability 0.0041. And the relationship between the independent variable on the dependent variable is equal to 68.7562%, which means that the rest influenced by other variables not included in the model.

Keywords: capial adequacy ratio, non-performing loans, the BI rate, the exchange rate, return on assets and profitability.


(8)

vii Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh capital adequacy ratio, non performing loan, BI rate, dan nilai tukar rupiah sebagai variabel bebas terhadap profitabilitas bank yang diukur dengan return on asset sebagai variabel terikatnya.

Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 10 BUSN devisa yang terdaftar di BEI dengan waktu penelitian adalah 7 tahun yaitu dari tahun 2006 – 2012. Metode penentuan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling dan uji statistik yang digunakan adalah uji regresi panel dengan model

fixed effect. Hasil empiris penelitian ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh secara simultan pada variabel capital adequacy ratio, non performing loan, BI

rate, dan nilai tukar rupiah terhadap return on asset dengan probabilitas sebesar 0,000000. Hasil penelitian ini juga menunjukan secara parsial bahwa variabel

capital adequacy ratio berpengaruh signifikan positif dengan probabilitas sebesar 0,0268, variabel non performing loan tidak berpengaruh dengan probabilitas sebesar 0,9782, variabel BI rate berpengaruh signifikan negatif dengan probabilitas sebesar 0,0182, dan variabel nilai tukar rupiah berpengaruh signifikan negatif dengan probabilitas 0,0041. Dan hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen adalah sebesar 68,7562%, yang berarti sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukan ke dalam model.

Kata kunci: capial adequacy ratio, non performing loan, BI rate, nilai tukar rupiah, return on asset dan profitabilitas.


(9)

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT atas karunia, hidayah, rahmat, dan kasih sayang-Nya yang diberikan kepada kita semua. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya.

Seiring berjalannya waktu, syukur alhamdulillah atas kasih sayang yang Allah SWT berikan penulis dapat menyelesaikan tugas akhir pembuatan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, BI Rate, dan Nilai Tukar Rupiah (Kurs) Terhadap Profitabilitas (ROA) Bank Umum Swasta Nasional (Studi Empiris Pada 10 Bank Umum Swasta Nasional Devisa Terbesar Yang Terdaftar Di BEI Periode 2006-2012)”. Dimana skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Ekonomi dalam Jurusan Manajemen konsentrasi Perbankan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis penyadari isi dari penelitian skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, mengingat keterbatasn, kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki, namun penulis berusaha semaksimal mungkin untuk menyusun skripsi ini dengan baik.

Penulis juga menyadari bahwa sejak awal penyusunan hingga terselesaikannya pembuatan skripsi ini telah banyak pihak yang membantu dan memberikan dukungan. Tak lupa peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan skripsi ini:

1. Allah SWT atas segala karunia, nikmat, hidayah, rahmat serta kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

2. Ayah dan ibuku tercinta yang senantiasa memberikan motivasi, arahan serta doa yang tak henti-hentinya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.


(10)

ix

3. Kakaku Mba Dewi dan kakak iparku kak Jack serta adikku Puput dan keponakanku tersayang Kayyisah yang selalu menemani, menghibur, memotivasi dan memberikan dukungannya kepada penulis.

4. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM selaku pembimbing I yang telah besedia meluangkan waktu serta sabar dalam memberikan pengarahan dan bimbingan dalam proses penyususan skripsi ini.

5. Bapak Adhitya Ginanjar, SE, M.Si selaku pembimbing II yang telah besedia meluangkan waktu serta sabar dalam memberikan pengarahan dan bimbingan dalam proses penyususan skripsi ini.

6. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, Ms selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

7. Bapak Dr. Ahmad Dumyathi Bashori, BA., MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang selalu memberikan motivasi dan pengarahan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa yang berhasil.

8. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang selama ini memberikan arahan dan ilmunya kepada penulis.

9. Buat sahabatku Rischa Maulida S. Terimakasih atas doa, semangat dan bantuannya selama ini. Penulis tidak bisa membalasnya semoga Allah selalu memberikan yang terbaik dan semoga persahabatan kita abadi, Aamiin.

10.Ucapan terima kasih kepada sahabat-sahabatku, Meri Wulandari , Eka Septya N, Fany Agustine, Fitri Indriana yang telah membantu dan memberikan semangat dalam penyusunan skripsi ini.

11.Sahabat-sahabatku di manajemen Rizki Ramadhan, A. Reza Maulana, Novi Dehasni, Yudhnina, Rio (KM), Singgih, Bela, Astri, Egi, Asri, Sucayono, terima kasih atas doa, motivasi, dan candanya selama ini. 12.Sahabat-sahabatku Ega, Najah, Noflim, Ninu, Tika, Ike, Mentari,

Maria, Indah, Devi, Indira, Azis, Diyan makasih atas semangat dan doanya penulis ucapkan,.


(11)

x

13.Dan teman-teman Manajemen B dan Manajemen Perbankan yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, makasih atas kebersamaannya selama ini

14.Keluarga besar Alm.Durrahman terimakasih atas motivasi dan doanya penulis ucapakan. Kate siape anak betawi ga bisa jadi sarjane, nih satu lagi cucumu yang insya Allah jadi sarjane, hehe

15.Teman-teman manajemen B 2009 dan Manajemen Perbankan yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terimakasih atas kebersamaannya selama ini.

16.Seluruh mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terutama mahasiswa Jurusan Manajemen Angkatan 2009

Atas jasa-jasa mereka semua, penulis tidak bisa memberi apa-apa kecuali Jazakumullah Khoiron Kasiron, semoga Allah membalas kebaikan mereka semua dengan sebaik-baiknya.

Ciputat, Juni 2013 Penulis

Fajar Ari Juniarti NIM 109081000071


(12)

xi DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI... iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... v

ABSTRACT ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ... 13

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 13

1. Tujuan Penelitian ... 13

2. Manfaat Penelitian ... 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 15

A. Pengertian Bank ... 15

B. Jenis-Jenis Bank ... 16

C. Kinerja Perbankan ... 21

D. Profitabilitas ... 25

1. Pengertian Profitabilitas ... 25

2. Rasio-Rasio Profitabilitas ... 26

E. Return On Asset ... 28

F. Capital Adequacy Ratio ... 29

G. Non Performing Loan... 30


(13)

xii

I. Nilai Tukar Rupiah (Kurs) ... 34

1. Pengertian Kurs atau Nilai Tukar ... 34

2. Macam-Macam Kurs ... 36

J. Hubungan Antara Variabel Independen dan Dependen ... 37

K. Penelitian Sebelumnya ... 40

L. Kerangka Pemikiran ... 43

M. Hipotesis Penelitian ... 46

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 48

A. Ruang Lingkup Penelitian ... 48

B. Metode Penentuan Sampel ... 48

1. Populasi ... 48

2. Sampel ... 49

C. Metode Pengumpulan Data ... 50

1. Riset Kepustakaan ... 50

2. Sumber Internet ... 51

D. Metode Analisis Data ... 51

1. Analisis Data Panel ... 51

2. Tahap Analisis Data ... 55

3. Uji Dasar Asumsi Klasik ... 58

4. Koefisien Determinasi ... 62

5. Uji Simultan ... 63

6. Uji Parsial ... 65

E. Operasional Variabel Penelitian ... 67

1. Variabel Independen ... 67

2. Variabel Dependen ... 70

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 72

A. Gambar Umum Objek Penelitian ... 72

1. Sejarah Pasar Modal di Indonesia ... 72

2. Perusahaan yang Menjadi Objek Penelitian ... 74

B. Pengujian dan Pembahasan ... 81


(14)

xiii

2. Deskriptif Variabel ... 82

C. Analisis dan Pembahasan ... 93

1. Uji Pemilihan Regresi Panel ... 93

2. Uji Asumsi Klasik ... 97

3. Adjusted R Square ... 102

4. Uji Simultan ... 103

5. Uji Parsial ... 105

6. Analisis Regresi Panel... 109

BAB V KESIMPULAN ... 115

A. Kesimpulan... 115

B. Saran ... 116

DAFTAR PUSTAKA ... 118


(15)

xiv

DAFTAR TABEL

No Keterangan Halaman

2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ... 40

3.1 Daftar Sampel Penelitian ... 50

4.1 Sejarah Pasar Modal di Indonesia ... 73

4.2 Daftar Sampel Penelitian ... 82

4.3 Data Deskriptif Return On Asset ... 83

4.4 Data Deskriptif Capital Adequacy Ratio... 86

4.5 Data Deskriptif Non Performing Loan ... 88

4.6 Data Deskriptif BI Rate ... 91

4.7 Data Deskriptif Kurs ... 92

4.8 Uji Signifikansi Common Effect ... 94

4.9 Uji Signifikansi Fixed Effect ... 95

4.10 Uji Multikolinieritas ... 99

4.11 Uji Heteroskedastisitas ... 100

4.12 Uji Autokorelasi ... 101

4.13 Uji Parsial ... 106


(16)

xv

DAFTAR GAMBAR

No Keterangan Halaman

1.1 Grafik Komposisi Aset Bank Tahun 2012 ... 4

1.2 Grafik Perkembangan Return On Asset ... 6

1.3 Grafik Perkembangan Capital Adequacy Ratio ... 7

1.4 Grafik Perkembangan Non Performing Loan ... 8

1.5 Grafik Perkembangan Tingkat Suku Bunga (BI Rate) ... 9

1.6 Grafik Perkembangan Nilai Tukar Rupiah (Kurs) ... 9

2.1 Gambar Kerangka Pemikiran ... 45

4.1 Grafik Return On Asset ... 84

4.2 Grafik Capital Adequacy Ratio ... 86

4.3 Grafik Non Performing Loan ... 89

4.4 Grafik BI Rate ... 91

4.5 Grafik Kurs... 92


(17)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

No Keterangan Halaman

1.1 Hasil Regresi Common Effect ... 122

1.2 Hasil Regresi Fixed Effect ... 123

1.3 Hasil Regresi Random Effect ... 124

1.4 Uji Normalitas ... 125

1.5 Uji Multikolinieritas ... 126

1.6 Uji Heteroskedastisitas ... 127

1.7 Uji Autokorelasi ... 128

1.8 Data Penelitian ... 129


(18)

1 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Era globalisasi merupakan harapan dan tantangan, selain membuka peluang bisnis yang kian mengglobal tetapi pelaku bisnis juga dihidupkan dengan permasalahan yang semakin kompleks dan dinamis seperti krisis keuangan. Krisis keuangan selalu didahului oleh fluktuasi dan ketidakstabilan makro ekonomi yang menyebabkan depresiasi mata uang domestik secara signifikan, menyulut tingginya tingkat bunga dan inflasi serta ketidakstabilan makro ekonomi (Winarti Setyorini: 2012:179).

Lembaga-lembaga keuangan khususnya pebankan telah lama mewarnai kegiatan perekonomian negara. Keberadaan perantara keuangan (financial intermediatery institution) yaitu perbankan sangat penting dalam suatu perekonomian modern. Sebagai lembaga intermediasi perbankan harus memiliki kinerja yang baik, karena dengan kinerja yang baik bank akan dapat lebih mudah mendapatkan kepercayaan dari para nasabah (agent of trust). Perbankan sebagai badan usaha yang bergerak dibidang keuangan atau finansial sangat membutuhkan kepercayaan dari para nasabah tersebut guna memperdukung dan memperlancar kegiatan yang dilakukannnya. Lancarnya kegiatan yang dilakukan oleh bank akan sangat mendukung dalam mencapai kesejahteraan para stockholder dan akan meningkatkan nilai perusahaan (Kartika Wahyu, 2006:46).


(19)

2

Persaingan bisnis yang semakin ketat menuntut bank untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat menarik investor. Investor sebelum menginvestasikan dananya memerlukan informasi mengenai kinerja perusahaan. Penggunaan laporan keuangan bank membutuhkan informasi yang dapat dipahami, relevan, dan dapat dibandingkan dalam mengevaluasi posisi keuangan dan kinerja bank serta berguna dalam pengambilan keputusan.

Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 mengakibatkan seluruh potensi-potensi ekonomi mengalami kemandegan dan diambang kebangkrutan. Krisis moneter mengakibatkan banyak bank yang mengalami kredit macet. Hal tersebut sangat mempengaruhi iklim investasi pasar modal dibidang perbankan baik secara langsung ataupun tidak langsung. Salah satu penyebab krisis moneter di Indonesia secara umum dapat dikatakan merupakan imbas dari lemahnya kualitas sistem perbankan.

Liberalisasi sektor perbankan sejak tahun 1998 lebih banyak berimplikasi pada peningkatan kuantitas daripada kualitas lembaga perbankan, sehingga efisiensi dan stabilitas perbankan masih jauh dari yang diharapkan. Penyebab tejadinya krisis di Indonesia bukan karena lemahnya fundamental ekonomi, tetapi karena merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika. Utang luar negeri swasta jangka pendek sejak 1990-an telah terakumulasi sangat besar dimana sebagian besar tidak di-hedging (dilindungi nilainya terhadap mata uang asing).


(20)

3

Disaat perekonomian Indonesia sedang dalam masa perbaikan, gejolak besar dalam perekonomian dunia dalam lima tahun belakangan ini adalah terjadinya krisis ekonomi global yang diawali pada 15 September 2008 yang menjadi catatan kelam sejarah perekonomian Amerika Serikat, kebangkrutan Leman Brothers yang merupakan salah satu perusahaan investasi atau bank keuangan senior dan terbesar ke-4 di Amerika serikat menjadi awal dari krisis keuangan di negara dengan sistem kapitalis tanpa batas tersebut. Hanya beberapa saat setelah informasi runtuhnya pusat keuangan dunia di Amerika, transaksi bursa saham diberbagai belahan dunia seperti Hongkong, China, Australia, Singapura, Korea Selatan, dan negara lainnya mengalami penurunan drastis, bahkan Bursa Saham Indonesia (BEI) harus di-suspend selama beberapa hari, peristiwa ini menandai fase awal dirasakannya dampak krisis ekonomi global yang pada mulanya terjadinya di Amerika dirasakan oleh negara Indonesia (www.kompas.co.id/read/xml/2008/10/02).

Akan tetapi, pada tahun 2011 kinerja perbankan menunjukan perkembangan yang positif. Kondisi keuangan global yang belum membaik seiring krisis utang di Eropa dan melemahnya perekonomia AS tampaknya tidak memberikan dampak yang signifikan bagi pebankan Indonesia. Sejalan dengan itu, DPK perbankan tumbuh cukup tinggi dan sebagian besar digunakan untuk membiayai petumbuhan kredit. Ekspansi kredit tetap dilakukan dengan memperhatikan koridor prudential yang berlaku sehingga rasio kredit bermasalah terkendali pada level yang


(21)

4

rendah. Selain itu, kondisi permodalan bank juga tetap tejaga karena didukung oleh profitabilitas yang tinggi (Laporan Pangawasan Perbankan, 2011:4).

Seiring dengan pencapaian pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 6,5% pada tahun 2011, perbankan Indonesia juga terus memperkuat posisinya sebagai salah satu elemen penting sistem keuangan Indonesia dengan melakukan ekspansi usaha melalui pembukaan kantor diberbagai pelosok Indonesia. Jika dilihat dari komposisi aset perbankan nasional, total aset terbesar masih dikuasai oleh kelompok BUSN Devisa, disusul oleh kelompok Bank Persero dengan pangsa pasarnya mencapai 36,37% dari total aset perbankan. Secara umum seluruh kelompok bank mengalami kenaikan total aset dari tahun 2009 sampai dengan akhir tahun 2011.

Grafik 1.1

Komposisi Aset Berdasarkan Kelompok Bank Tahun 2012

Sumber: Laporan Pengawasan Perbankan (data diolah)

37,50%

38,44% 2,15%

8,17%

5,36% 8,37% Bank Persero BUSN Devisa BUSN Non Devisa BPD

Bank Campuran Bank Asing


(22)

5

Selama tahun 2012, perbankan Indonesia cukup mampu mempertahankan kinerja positif meski mengahadapi tantangan yang tidak mudah, di tengah tingginya volatilitas perekonomian global, perbankan berhasil memperkuat perannya dalam sistem keuangan Indonesia. Dilihat dari sisi komposisi aset perbankan nasional, total aset terbesar masih dikuasai oleh kelompok BUSN Devisa sebesar 38, 44%, disusul oleh bank persero yang mampu menguasai pangsanya mencapai 37, 5% dari total aset perbankan dan bank-bank lainnya seperti Bank Asing dan BPD (grafik 1.1). secara umum, seluruh kelompok bank mengalami kenaikan total aset dari tahun 2010 sampai dengan akhir tahun 2012 (Laporan Pengawasan Perbankan 2012:9).

Tingkat kesehatan bank dapat dinilai dari beberapa indikator. Salah satu indikator utama yang dijadikan dasar penilaian adalah laporan keuangan bank yang bersangkutan. Menurut Slamet Riyadi (2006:169) tingkat kesehatan bank merupakan penilaian atas suatu kondisi laporan keuangan bank pada periode dan saat tertentu sesuai dengan standar Bank Indonesia. Hasil analisis laporan keuangan akan membantu menginterprestasikan berbagai hubungan serta kecenderungan yang dapat memberikan dasar pertimbangan mengenai potensi keberhasilan perusahaan dimasa mendatang.

Profitabilitas merupakan indikator yang paling penting untuk mengukur kinerja suatu bank. Return on Asset adalah rasio profitabilitas yang menunjukan perbandingan antara laba (sebelum pajak) dengan total


(23)

6

aset bank, rasio ini menunjukan tingkat efisiensi pengelolaan aset yang dilakukan oleh bank yang bersangkutan (Riyadi, 2006: 156)

Grafik 1.2

Perkembangan Return On Asset (Dalam Presentase)

Sumber: Data diolah

Return On Asset (ROA) memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh profit (keuntungan) dalam kegiatan operasi perusahaan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Dari grafik 1.2 diketahui bahwa return on asset BUSN Devisa cenderung meningkat. Pada tahun 2006 return on asset sebesar 2,35% kemudian mengalami kenaikan di tahun 2007 sebesar 2,44% dan pada tahun 2008 return on asset mengalami penurunan sebesar 1,25% lalu mengalami kenaikan lagi sampai dengan tahun 2010 sebesar 2,58% di tahun 2011 dan 2012 masing-masing return on asset sebesar 2,46% dan 2,64%.

Berdasarkan aspek penilaian kinerja suatu bank dapat dilihat dari rasio modal terhadap aktiva tertimbang menurut resiko (ATMR) atau yang dikenal Capital Adequacy Ratio. CAR digunakan untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang

0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

ROA


(24)

7

mengandung atau menghasilkan resiko, misalnya kredit yang diberikan. Besarnya suatu modal suatu bank, akan mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kinerja bank.

Grafik 1.3

Perkembangan Capital Adequacy Ratio (CAR) (Dalam Persentase)

Sumber: Data diolah

Dari grafik 1.3 dapat dilihat bahwa rasio kecukupan modal BUSN Devisa cukup baik, dimana CAR masih di atas 8% sebagai mana yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Pada tahun 2006 capital adequacy ratio

sebesar 19,84% yang kemudian mengalami penurunan sampai dengan 2008 sebesar 14,82% lalu di tahun 2009 CAR mengalami peningkatan sebesar 16,61% dan kemudian terjadi penurunan kembali sampai tahun 2011 sebesar 14,37% dan CAR ditahun 2012 sebesar 15,33%.

Non Performing Loan (NPL) atau yang sering disebut dengan kredit bemasalah dapat diartikan sebagai pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesenjangan dan atau karena faktor eksternal di luar kemampuan kendali debitur (Winarti Setyorini:

0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

CAR


(25)

8

2012:181). Berikut ini disajikan dalam bentuk grafik perkembangan NPL BUSN Devisa periode 2006-2012.

Grafik 1.4

Perkembangan Non Performing Loan (NPL) (Dalam Presentase)

Sumber: Data diolah

Pada grafik 1.4 dapat dilihat bahwa rata-rata NPL tahun 2006 relatif sangat tinggi yaitu mencapai 3,69%. Akan tetapi dari tahun ke tahun

non performing loan mengalami penurunan seperti di tahun 2007 sebesar 2,61% kemdian 2010 sebesar 2,35% dan di tahun 2011 sebesar 1,97%. Menurut Kartika Wahyu (2006:54) NPL merupakan rasio yang menunjukan tingkat kredit yang merupakan salah satu bentuk dari

loanable funds yang mengalami permasalahan dalam suatu bank, sehingga apabila rasio NPL mengalami peningkatan dari waktu ke waktu akan mendatangkan masalah serius terhadap kinerja bank.

Fungsi intermediasi perbankan juga dipengaruhi oleh kondisi ekonomi makro diantaranya, tingkat bunga, inflasi, dan fluktuasi nilai tukar. BI Rate juga merupakan salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi profitabilitas suatu bank.

0,00 1,00 2,00 3,00 4,00

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

NPL


(26)

9 Grafik 1.5

Perkembangan Tingkat Suku Bunga (BI Rate) (Dalam Presentase)

Garfik 1.5 menggambarkan bahwa BI rate cenderung mengalami penurunan. Pada tahun 2006 BI rate sebesar 9,75% yang kemudian mengalami penurunan ditahun 2007 sebesar 8,00% dan ditahun 2008 BI

rate meningkat sebesar 9,25% ditahun 2009 sampai dengan 2012 BI rate mengalami penurunan sampai dengan 5,75%.

Faktor eksternal lainnya yang mempengaruhi profitabilitas adalah nilai tukar rupiah (kurs):

Grafik 1.6 Perkembangan Kurs

Sumber: Data diolah

0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

BI rate

BI rate

Rp0 Rp5 Rp10 Rp15

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

KURS


(27)

10

Pada grafik 1.6 dapat dilihat bahwa pada tahun 2006 kurs sebesar Rp 9.166,- dan pada tahun 2007 kurs mengalami penurunan sebesar Rp 9.136,- pada tahun 2008 kurs sebesar Rp 9.680,- Memasuki tahun 2009 kurs mengalami peningkatan sebesar Rp 10.398,- kurs kembali mengalami penurunan sebesar Rp 9.085,- ditahun 2010. dan ditahun 2011 dan 2012 masing-masing kurs sebesar Rp 8.780,- dan Rp 9.380,-

Beberapa penelitian tentang profitabilitas suatu bank yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal juga pernah dilakukan. Hal ini memberikan indikasi bahwa fungsi intermediasi perbankan tidak hanya dipengaruhi oleh faktor internal bank tetapi juga faktor eksternal seperti perubahan kondisi makro ekonomi yang terjadi di Indonesia.

Terdapat penelitian yang berkaitan dengan pengukuran kinerja perbankan dengan menggunakan rasio keuangan untuk menilai profitabilitas. Xuezhi Qin dan Dickson Pastory (2012) tentang

Commercial Banks Profitability Position: The Case of Tanzania”, temuannya menunjukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap profitabilitas diantara bank-bank komersial, dalam konteks model regresi panel telah mencatat bahwa likuiditas dan kualitas aktiva memiliki dapak positif terhadap profitabilitas dengan pengecualian tingkat kredit bermasalah yang memiliki pengaruh negatif pada profitabilitas, juga kecukupan modal (CAR) telah menunjukan dampak negatif terhadap profitabilitas.


(28)

11

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kartika Wahyu

Sukarno dan Muhamad Syaichu (2006) tentang “Analisis Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi Kinerja Bank Umum di Indonesia” dari hasil

penelitian menunjukan bahwa CAR, LDR, BOPO berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA) sedangkan NPL dan DER tidak berpengaruh terhadap ROA.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Bilal, dkk

(2013) tentang “Influnce of Bank Specific and Macroeconomic Factors on Probability of Commercial Banks: A Case Study of Pakistan” hasil

penelitian menunjukan bahwa Bank Size, NIM, dan GDP berpengaruh terhadap ROA sedangkan CAR, NPL, dan Inflasi tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas (ROA).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Febrina Dwijayanthy

dan Prima Naomi (2009) tentang “Analisis Pengaruh Inflasi, BI Rate, dan Nilai Tukar Mata Uang terhadap Profitabilitas Bank Periode 2003-2007” hasil penelitian menunjukan bahwa Inflasi dan Nilai tukar mata uang berpengaruh terhadap profitabilitas sedangkan BI Rate tidak berpengaruh terhadap profitabilitas bank.

Terdapat perbedaan dan persamaan dari penelitian ini dengan penelitian terdahulu, yaitu pada variabel penelitian, metodologi penelitian, periode penelitian dan perusahaan yang menjadi sampel penelitian.

Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah profitabilitas sebagai variabel terikat yang diukur dengan return on asset,


(29)

12

sementara variabel bebas yang digunakan adalah capital adequacy ratio,

non performing loan, BI Rate, dan nilai tukar rupiah (kurs).

Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan model regresi data panel (pool) yakni data yang merupakan gabungan antara data runtun waktu (time series) dengan data seksi silang (cross section). Oleh karenanya, data panel memiliki gabungan karakteristik keduanya yaitu data yang terdiri atas beberapa objek dan meliputi beberapa waktu (Winarno, 2011:91).

Adapun sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel dari Bank Umum Swasta Nasional Devisa yang terdaftar di BEI. Pemilihan sampel ini didasarkan pada pemikiran bahwa saat ini perkembangan aset Bank Umum Swasta Nasional Devisa dalam keadaan baik dan mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun, tercatat bahwa pada tahun 2012 aset terbesar masih diduduki oleh BUSN Devisa sebesar 38, 44% dari total aset perbankan nasional dan dari aset tersebutlah tercermin profitabilitas suatu bank.

Berdasarkan fenomena yang terjadi dan penelitian terdahulu yang telah dijelaskan maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, BI Rate dan Nilai Tukar Rupiah (Kurs) Terhadap Profitabilitas (ROA) Bank Umum Swasta Nasional (Studi Empiris Pada 10 Bank Umum Swasta Nasional Devisa Terbesar Yang Terdaftar di BEI Periode 2006-2012).


(30)

13 B. Rumusan Masalah Penelitian

Dari uraian latar belakang diatas, maka didapat perumusan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, BI Rate, dan Kurs terhadap profitabilitas (ROA) pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa yang Terdaftar di BEI?

2. Seberapa besar pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, BI Rate, dan Kurs terhadap profitabilitas (ROA) pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa yang Terdaftar di BEI?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Dari perumusan masalah pemelitian, maka diperoleh tujuan penelitian sebagai berikut:

a. Untuk menganalisis bagaimana pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, BI Rate, dan Kurs terhadap profitabilitas (ROA) pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa yang Terdaftar di BEI secara simultan dan parsial.

b. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, BI Rate, dan Kurs terhadap profitabilitas (ROA) pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa yang Terdaftar di BEI.


(31)

14

2. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat ganda, yakni manfaat bagi akademisi maupun praktisi.

1. Dari segi teoritis pada perspektif akademis, penelitian ini akan bermanfaat untuk:

a. Bagi peneliti untuk mendapatkan pengembangan dan melatih diri dalam menerapkan ilmu yang diperoleh selama masa perkuliahan.

b. Bagi civitas akademika untuk memberikan sumbangan pikiran sebagai bahan perbandingan kepada semua pihak yang melakukan penelitian lebih lanjut.

c. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan perbandingan dalam mengkaji dan menganalisa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap profitabilitas (return on asset).

2. Dari segi perspektif praktisi, penelitian ini akan bermanfaat untuk:

a. Bagi pihak perbankan, diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran yang bermanfaat bagi manajemen perbankan sebagai acuan dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi.

b. Bagi masyarakat untuk memberikan informasi tambahan guna mebantu dalam menilai kondisi keuangan suatu bank.


(32)

15 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bank

Menurut UU Nomor.7 Tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor. 10 Tahun 1998, pengertian bank adalah sebagai berikut (Dahlan Siamat, 2005:275).

“Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak”.

Pengertian yang lebih teknis dapat ditemukan pada Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan Surat Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 792 Tahun 1990. Pengertian bank menurut PSAK Nomor 31 dalam Standar Akuntansi Keuangan (2007): “Bank adalah suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus unit) dengan pihak-pihak yang memerlukan dana (deficit unit), serta sebagai lembaga

yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran”.

Menurut Kasmir (2003:12) bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya masalah perbankan selalu berkaitan masalah bidang keuangan, jadi dapat disimpulkan bahwa perbankan meliputi tiga kegiatan utama:


(33)

16

a. Menghimpun dana b. Menyalurkan dana

c. Memberikan jasa bank lainnya.

Berdasarkan definisi-definisi di atas maka dapat di simpulkan bahwa bank adalah lembaga intermediary yang kegiatan utamanya menghimpun dana dari dan kepada masyarakat yang memiliki fungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Dengan kata lain bank adalah suatu lembaga yang usaha pokoknya memberikan kredit serta jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.

B. Jenis-Jenis Bank

Menurut Kasmir (2008:34) jenis perbankan dewasa ini jika ditinjau dari beberapa segi antara lain:

a. Dilihat dari segi fungsinya

Menurut Undang-Undang Pokok Perbankan No.7 Tahun 1992 dan ditegaskan lagi dengan keluarnya Undang-Undang RI No. 10 tahun 1998, maka jenis perbankan berdasarkan fungsinya terdiri dari:

1) Bank Umum

Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Begitu pula dengan wilayah operasinya, dapat dilakukan di seluruh wilayah


(34)

17

Indonesia dan bahkan ke luar negeri (cabang). Bank Umum sering disebut bank komersial (Commercial bank).

2) Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah. Dalam kegiatannya BPR tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Artinya jasa-jasa perbankan yang ditawarkan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan atau jasa bank umum.

b. Dilihat dari segi kepemilikannya

Maksudnya adalah siapa-siapa saja yang memiliki bank tersebut. Kepemilikan ini dapat dilihat dari akta pendirian dan penguasaan saham yang dimiliki bank yang bersangkutan. Jenis-jenisnya:

1) Bank Milik Pemerintah

Bank Milik Pemerintah merupakan bank yang akta pendirian maupun modal bank ini sepenuhnya dimiliki oleh pemerintah Indonesia, sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula. Contoh bank milik pemerintah Indonesia antara lain Bank Negara Indonesia (BNI) 46, Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Tabungan Negara (BTN) dan Bank Mandiri.


(35)

18

2) Bank Milik Swasta Nasional

Bank Milik Swasta Nasional merupakan bank yang seluruh atau sebagian besar sahamnya dimiliki oleh swasta nasional. Hal ini dapat diketahui dari akta pendiriannya didirikan oleh swasta sepenuhnya, begitu pula dengan pembagian keuntungan untuk swasta pula. Contohnya yaitu Bank Central Asia, Bank Danamon Indonesia, Bank Internasional Indonesia (BII), Bank Bumiputera, dll.

3) Bank Milik Koperasi

Bank Milik Koperasi merupakan bank yang kepemilikan saham-sahamnya dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi. Contohnya yaitu Bank Umum Koperasi Indonesia (Bukopin).

4) Bank Milik Asing

Bank Milik Asing merupakan bank yang kepemilikan sahamnya 100% dimiliki oleh pihak asing (luar negeri) di Indonesia. Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik swasta asing atau pemerintah asing. Contohnya yaitu ABN-AMRO Bank, American Express Bank, Bank Of America, dll.

5) Bank Milik Campuran

Bank Milik Campuran merupakan bank yang sahamnya dimiliki oleh dua belah pihak, yaitu dalam negeri dan luar negeri.


(36)

19

Contoh bank campuran yaitu Inter Pacific Bank, Mitsubishi Buana Bank, Sanwa Indonesia Bank, dll.

c. Dilihat dari Segi Status

Artinya jenis ini dilihat dari segi kemampuannya melayani masyarakat, terutama bank umum. Pembagian jenis ini disebut juga pembagian berdasarkan kedudukan atau status bank tersebut. Kedudukan atau status ini menunjukkan ukuran kemampuan bank dalam melayani masyarakat baik dari segi jumlah produk, modal maupun kuliatas pelayanannya. Untuk memperoleh status tertentu diperlukan penilaian-penilaian dengan kriteria pula. Contoh banknya yaitu:

1) Bank Devisa

Bank Devisa yaitu bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan. Contoh transaksi luar negeri adalah transfer luar negeri, dll.

2) Bank Non Devisa

Bank Non Devisa yaitu bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti halnya bank devisa. Jadi transaksi masih dalam batas-batas negara (dalam negeri).


(37)

20

d. Dilihat dari Segi Cara Menentukan Harga Dibagi dalam dua kelompok, yaitu:

1) Bank yang berdasarkan prinsip konvensional (Barat)

Mayoritas bank yang berkembang di Indonesia saat ini adalah bank yang berorientasi pada prinsip konvensional. Dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada para nasabahnya, bank yang berdasarkan prinsip konvensional menggunakan dua metode, yaitu: menetapkan bunga sebagai harga untuk produk simpanan seperti giro, tabungan ataupun deposito serta untuk jasa-jasa bank lainnya pihak perbankan konvensional (Barat) menggunakan atau menerapkan berbagai biaya-biaya dalam nominal atau persentase tertentu yang dikenal dengan istilah fee based.

2) Bank yang berdasarkan prinsip syariah (Islam)

Bank berdasarkan prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan lainnya. Dalam menentukan harga atau mencari keuntungan bagi bank berdasarkan prinsip syariah adalah sebagai berikut:

a) Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah) b) Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal

(musyarakah)

c) Prinsip jual-beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah)


(38)

21

d) Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah)

e) Dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain. (ijarah wa iqtina). C. Kinerja Perbankan

Kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaaan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Pengukuran-pengukuran yang digunakan untuk menilai kinerja tergantung pada bagaimana unit organisasi akan dinilai dan bagaimana sasaran akan dicapai. Sasaran yang ditetapkan pada tahap perumusan strategi dalam sebuah proses manajemen startegi (dengan memperhatikan profitabilitas, pangsa pasar, dan pengurangan biaya, dan berbagai ukuran lainnya) harus betul-betul digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan selama masa implementasi starategi (Hunger & Wheelen, 2003).

Penilaian kinerja suatu bank tertentu dapat dilakukan dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangannya. Menurut peraturan BI No.6/10/PBI/2004 dikatakan bahwa penilaian kinerja keuangan terdiri atas:

1. Aspek Permodalan (Capital)

Kecukupan modal yang menunjukan kemampuan bank dalam mempertahankan modal yang mencukupi dan kemampuan


(39)

22

manajemen bank dalam mengidentifikasi, mengukur, mengawasi, dan mengontrol risiko yang timbul dan dapat berpengaruh terhadap besarnya modal bank. Perhitungan pada aspek ini didasarkan atas prinsip bahwa setiap penanaman yang mengandung risiko harus disediakan jumlah modal sebesar presentase tertentu (risk margin) terhadap jumlah penanaman modalnya.

Perbankan wajib memenuhi kewajiban penyertaan modal minimum, atau disebut dengan istilah CAR (Capital Adequacy Ratio), yang dihitung dari presentase tertentu terhadap aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR) sebagaimana diatur dalam Surat Keputusan Direksi BI No.26/20/KEP/DIR tentang kewajiban penyedian modal minimum (CAR). Penilaian tersebut berdasarkan CAR yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Perbandingan rasio tersebut adalah rasio modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) dan sesuai dengan ketentuan pemerintah, CAR minimum harus 8%.

2. Aspek Kualitas Aset (Assets)

Adalah menilai jenis-jenis aset yang dimiliki oleh bank. Penilaian aset harus sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dengan membandingkan antara aktiva produktif yang diklasifikasikan dengan aktiva produktif. Kemudian rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif terhadap aktiva produktif


(40)

23

diklasifikasikan. Rasio ini dapat dilihat dari neraca yang telah dilaporkan secara berkala kepada bank indonesia.

Rasio yang digunakan mewakili aspek kualitas asset adalah

Non Performing Loan (NPL). NPL dijadikan variabel independen yang mempengaruhi ROA didasarkan hubungannya dengan tingkat risiko bank yang bermuara pada profitabilitas bank (ROA). Rasio NPL digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam megelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Besaran NPL yang baik adalah < 5%.

3. Aspek manajemen (Management)

Menunjukan kemampuan manajemen bank untuk

menidentifikasi, mengukur, mengawasi dan mengontrol risiko yang timbul melalui kebijakan dan strategi bisnis untuk mencapai target. Keberhasilan dari manajemen bank didasarkan pada penilaian dari beberapa komponen yaitu manajemen umum, manajemen rentabilitas, dan manajemen kualitas.

4. Aspek Likuiditas

Salah satu penilaian likuiditas bank adalah dengan menggunakan Loan to Deposit Ratio (LDR). Menurut Surat Edaran BI No.3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001, LDR dapat diukur dari perbandingan antara seluruh jumlah kredit yang diberikan terhadap dana pihak ketiga. Besarnya jumlah kredit yang disalurkan akan menentukan keuntungan bank. Dalam surat edaran tersebut jga


(41)

24

dikatakan bahwa bank dikatakan sehat jika memiliki LDR sebesar 85%-110%.

5. Aspek Rentabilitas/Profitabilitas (Earning)

Merupakan kemampuan bank dalam meningkatkan labanya, dalam setiap periode atau untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Bank yang sehat yang diukur secara rentabilitas yang terus meningkat. Penilaian juga dilakukan dengan:

a) Rasio laba terhadap total aset (ROA)

Dalam penelitian kali ini ROA digunakan sebagai variabel dependen. Alasan dipilihnya Return On Asset (ROA) sebagai proksi profitabilitas, karena ROA digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. ROA merupakan rasio antara laba sebelum pajak terhadap total aset. Semakin besar ROA menunjukan kinerja perusahaan semakin baik, karena tingkat kembalian (return) semakin besar.

Berdasarkan alasan tersebut ROA dijadikan indikator dari kinerja profitabilitas bank dalam penelitian ini. Menurut BI, standar ROA harus berada dikisaran > 1,215%.


(42)

25 D. Profitabilitas

1. Pengertian Profitabilitas

Profitabilitas suatu perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Laba yang diraih dari kegiatan yang dilakukan merupakan cerminan apakah usaha yang dijalankan sudah efisien atau belum.

Mandala Manurung (2004:209) mendefinisikan profitabilitas adalah menunjukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Menurut Dendawijaya (2001:119) rasio profitabilitas bank adalah alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha yang dicapai oleh suatu perusahaan yang bersangkutan.

Menurut Kasmir (2007:279), rentabilitas rasio disebut profitabilitas usaha, dimana rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Sedangkan menurut Rodoni dan Ali (2010:28)

profitability ratio yaitu mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa profitabilitas bank adalah kemampuan bank dalam menghasilkan laba dengan memanfaatkan aset yang dimilikinya.


(43)

26

2. Rasio-Rasio Profitabilitas/Rentabilitas

Lukman Dendawijaya (2003:119) analisis rasio rentabilitas bank adalah alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Selain itu, rasio-rasio dlam kategori ini dapat pula digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan bank.

Analisis rentabilitas/profitabilitas suatu bank dapat diukur denga rasio-rasio sebagai berikut:

1) Net Profit Margin (NPM)

Net profit margin adalah rasio yang menggambarkan tingkat keuntungan (laba) yang diperoleh bank dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionalnya. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Laba Bersih

NPM = x 100%

Pendapatan Operasional

2) Rasio Biaya (Beban) Operasional

Rasio Biaya Operasional adalah perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

Biaya (Beban) Operasional

BOPO = x 100%


(44)

27

3) Return On Equity (ROE)

ROE adalah perbandingan antara laba bersih bank dengan modal sendiri. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

Laba Bersih

ROE = x 100%

Modal Sendiri

Rasio ini banyak diamati oleh para pemegang saham bank (baik pemegang saham sendiri maupun pemegang saham baru) serta para investor di pasar modal yang ingin membeli saham bank yang bersangkutan (jika bank tersebut telah go public).

Dengan demikian rasio ROE ini merupakan indikator yang amat penting bagi para pemegang saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan pembayaran deviden. Kenaikan dalam rasio ini berarti terjadi kenaikan laba bersih dari bank yang bersangkutan. Selanjutnya, kenaikan tersebut kana menyebabkan kenaikan harga saham bank.

4) Return On Asset (ROA)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset.


(45)

28

Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

Laba Bersih

ROA = x 100%

Total Aktiva

Perlu diketahui, bahwa dalam mementukan tingkat kesehatan suatu bank, Bank Indonesia lebih mementingkan penilaian besarnya return on asset (ROA) dan tidak memasukan unsur return on quaity (ROE). Hal ini dikarenakan Bank Indonesia, sebagai pembina dan pengawas perbankan, lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan aset yang dananya sebagai besar berasal dari dana simpanan masyarakat.

E. Return On Asset (ROA)

Dalam menjalankan suatu usaha atau setiap kegiatan tertentu harapan yang pertama kali diinginkan adalah memperoleh keuntungan atau profitabilitas. Yang dimaksud dengan profitabilitas (profitability) atau rentabilitas adalah kemampuan suatu bank dalam memperoleh laba (O.P. Simorangkir, 2004:152).

Menurut Dendawijaya (2003:120) ROA digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan.

Sedangkan menurut Dahlan Siamat (2005:290) ROA memberikan informasi seberapa efisien suatu bank dalam melakukan kegiatan usahanya, karena rasio ini mengindikasikan seberapa besar keuntungan yang dapat diperoleh rata-rata terhadap setiap rupiah asetnya. ROA


(46)

29

memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan.

Dalam bukunya, Frederic Mishkin (2007:232) menyatakan bahwa,

because owners of a bank must know whether their bank is being managed well, they need good measures of bank profitability. A basic measure of bank profitability is return on asset (ROA).

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa semakin besar

return on asset suatu bank maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang diperoleh oleh bank dan semakin baik pula posisi bank tersebut.

Profitabilitas yang diproksikan oleh return on asset (ROA) dengan rumus sebagai berikut:

Laba Sebelum Pajak

ROA = x 100%

Total Aset F. Capital Adequacy Ratio (CAR)

Menurut Lukman Dendawijaya (2003:122) CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung resiko ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana dari sumber-sumber di luar bank. Dengan kata lain, capital adequacy ratio adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau yang menghasilkan resiko, misalnya kredit yang diberikan.


(47)

30 Capital Adequacy Ratio yaitu rasio kewajiban pemenuhan modal minimum yang harus dimiliki oleh bank. Untuk saat ini minimal CAR sebesar 8% dari Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR), atau ditambah dengan Risiko Pasar dan Risko Operasional, ini tergantung pada kondisi bank yang bersangkutan. CAR yang ditetapkan oleh Bank Indonesia ini, mengacu pada ketentuan/ standar internasional yang dikeluarkan oleh Banking for International Settlement (Selamet Riyadi, 2006:161).

Dahlan Siamat (2005:295) kewajiban penyedian modal minimun bagi semua bank berdasarkan Paket Kebijakan Perbankan 2005 adalah sebesar 8% dari ATMR.

Secara matematis CAR dapat dirumuskan sebagai berikut (Dendawijaya, 2003:123).

Modal Bank

CAR = x 100%

ATMR

G. Non Performing Loan (NPL)

Menurut Dahlan Siamat (2005:35) NPL dapat diartikan sebagai pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat faktor kesengajaan dan atau karena faktor eksternal di luar kemampuan debitur.

Dari pengertian diatas dapat dikatakan bahwa NPL mencerminkan risiko kredit, semakin kecil NPL semakin kecil pula resiko kredit yang ditanggung pihak bank. besarnya non performing loan yang


(48)

31

diperbolehkan oleh Bank Indonesia saat ini adalah maksimal 5% (Selamet Riyadi, 2006:161).

Menurut Dahlan Siamat (2005:361) persyaratan yang ketat dalam kebijakan kredit akan mengurangi kemungkinan terjadinya kredit bermasalah, namun tidak akan menghilangkan timbulnya masalah-masalah seperti terjadinya default risk atau penunggakan pembayaran.

Menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 besarnya NPL dihitung sebagai berikut:

Kredit Bermasalah

NPL = x 100%

Kredit Yang Disalurkan H. BI Rate

BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan kepada publik (www.bi.go.id).

BI rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap Rapat Dewan Gubernur bulanan dan diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas (liquidity management) di pasar uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter (www.bi.go.id).

Sasaran operasional kebijakan moneter dicerminkan pada perkembangan suku bunga Pasar Uang Antar Bank Overnight (PUAB O/N). Pergerakan di suku bunga PUAB ini diharapkan akan di ikuti oleh


(49)

32

perkembangan di suku bunga deposito, dan pada gilirannya suku bunga kredit perbankan (www.bi.go.id).

Dengan mempertimbangkan pula faktor-faktor lain lain dalam perekonomian, Bank Indonesia pada umumnya akan menaikan BI Rate

apabial inflasi ke depan diperkirakan melampaui sasaran yang telah ditetapkan, sebaliknya Bank Indonesia akan menurunkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan berada di bawah sasaran yang telah ditetapkan (www.bi.go.id).

Menurut Darmawi (2006:181) tingkat bunga merupakan harga yang harus dibayar oleh peminjam untuk memperoleh dana dari pemberi pinjaman untuk jangka waktu yang disepakati. Dengan kata lain, tingkat bunga dalam hal ini merupakan harga dari kredit. Namun harga itu tidak sama dengan harga barang di pasar komoditi karena tingkat bunga sesungguhnya merupakan suatu angka perbandingan, yaitu jumlah biaya pinjaman dibagi jumlah uang yang sesungguhnya dipinjam, biasanya dinyatakan dalam presentase pertahun.

Tingkat bunga nominal adalah tingkat bunga yang digunakan sebagai ukuran untuk menentukan besarnya bunga yang harus dibayar oleh pihak peminjam dana. Sedangkan tingkat bunag riil menunjukan persentasi dari nilai riil modal ditambah bunganya dalam setahun, dinyatakan sebagai presentasi dari nilai riil modal sebelum dibungakan (Sukirno, 2000:386).


(50)

33

Sedangkan Sjahrial (2006:7) menyatakan bahwa tingkat bunga adalah kompensasi yang dibayarkan oleh peminjam kepada yang memberikan pijaman. Dari sudut peminjam merupakan biaya dari dana yang mereka pinjam.

Menurut Sadono Sukirno (2002:389) di dalam teori, analisis mengenai penentuan tingkat bunga selalu mengganggap bahwa dalam perekonomian hanya terdapat satu tingkat bunga. Namun, dalam kenyataan keadaannya sangat berbeda. Tingkat bunga pinjaman pemerintah berbeda dengan tingkat bunga yang dibayarkan kepada konsumen. Dan bank mengenakan tingkat bunga yang berbeda-beda kepada para nasabahnya. Perbedaan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:

a. Pebedaan resiko

b. Jangka waktu pinjaman c. Biaya administrasi pinjaman

Menurut Herman Darmawi (2006:188) tingkat suku bunga merupakan salah satu indikator moneter yang mempunyai dampak dalam berbagai kegiatan perekonomian sebagai berikut:

a. Tingkat suku bunga akan mempengaruhi keputusan melakukan investasi yang pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi.


(51)

34

b. Tingkat suku bunga juga akan mempengaruhi pengambilan keputusan pemiliki modal apakah ia akan berinvestasi pada real assets ataukah pada financial assets.

c. Tingkat suku bunga akan mempengaruhi kelangsungan usaha pihak bank dan lembaga keuangan lainnya.

d. Tingkat suku bunga dapat mempengaruhi volume uang beredar. I. Nilai Tukar Rupiah (Kurs)

1. Penegertian Kurs atau Nilai Tukar

Exchange Rates (nilai tukar uang) atau yang lebih populer dikenal denga sebutan kurs mata uang adalah catatan (quotation) harga pasar dari mata uang asing (foreign currency) dalam harga mata uang domestik (domestic currency) atau resiprokalnya, yaitu harga mata uang domestik dalam mata uang asing (Adiwarman Karim, 2008:157). Nilai tukar uang merepresentasikan tingkat harga pertukaran dari satu mata uang ke mata uang lainnya dan digunakan dalam berbagai transaksi, antara lain transaksi perdagangan internasional, turisme, investasi internasional, ataupun aliran uang jangka pendek antarnegara, yang melewati batas-batas geografis ataupun batas-batas-batas-batas hukum.

Kurs merupakan salah satu hal terpenting dalam perekonomian terbuka, karena memiliki pengaruh yang besar bagi neraca transaksi berjalan maupun variabel-variabel makroekonomi lainnya. Kurs menggambarkan harga dari suatu mata uang terhadap mata uang negara


(52)

35

lainnya, juga merupakan harga dari suatu aktiva atau harga aset (asset price) (Krugman, 2005: 40).

Sadono sukirno (2004:197), menjelaskan bahwa kurs valuta asing dapat didefinisikan sebagai nilai seunit valuta (mata uang) asing apabila ditukarkan dengan mata uang dalam negeri.

Dalam ilmu ekonomi nilai tukar mata uang suatu negara dapat dibedakan menjadi dua yaitu nilai tukar riil dan nilai tukar nominal (Mankiw, 2006:242). Nilai tukar nominal adalah nilai tukar yang digunakan seseorang saat menukar mata uang suatu negara dengan mata uang negara lain. Jadi, nilai tukar rupiah merupakan nilai dari suatu mata uang rupiah yang ditukerkan ke dalam mata uang negara lain. Contohnya nilai tukar rupiah terhadap dolaar AS, nilai tukar rupiah terhadap Yen, nilai tukar rupih terhadap Euro dan lain-lain. Sedangkan nilai tukar riil ialah nilai yang digunakan seseorang saat menukarkan barang dan jasa suatu negara dengan barang dan jasa negara lain, nilai tukar riil menyatakan tingkat dimana pelaku ekonomi dapat memperdagangkan barang-barang dari suatau negara dengan barang-barang negara lain.

Nilai tukar mata uang erat kaitannya dengan konsep konvertibilitas (convertible currency). Mata uang konvertibel (convertible currency) adalah mata uang yang bisa digunakan secara bebas dalam berbagai transaksi internasional oleh penduduk dan negara dimana pun (Krugman, 2005:292) konsep ini menekankan pada pentingnya penggunaan mata uang yang dapat dengan mudah ditukarkan dengan mata uang negara


(53)

36

lain. Tidak adanya konvertibel mata uang akan sangat menyulitkan bagi transaksi dan perdagangan internasonal.

2. Macam-Macam Kurs

Para ekonom membedakan kurs menjadi dua, yaitu (Mankiw, 2006:128):

a) Kurs nominal (nominal exchange rate)

Adalah harag relatif dari mata uang dua negara simbolnya e.

Sebagai contoh, jika kurs antara dolar AS dan yen Jepang adalah 120 per dolar, maka kita bisa menukar 1 dolar untuk 120 yen di pasar uang.

b) Kurs riil (real exchange rate)

Adalah harga relatif dari barang-barang di antara dua negara. Kurs riil menyatakan tingkat dimana kita bisa memperdagangkan barang-barang yang dari suatu negara untuk barang-barang dari negara lain.

Nilai tukar atau disebut juga valuta asing dalam berbagai transaksi atau jual beli valuta asing, ada empat jenis yakni:

a. Selling rate (kurs jual), yaitu kurs yang ditentukan oleh suatu bank untuk penjualan valuta asing tertentu pada saat tertentu. b. Middle Rate (kurs tengah), yaitu kurs tengah antara kurs jual dan

kurs beli valuta asing terhadap mata uang nasional, yang ditetapkan oleh Bank Central pada suatu saat tertentu.


(54)

37

c. Buying Rate (kurs beli), yaitu kurs yang ditentukan oleh suatu bank untuk pembelian valuta asing tertentu pada saat tertentu. d. Flate Rate (kurs flat), yaitu kurs yang berlaku dalam transaksi

jual beli bank notes dan traveller chaque, demana sudah diperhitungkan promosi dan biaya-biaya lainnya.

J. Hubungan Antara Variabel Independen dan Dependen a) Pengaruh Capital Adequacy Ratio Terhadap Return On Asset

Capital Adequacy Ratio juga bisa disebut dengan rasio kecukupan modal, yang berarti jumlah modal sendiri yang diperlukan untuk menutupi resiko kerugian yang timbul dari penanaman aktiva-aktiva yang mengandung resiko serta membiayai seluruh benda tetap dan inventaris bank. Seluruh bank yang ada di Indonesia diwajibkan untuk menyediakan modal minimum sebesar 8% dari ATMR. Semakin besar Capital Adequacy Ratio maka keuntungan bank juga semakin besar. Dengan kata lain, semakin kecil resiko suatu bank maka semakin besar keuntungan yang diperoleh bank (Kuncoro dan Suhardjono, 2002).

Dendawijaya (2003:34), semakin tinggi capital adequacy ratio

(sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia sebesar 8%) berarti bahwa bank tersebut mampu membiayai operasi bank, dan keadaan yang menguntungkan tersebut dapat memberikan konstribusi yang cukup besar bagi profitabilitas bank (ROA) yang bersangkutan.


(55)

38

b) Pengaruh Non Performing Loan Terhadap Return On Asset

Non Performing Loan yang tinggi akan memperbesar biaya, sehingga berpotensi terhadap kerugian bank. Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar. Oleh karena itu bank harus menanggung kerugian dalam kegiatan operasionalnya sehingga berpengaruh terhadap penurunan laba (return on asset) yang diperoleh bank (Kasmir, 2000:270).

c) Pengaruh BI Rate Terhadap Return On Asset

Naiknya tingkat inflasi akan mengakibatkan suku bunga naik, sehingga masyarakat enggan meminjam dana pada bank. Selain itu sektor riil juga enggan untuk menambah modal guna membiayai produksinya, maka kedua hal tersebut akan berdampak pada penurunan profitabilitas bank (Febrina, 2009:95).

d) Pengaruh Nilai Tukar Rupiah (Kurs) Terhadap Return On Asset.

Perbankan sebagai lembaga keuangan yang memfasilitasi perdagangan internasional, tidak dapat menghindari diri dari pengaruh nilai tukar didalam keterlibatannya pada pasar valuta asing. Menurut Febrina dan Naomi (2009:95), adanya pengaruh nilai tukar mata uang terhadap profitabilitas bank mengidentifikasikan apabila nilai tukar mengalami apresiasi dan depresiasi, maka akan berdampak pada kewajiban valas bank pada saat jatuh tempo. Akibatnya, profitabilitas


(56)

39

bank akan mengalami perubahan jika dalam kasus tersebut bank tidak melakukan headging.

Selain menjadi fasilisator perdagangan internasional perbankan syariah juga dapat terpengaruh oleh depresiasi nilai tukar melalui nasabah yang memiliki dana besar dalam bentuk valuta asing seperti dollar AS. Apabila terdepresiasinya rupiah terhadap dollar Amerika maka akan berdampak pada peningkatan profitabilitas bank (Zainul Arifin, 2006:231).


(57)

40 K. Penelitian Sebelumnya

Berikut disajikan ringkasan penelitian terdahulu yang tampak pada tabel 2.1 sebagai berikut:

Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu

No Penelitian Judul Variabel Penelitian

Model Analisis

Hasil Penelitian 1 Muhamad

Bilal, Asif Saeed, Ammar Ali Gull, dan Toquer Akram (2013) Influnce of Bank Specific and Macroecono mic Factors on Profitability of Commercial Banks: A Case Study of Pakistan Return On Asset, Return On Equity, bank Size, Capital Ratio, Non Performing Loans, Deposits to Asset Ratio, Net Interest Margin, Inflation, Real Gross Domestic Product, dan industry Production Growth. Analisis regresi linier berganda Hasil penelitian menunjukan Bank Size

berpengaruh terhadap ROA dan ROE, Non Performing Loan

berpengaruh terhadap ROE tetapi tidak berpengaruh terhadap ROA, Capital Ratio

signifikan terhadap ROE tetapi tidak signifikan terhadap ROA, Deposit to Total Aseet tidak

berpengaruh terhadap ROA dan ROE , Net Interest Margin

berpengaruh terhadap ROA dan ROE, Industry Production Growth

berpengaruh terhadap ROA dan ROE, GDP berpengaruh terhadap ROA dan ROE, Inflasi tidak berpengaruh terhadap ROE tetapi berpengaruh terhadap ROA.

2 Xuezhi Qin dan Dickson Pastory (2012) Commercial Banks Profitability Position: The Case of Tanzania Variabel dependen yaitu ROA, sedangkan variabel independen yaitu CAR, LDR, dan NPL Analisis regresi panel Temuannya menunjukan bahwa dalam konteks model regresi LDR dan kualitas aktiva memiliki dampak positif terhadap ROA, dengan

pengecualian bahwa NPL dan CAR memiliki pengaruh negatif terhadap profitabilitas (ROA).


(58)

41

No Penelitian Judul Variabel Penelitian

Model Analisis

Hasil Penelitian 3 Nanang

Adi Wijaya (2012) Analisis Pengaruh CAR, LDR, NPL, NIM, Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional Terhadap Return On Asset Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di BEI CAR, LDR, NPL, NIM, BOPO, dan Return On Asset Analisis regresi linier berganda

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa variabel

capital adequacy ratio,

loan deposit ratio, biaya operasional dan

pendapatan operasional, net interest margin

berpengaruh signifikan terhadap return on asset

sedangkan non performing loan tidak berpengaruh terhadap

return on asset

4 Nanda Tri Putra (2012) Analisis faktor-faktor yang mempengaru hi kinerja perbankan (study empiris pada industri perbankan yang terdaftar di BEI periode 2008-2010 CAR, NPL, NPM, BOPO, LDR (variabel independen) return on asset (variabel dependen-nya) Analisis regresi berganda

Hasil penelitian ini menunjkan bahwa variabel CAR, NPL, NPM, dan LDR

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja profitabilitas bank (ROA) sedangkan BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja profitabilitas bank

5 Deger Alper dan Adem Anbar (2011) Bank Specific and Macroecono mic Determinant of Commercial Bank Profitability: Empirical Evidence from Turkey Asset size, capital adequacy, asset quality, liquidity, deposits, NIM, non interest income, GDP, inflation, and interest rate (variabel independen), ROA and ROE Analisis regresi panel

hasil penelitian ini menunjukan bahwa bank size berpengaruh positif terhadap ROA dan ROE,

capital adequacy tidak berpengaruh terhadap ROA dan ROE, asset quality berpengaruh negatif terhadap ROA dan tidak berpengaruh

terhadap ROE, deposits tidak berpengaruh terhadap ROA dan ROE, NIM tidak berpengaruh terhadap ROA dan


(59)

42

No Penelitian Judul Variabel Penelitian Model Analisis Hasil Penelitian (variabel dependen)

ROE, NII berpengaruh posiitf terhadap ROA tetapi tidak berpengaruh terhadap ROE, interest rate tidak berpengaruh terhadap ROA tetapi berpengaruh positif terhadap ROE, GDP dan inflasi tidak berpengaruh terhadap ROA dan ROE. 6 Febrina

Dwi jayanthy dan Prima Naomi (2009) Analisis Pengaruh Inflasi, BI Rate, dan Nilai Tukar Mata Uang terhadap Profitabilitas Bank Periode 2003-2007 Inflasi, BI

Rate dan Nilai Tukar Mata Uang (variabel independen) profitabilitas (variabel dependen) Analisis Regresi berganda

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa inflasi berpengaruh negatif terhadap profitabilitas bank, BI Rate terbukti tidak berpengaruh terhadap profitabilitas bank karena dalam penelitian ini terjadi hubungan antara BI Rate dengan Inflasi, dan Nilai tukar mata uang terhadap profitabilitas bank terbukti berpengaruh 7 Kartika

Wahyu Sukarno dan Muhamad Syaichu (2006) Analisis Faktor-faktor Yang Mem- pengaruhi Kinerja Bank Umum di Indonesia ROA, CAR, LDR, NPL, DER, dan, BOPO Analisis regresi linier berganda Hasil penelitian

menunjukan bahwa CAR, LDR, dan BOPO

berpengaruh terhadap

Return On Asset

sedangkan NPL dan DER tidak berpengaruh terhadap Return On Asset Sumber: Jurnal dan Skrpsi Hasil Penelitian Terdahulu


(60)

43 L. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan pada tinjauan pustaka dan penelitian terdahulu di atas, maka penelitian ini mengambil judul tentang analisis pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, BI Rate, dan Nilai Tukar Rupiah (Kurs) Terhadap Profitabilitas (ROA) Bank Umum Swasta Nasional (Studi Empiris pada 10 Bank Umum Swasta Nasional Devisa Terbesar yang Terdaftar di BEI Periode 2006-2012).

Sampel dalam penelitian adalah Bank Umum Swasta Nasional Devisa yang memiliki aset terbesar dan terdaftar di BEI pada periode 2006-2012. Adapun variabel dependen dalam penelitian ini adalah profitabilitas yang diukur dengan return on asset sedangkan variabel independennya adalah capital adequacy ratio, non performing loan, BI

rate, dan nilai tukar rupiah (kurs).

Motode estimasi model regresi dengan menggunakan data panel dapat dilakukan melalui tiga pendekatan, antara lain model common effect, model fixed effect, dan model random effect. Kemudian untuk memilih model yang paling tepat digunakan dalam mengelola data panel, terdapat beberapa pengujian yang dapat dilakukan, yaitu uji chow untuk menentukan model common effect atau model fixed effect yang lebih tepat digunakan dalam mengelola data panel, kemudian uji hausman dilakukan untuk mennetukan model fixed effect atau model random effect

yang lebih tepat digunakan dalam regresi data panel. Selanjutnya setelah melakukan pengujian tersebut dilakukan uji asumsi klasik dan analisis


(61)

44

regresi data panel serta pengujian hipotesis. Setelah tahap pengujian selesai, peneliti melakukan interpretasi terhadap hasil penelitian.

Penelitian ini didasarkan atas penelitian-penelitian sebelumnya dengan penambahan beberapa variabel dan metode penelitian yang berbeda. Setelah peneliti mengumpulkan beberapa jurnal dan skripsi, peneliti mengambil beberapa variabel dari penelitian terdahulu kemudian mmebuat pradigma penelitian yang berbeda dimana penelitian ini menggunakan metode regresi dengan menggunakan data panel (Panel Least Square) dan dengan menggunakan bantuan software Eviews 7.01.

Berikut ini adalah gambaran mengenai kerangka berfikir yang peneliti bentuk secara sederhana untuk menjelaskan proses penelitian ini.


(62)

45 Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

BUSN Devisa

Variabel Dependen Profitabilitas : ROA (Y)

Variabel Independen: Capital adequacy ratio (X1), non

performing loan (X2), BI Rate (X3),

dan kurs (X4)

Metode Estimasi Data Panel

Common Effect Fixed Effect Random Effect

Uji Chow Uji Hausman

Metode Estimasi Terpilih

Uji Asumsi Klasik

Normalitas Multikolinieritas Heteroskedastisita

s

Autokorelasi

Adjusted R2 Uji Simultan Uji Parsial


(63)

46 M. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban masalah atau pertanyaan penelitian yang dikembangan berdasarkan teori-teori yang perlu diuji melalui proses pemilihan, pengumpulan, dan analisis data (Indriantoro dan Supomo, 2002:81). Adapun hipotesis dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. H0 : b1...b4 = 0, tidak terdapat pengaruh antara capital adequacy ratio,

non performing loan, BI rate, dan kurs terhadap profitabilitas bank umum swasta nasional devisa.

H1 : b1...b4 ≠ 0, terdapat pengaruh antara capital adequacy ratio, non

performing loan, BI rate, dan kurs terhadap profitabilitas bank umum swasta nasional devisa.

2. H0 : b1 < 0, tidak terdapat pengaruh positif antara capital adequacy

ratio terhadap profitabilitas bank umum swasta nasional devisa

H1 : b1 > 0, terdapat pengaruh positif antara capital adequacy ratio terhadap profitabilitas bank umum swasta nasional devisa.

3. H0 : b2 > 0, tidak terdapat pengaruh negatif antara non performing

loan terhadap profitabilitas bank umum swasta nasional devisa

H1 : b1 < 0, terdapat pengaruh negatif antara non performing loan terhadap profitabilitas bank umum swasta nasional devisa.

4. H0 : b3 > 0, tidak terdapat pengaruh negatif antara BI Rate terhadap profitabilitas bank umum swasta nasional devisa


(1)

125

Lampiran 4 Uji Normalitas

0 2 4 6 8 10 12 14 16

-1.0 -0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8

Series: Standardized Residuals Sample 2006 2012

Observations 70 Mean -6.34e-18 Median 0.067002 Maximum 0.887752 Minimum -1.070745 Std. Dev. 0.377985 Skewness -0.424179 Kurtosis 3.756802 Jarque-Bera 3.769679 Probability 0.151853


(2)

126

Lampiran 5 Uji Multikolinieritas

CAR

NPL

BIRATE

KURS

CAR

1.000000

-0.267092

0.278098

0.157953

NPL

-0.267092

1.000000

-0.270728

0.073197

BIRATE

0.278098

-0.270728

1.000000

0.018512


(3)

127

Lampiran 6 Uji Heteroskedastisitas

Dependent Variable: LOG(RES2)

Method: Panel Least Squares

Date: 07/13/13 Time: 01:06

Sample: 2006 2012

Periods included: 7

Cross-sections included: 10

Total panel (balanced) observations: 70

Variable

Coefficient Std. Error

t-Statistic

Prob.

C

-5.147584

5.482141 -0.938973

0.3518

CAR

0.076120

0.106466

0.714969

0.4776

NPL

0.097002

1.822981

0.053211

0.9578

BIRATE

0.124855

0.191545

0.651832

0.5172

KURS

-4.59E-05

0.000554 -0.082804

0.9343

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared

0.203725 Mean dependent var -3.328410

Adjusted R-squared

0.018876 S.D. dependent var

2.222162

S.E. of regression

2.201090 Akaike info criterion 4.592639

Sum squared resid

271.3085 Schwarz criterion

5.042338

Log likelihood

-146.7423 Hannan-Quinn criter. 4.771264

F-statistic

1.102115 Durbin-Watson stat

2.398088

Prob(F-statistic)

0.376590


(4)

128

Lampiran 7 Uji Autokorelasi

Dependent Variable: ROA

Method: Panel Least Squares

Date: 07/13/13 Time: 01:04

Sample: 2006 2012

Periods included: 7

Cross-sections included: 10

Total panel (balanced) observations: 70

Variable

Coefficient Std. Error

t-Statistic

Prob.

C

4.897667

1.045004

4.686743

0.0000

CAR

0.046154

0.020294

2.274213

0.0268

NPL

-0.009541

0.347496 -0.027455

0.9782

BIRATE

-0.088791

0.036512 -2.431806

0.0182

KURS

-0.000316

0.000106 -2.994040

0.0041

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared

0.746427 Mean dependent var

2.015714

Adjusted R-squared

0.687562 S.D. dependent var

0.750626

S.E. of regression

0.419571 Akaike info criterion 1.277689

Sum squared resid

9.858235 Schwarz criterion

1.727388

Log likelihood

-30.71911 Hannan-Quinn criter. 1.456315

F-statistic

12.68029 Durbin-Watson stat

1.696911

Prob(F-statistic)

0.000000


(5)

129

Lampiran 8 Data Penelitian

Bank Tahun ROA CAR NPL dummy Birate Kurs

BCA 2006 3.80 22.10 1.30 1 9.75 9166

2007 3.30 19.20 0.80 1 8.00 9136

2008 3.40 15.80 0.60 1 9.25 9680

2009 3.40 15.30 0.70 1 6.50 10398

2010 3.50 13.50 0.60 1 6.50 9085

2011 3.80 12.70 0.50 1 6.00 8780

2012 3.60 14.20 0.40 1 5.75 9380

CIMB Niaga 2006 2.09 18.88 3.08 1 9.75 9166

2007 2.49 17.06 3.03 1 8.00 9136

2008 1.10 15.60 2.51 1 9.25 9680

2009 2.10 13.88 3.06 1 6.50 10398

2010 2.75 13.47 2.59 1 6.50 9085

2011 2.85 13.16 2.64 1 6.00 8780

2012 3.18 15.16 2.29 1 5.75 9380

Danamon 2006 1.80 20.40 3.30 1 9.75 9166

2007 2.40 20.30 2.30 1 8.00 9136

2008 1.50 15.40 2.30 1 9.25 9680

2009 1.50 20.70 4.50 1 6.50 10398

2010 2.70 16.00 3.00 1 6.50 9085

2011 2.60 17.60 2.50 1 6.00 8780

2012 2.70 18.90 2.30 1 5.75 9380

Panin 2006 2.78 29.47 7.95 0 9.75 9166

2007 3.14 21.58 3.06 1 8.00 9136

2008 1.75 20.31 4.34 1 9.25 9680

2009 1.78 21.53 3.16 1 6.50 10398

2010 1.76 16.65 4.37 1 6.50 9085

2011 2.02 17.45 3.56 1 6.00 8780

2012 1.96 14.67 1.69 1 5.75 9380

Permata 2006 1.20 13.50 6.40 0 9.75 9166

2007 1.90 13.30 4.60 1 8.00 9136

2008 1.70 10.80 3.50 1 9.25 9680

2009 1.40 12.10 4.00 1 6.50 10398

2010 1.98 14.05 2.65 1 6.50 9085

2011 1.66 14.07 2.04 1 6.00 8780

2012 1.70 15.86 1.37 1 5.75 9380

BII 2006 1.43 23.34 5.03 1 9.75 9166


(6)

130

2008 1.11 18.70 3.20 1 9.25 9680

2009 0.07 14.78 2.42 1 6.50 10398

2010 1.14 12.51 3.09 1 6.50 9085

2011 1.13 11.83 2.14 1 6.00 8780

2012 1.62 12.83 1.70 1 5.75 9380

OCBC NISP 2006 1.55 17.07 2.49 1 9.75 9166

2007 1.31 16.15 2.53 1 8.00 9136

2008 1.50 19.00 2.60 1 9.25 9680

2009 1.90 20.50 3.10 1 6.50 10398

2010 1.30 17.60 2.00 1 6.50 9085

2011 1.90 13.80 1.30 1 6.00 8780

2012 1.80 16.50 0.90 1 5.75 9380

Bukopin 2006 1.85 15.79 3.71 1 9.75 9166

2007 1.63 12.84 3.57 1 8.00 9136

2008 1.66 11.20 4.87 1 9.25 9680

2009 1.46 14.36 2.81 1 6.50 10398

2010 1.62 12.55 3.22 1 6.50 9085

2011 1.87 12.71 2.88 1 6.00 8780

2012 1.83 16.34 2.66 1 5.75 9380

Mega 2006 0.88 15.73 1.68 1 9.75 9166

2007 2.33 11.84 1.53 1 8.00 9136

2008 1.98 16.09 1.18 1 9.25 9680

2009 1.77 18.01 1.70 1 6.50 10398

2010 2.45 15.03 0.90 1 6.50 9085

2011 2.29 11.86 0.98 1 6.00 8780

2012 2.74 16.83 2.09 1 5.75 9380

Ekonomi

Raharja 2006 1.62 14.00 2.52 1 9.75 9166

2007 1.87 13.13 2.45 1 8.00 9136

2008 2.26 14.03 1.07 1 9.25 9680

2009 2.21 21.75 1.11 1 6.50 10398

2010 1.78 19.05 0.35 1 6.50 9085

2011 1.49 16.37 0.74 1 6.00 8780

2012 1.02 14.21 0.28 1 5.75 9380


Dokumen yang terkait

Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Return On Assets, Suku Bunga SBI Terhadap Jumlah Penyaluran Kredit: Studi Empiris Pada Bank BUMN dan Bank Swasta Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode

6 110 108

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio, Loan To Deposit Ratio Dan Non Performing Loan Terhadap Volume Kredit Pada Bank Yang Terdapat Di BEI

1 44 94

Pengaruh Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, dan Net Interest Margin terhadap Return on Asset pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

0 62 107

Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan BI Rate, dan Nilai Tukar Rupiah (Kurs) Terhadap Profitabilitas(ROA) Bank Umum Swasta Nasional (Studi Empiris Pada 10 BankUmum Swasta Nasional Devisa Terbesar Yang Terdaftar di BEI Periode 2006-

3 17 147

Pengaruh Inflasi, BI Rate Rate, Dana Pihak ketiga (DPK), Non Performing Loan (NPL) Dan Capital Adequacy Ratio (CAR) Terhadap Penyaluran Kredit (Studi Kasus pada 10 Bank Terbesar di Indonesia Berdasarkan Kredit)

4 68 149

Pengaruh Non Performing Loan dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Penyaluran Kredit (Studi Kasus pada Bank Umum Swasta Nasional yang Terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan 2010-2013)

2 17 58

Pengaruh Net Interest Margin dan Non Performing Loan Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015)

0 5 1

Pengaruh Net Interest Margin dan Non Performing Loan Terhadap Laba (Studi Pada Bank Yang Terdaftar di BEI 2009-2013)

0 7 58

Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Return On Assets, Suku Bunga SBI Terhadap Jumlah Penyaluran Kredit: Studi Empiris Pada Bank BUMN dan Bank Swasta Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode

0 0 19

BAB I PENDAHULUAN - Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Return On Assets, Suku Bunga SBI Terhadap Jumlah Penyaluran Kredit: Studi Empiris Pada Bank BUMN dan Bank Swasta Yang Terdaftar di Bursa Ef

0 1 9