berdirinya toko, menu yang disediakan, dan bagaimana kegiatan operasional yang dijalankan setiap harinya. Sedangkan untuk konsumen, proses
wwancara yang dilakukan dengan memberikan beberapa pertanyaan yang menyangkut dengan masalah yang diangkat dalam skripsi penulis.
4.2.2. Temuan Lapangan
Dalam pengumpulan data, teknik yang digunakan oleh penulis yaitu teknik wawancara kepada informan dan teknik observasi pada lokasi
penelitian.Wawancara dilakukanm dengan memberikan beberapa pertanyaan yang mengarah kepada data yang dianggap mampu mendukung penyelesaian masalah
yang diangkat.Sedangkan teknik observasi dilakukan untuk melihat secara langsung keadaan dan situasi pada toko La Maison Patisserie Medan.
Terlebih dahulu penulis melakukan teknik wawancara dengan menyiapkan pedoman wawancara dan catatan untuk mencatat hasil wawancara.Wawancara
yang dilakukan penulis tidak hanya dilakukan kepada pemilik dan karyawan La Maison Patisserie, tetapi juga dilakukan kepada para konsumen yang
mengunjungi toko La Maison Patisserie Medan. Adapun jumlah informan yang akan diwawancari adalah sebanyak 18 orang, diantaranya 4 orang yang
merupakan informan dari toko La Maison Patisserie dan 14 orang lainnya merupakan konsumen dari toko La Maison Patisserie. Wawancara yang dilakukan
kepada 14 orang informan yang berasal dari konsumen pada akhirnya telah
Universitas Sumatera Utara
mencapai titik jenuh yaitu dimana para informan memberikan pernyataan yang sama untuk pertanyaan yang diajukan penulis, oleh karena itu penulis membatasi
jumlah informan dari konsumen La Maison Patisserie Medan. Dari 14 informan yang telah diwawancarai , telah diperoleh data-data yang
mampu menjawab permasalahan dari judul skripsi yang diangkat oleh penulis. Berikut merupakan penyajian data dari hasil wawancara yang telah dilakukan
penulis kepada informan.Penyajian data disajikan dalam bentuk uraian sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan sumber informan yang telah dilampirkan
dalam tabel oleh penulis.Peneliti menyajikan dalam bentuk uraian singkat untuk membuat jawaban yang diberikan oleh informan terlihat jelas dan membantu
penulis dalam menafsirkan kesimpulan.
4.2.3. Rancangan Business Plan La Maison Patisserie
Dalam memulai sebuah usaha sangat dianjurkan untuk menyusun sebuah rancangan business plan. Meskipun dalam bentuk rancangan yang sederhana
business plan sangat berpengaruh untuk membangun pondasi yang kokoh sehingga mampu membuat sebuah usaha nertahan dalam menghadapi persaingan
yang ada. Begitu pula halnya dengan La Maison Patisserie, dalam mengawali bisnisnya sang pemilik “Stella Lowis” membuat sebuah rancangan business
plandalam bentuk yang sederhana. Business plan yang di susun oleh sang pemilik memang tidak mengandung seluruh komponen-komponen business plan secara
Universitas Sumatera Utara
keseluruhan, namun rancangan business plan tersebut sangat membantu untuk membangun pondasi yang kuat untuk La Maison Patisserie kedepannya.
Sudah menjadi suatu kewajiban bagi para pengusaha untuk merancang business plan. Banyak manfaat yang dapat diperoleh dengan menyusun rancangan
business plan, salah satunya mampu membangun pondasi yang kokoh dalam menghadapi persaingan. Berikut merupakan hasil wawancara dengan pemilik
mengenai pentingnya merancang business plan dalam mengawali usahanya dan manfaat yang didapatkan dengan menyususn business plan.
“Menurut Stella Lowis sebagai pemilik dan chef di La Maison Patisserie, dalam mengawali usahanya saya menyusun rancangan business plan. Rancangan
business plan yang saya buat dalam bentuk sederhana, saya hanya menyusun mengenai produk, harga, cara promosi, cara pemasaran, dan mengenai
perlengkapan dapur, bahan-bahan baku yang dibutuhkan, serta perlengkapan toko yang diperlukan. Meskipun dalam bentuk sederhana, saya sangat terbantu dalam
memperlengkapi hal-hal yang sangat dibutuhkan untuk memdukung usaha yang akan saya jalankan. Manfaat dari business plan tersebut juga dapat saya rasakan
dalam menentukan langkah apa saja yang harus saya lakukan untuk mencapai tujuan kedepannya.”
Meski dalam bentuk yang sederhana, business plan yang disusun ternyata telah mampu membangun pondasi yang kokoh terhadap La Maison Patisserie, hal
ini dibuktikan dengan perjalanan operasional La Maison Patisserie yang telah
Universitas Sumatera Utara
berjalan selama 2 tahun terakhir ini. Terdapat beberapa komponen penting dalam merancang business plan yang baik, namun dalam prakteknya La Maison
Patisserie hanya mencantumkan beberapa komponen yang dianggap penting dalam menunjang perjalanan untuk kedepannya. Berikut merupakan hasil
wawancara dan observasi yang dilakukan penulis mengenai komponen-komponen business plan yang di rancang oleh sang pemilik.
“Menurut Stella Lowis sebagai pemilik, hal utama yang perlu direncanakan adalah mengenai produk yang akan ditawarkan kepada konsumen.
Dalam merancang produk sangat penting untuk mengetahui produk apa yang akan ditawarkan dan bagaimana cara menghasilkan produk tersebut. Dalam
menentukan produk hal utama yang harus dipikirkan adalah kualitas dari produk, sehingga membuat konsumen merasa puas dengan produk yang ditawarkan.Dalam
hal produk penampilan dan rasa sangat diperhatikan, hal ini dilakukan untuk menciptakan keunggulan bersaing dengan pesaing lainnya. La Maison Patisserie
menawarkan produk-produk patisserie yang merupakan desert khas perancis, yaitu macarons, cakes, cupcakes, dan lainnya.”
Berikut merupakan penyajian data mengenai produk apa saja yang di rancang oleh Stella Lowis dalam business plan untuk La Maison Patisserie.
1. Cakes :
a. Le Myrtille
b. Plaisir Surce
Universitas Sumatera Utara
c. Tarte Aux Macaron
d. Praline Feuille
e. Lemon Meringue Tart
f. Vier
g. Monsieur
h. Strawberry Mascarpone Tart
i. Rainbow
j. Mille Feuille
k. Apple Cinnamon Tart
l. Blanc Frambois
m. Feuille d’automne
n. Passion
o. Gateau L’opera
p. Tarte Aux Fruits
q. Matheo Torte
r. Strawberry Shortcake
s. Tiramisu
2. Macarons :
a. Ispahan
b. Tiramisu
c. Mosito
d. Salted Caramel
Universitas Sumatera Utara
e. Valnhona Chocolat
f. Lemon
g. Milk Chocolate coconut
h. Nutella
i. Green Tea
j. Salted Popcorn
k. Strawberry Fis Tachio
l. Toast
m. Infinitely Vanilla
n. Lavender
o. Blueberry
p. Fassion Fruit
q. Lime Cucumber
r. Coffee
s. Hazelnut Crispy Flakes
t. Mango
3. Daily Specials :
a. Mini Feuille d’automne
b. Mini Le Myrtille
c. Crème Brulee
d. Fruit Tart
e. Mini Plaisir Surce
Universitas Sumatera Utara
f. Mini Strawberry Mascarpone
g. Blam Framboise
h. St. Honore
i. Caramel Tarts
j. Raspberry Tartelets
k. Mille Feuille
l. Bluberry Tartlets
m. Lemon Meringue
n. Rasphberry Mousse
o. Annabelle
p. Rocky Road
q. Passionfruit Chessecake
r. Strawberry Brulee
s. Praline
t. Coffee Crème Brulee
u. Lemon Tart
v. Passions
w. Tiramisu
x. Tarte Caramel
y. Victoria
z. Vopera
4. Cupcakes :
Universitas Sumatera Utara
a. Pink Coco
b. Red Velvet
c. Poppin
d. Barley
e. Honey Bee
f. Bunnie
g. Violet
h. Keeper
i. Brown
j. Cotton Candy
k. Dark Chocolate
l. Milo
m. Berry Much
n. Cloud9
o. Sticky Toffee
Setelah merancang produk apa yang akan ditawarkan, langkah berikutnya adalah menetukan harga dari produk tersebut. Penentuan harga sangatlah penting
hal ini menentukan apakah usaha yang dilakukan dapat mendapatkan keuntungan dan tentunya harga yang diberikan diharapkan mampu bersaing dipasaran.Berikut
merupakan hasil wawancara mengenai penetapan harga yang dilakukan pemilik kepada produknya.
Universitas Sumatera Utara
“ Dalam menentukan harga saya biasanya berpatokan pada bahan-bahan baku yang digunakan dan kerumitan dalam membuat produk tersebut. Tidak
jarang saya mengimport bahan-bahan baku untuk produk saya, sangat sulit untuk menemukan beberapa bahan baku di Indonesia, karenanya saya mengimport
beberapa bahan dari luar negeri dan berpengaruh dalam penetapan harga. Kerumitan dari cara pembuatan juga menjadi factor utama dalam penetapan harga
produk, semakin rumit pembuatannya harganya akan lebih mahal, namun dalam penetapan harga saya masi menyesuaikan dengan harga pasar, agar harga yang
saya tawarkan masih tetap bisa bersaing, ujar Stella Lowis.” Berikut merupakan pendapat karyawan mengenai harga yang ditetapkan
oleh Stella Lowis terhadap produk yang ditawarkan. “Menurut Faradina sebagai kasir di La Maison Patisserie, beberapa
konsumen ada menganggap harga yang diberikan memang cukup mahal, dan sering kali beberapa konsumen mengeluhkan harga yang cukup tinggi.Namun
meskipun demikian, konsumen-konsumen yang mengeluhakan harga yang cukup mahal tersebut kembali lagi dan membeli lagi produk dari La Maison Patisserie.
Mereka mengatakan bila dibandingkan harga kelezatan dari produk ternyata lebih memuaskan mereka, sehingga mereka tidak terlalu keberatan dengan harga yang
ditawarkan, tutur dina diakhir wawancara.”
Universitas Sumatera Utara
Komponen selanjutnya yang dirancang oleh Stella Lowis dalam business plan yaitu bagaimana cara mempromosikan produknya kepada masyarakat.
Berikut merupakan hasil wawancaranya. “Menurut Stella Lowis sebagai pemilik toko, saya menggunakan media
social untuk mempromosikan produk saya.Hal ini saya pilih karena promosi dengan media social sedang sangat trend dan karena kemudahan yang saya
dapatkan yaitu tanpa harus mengeluarkan biaya yang besar.Dengan media social juga saya dapat berinteraksi dengan pelanggan-pelanggan saya, sehingga mereka
lebih leluasa bertanya mengenai La Maison Patisserie.Untuk mempromosikan saya sering mengunggah gambar dari produk saya, sehingga para konsumen dapat
lansung melihat seperti apa bentuk dari produk yang ditawarkan.” Berikut merupakan media social yang digunakan oleh Stella Lowis dalam
mempromosikan La Maison Patisserie kepada masyarakat : 1.
Melalui BBM contact dengan PIN : 217A558D. 2.
Melalui Facebook dengan ID USER : La Maison Patisserie Medan. 3.
Melalui Twitter dengan ID USER : stellalowis. 4.
Melalui Instagram dengan ID USER : Stella Lowis. 5.
Melalui Blog dengan address : www.lamaisonpatisserie.net
Komponen selanjutnya yang dirancang oleh Stella Lowis adalah pemilihan lokasi.Berikut merupakan hasil wawancara mengenai pemilihan lokasi.
Universitas Sumatera Utara
“Saya memanfaatkan kediaman saya untuk membuka sebuah toko. Melihat posisi rumah saya yang berlokasi di jalan Biduk No.66 dan terletak dipusat kota,
tentunya akan memudahkan konsumen untuk menemukan lokasi toko. Dengan memanfaatkan rumah juga tentunya membantu saya dalam meminimalkan
pengeluaran untuk membayar uang sewa lokasi.” Dalam memulai usaha sangat diperlukan untuk menganalisis lingkungan
internal dan lingkungan eksternal. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kekuatan,kelemahan, peluang dan ancaman yang terdapat dalam
perjalanan usaha yang akan dilakukan. Berikut merupakan penyajian data yang diperoleh oleh penulis selama melakukan observasi di tempat penelitian.
a. Analisis Lingkungan Internal
Tabel 4.2. Analisis Lingkungan Internal
KEKUATAN KELEMAHAN
1. Rasa dan kualitas produk patisserie
yang sangat baik. 2.
Kesegaran bahan-bahan yang digunakan untuk membuat produk
patisserie. 3.
Tampilan produk dan kemasan 1.
Harga yang dipatok relative mahal bila dibandingkan dengan harga
pasar. 2.
Terbatasnya jumlah produk yang dapat dihasilkan karena chef
hanya bekerja sendiri.
Universitas Sumatera Utara
produk yang menarik sangat diperhatikan untuk memikat minat
konsumen. 4.
Pelayanan dan informasi yang diberikan kepada konsumen sangat
baik. 3.
Promosi yang kurang memadai ditambah dengan sulitnya
menemukan toko dikarenakan tidak dibuatnya pamflet toko.
b. Analisis Lingkungan Eksternal
Tabel 4.3. Analisis Lingkungan Eksternal
PELUANG ANCAMAN
1. Masih sedikitnya toko yang
menjual produk patisserie secara khusus di Medan.
2. Semakin meningkatnya
penmintaan pada produk
patisserie. 1.
Beberapa toko besar yang memang sudah memiliki
nama dan tempat di hati masyarakat.
2. Harga yang lebih rendah
ditawarkan oleh toko patisserie lain.
Universitas Sumatera Utara
Komponen selanjutnya yang dimasukkan oleh Stella Lowis adalah mengenai perlengkapan dan bahan baku yang dipergunakan. Berikut merupakan
penyajian data hasil wawancara kepada Stella Lowis sebagai pemilik La Maison Patisserie.
“Sangat banyak perlengkapan yang dibutuhkan untuk menunjang operasional La Maison Patisserie, diantaranya perlengkapan dapur, dekorasi toko
dan bahan-bahan baku yang diperlukan untuk menghasilkan produk. Untuk perlengkapan dapur, seperti mixer, oven, dan perlengkapan lainnya saya
memilihnya secara selektif dan mendapatkannya dari beberapa kota terpisah yaitu Malaysia, Jakarta, dan Singapore. Tidak jarang dalam memilih perlengkapan
tersebut saya melakukan konsultasi kepada penjual dalam menentukan yang sesuai dengan kebutuhan toko, tutur Stella Lowis.”
“Hal yang sama juga saya lakukan dalam memilih bahan baku yang akan digunakan. Konsultasi terhadap penjual sangat membantu untuk menentukan
pilihan yang tepat untuk bahan baku yang berkualitas. Saya juga kerap kali mengimport bahan baku dari luar, hal ini dikarenakn sulitnya untuk menemukan
bahan baku di medan. Saya melakukan pengiriman berkala dari luar untuk memenuhi bahan baku. Bahan baku yang berkualitas tentunya akan menghasilkan
produk yang berkualitas pula.” “Sedangkan untuk dekorasi toko, saya memesannya secara khusus dan
menyesuaikan dengan konsep toko yang ingin menonjolkan ciri khas
Universitas Sumatera Utara
perancis.Untuk dekorasi toko saya sering mengubahnya sesuai dengan hari khusus yang sedang berlangsung, misalnya saat hari valentine toko akan saya tata dengan
nuansa valentine. Secara berkala saya akan mengubah tatanan toko sehingga konsumen tidak merasa bosan dengan tatanan toko yang selalu monoton.”
Komponen berikutnya yang disusun oleh Stella Lowis dalam rancangan business plannya adalah mengenai pemasaran.
“Dalam melakukan pemasaran toko kami melayani dengan jam operasional dimulai dari pukul 11.00 sampai dengan 17.00, setiap hari senin
hingga sabtu. Di hari minggu toko La Maison Patisserie tidak melakukan kegiatan operasional.Pemasaran produk dilakukan dengan menjualnya secara langsung di
toko kami.Namun kami juga menerima pesanan melalui via blackberry massanger. Para karyawan juga saya bekali dengan pengetahuan tentang produk
yang kami tawarkan, mulai dari pengetahuan mengenai rasa dan bahan baku pembuat produk. Dengan demikian para konsumen yang bertanya dapat
mengetahui secara keseluruhan mengenai produk yang ditawarkan, terang Stella Lowis diakhir wawancara.”
Berikut pendapat karyawan La Maison Patisserie mengenai sistem pemasaran di toko La Maison Patisserie.
“Menurut Kiki sebagai karyawan di La Maison Patisserie, untuk para konsumen yang datang dan membeli langsung kami tentunya akan melayani
dengan sangat ramah. Apabila ada konsumen yang bertanya mengenai produk
Universitas Sumatera Utara
kami akan menerangkan mengenai produk. Namun apabila ada konsumen yang ingin memesan cake khusus misalnya untuk acara ulang tahun, pernikahan, atau
acara khusus lainnya biasanya pelayanan dilakukan langsung kepada sang chef.Konsumen dapat langsung berkonsultasi dengan chef untuk memesan cake
sesuai dengan keinginannya.Kami hanya melayani pesanan karyawan yang datang ke toko atau pesanan melalui blackberry messanger.”
“Menurut Elfinda sebagai karyawan La Maison Patisserie, kami biasanya melayani secara langsung terhadap pesanan konsumen yang datang ke toko.Kami
di tuntut untuk bersikap sopan dan ramah terhadap para konsumen.Selain itu juga sebelum mulai bekerja Stella Lowis sebagi chef memberikan beberapa ilmu
mengenai produk yang dijual. Ada beberapa bahan baku yang digunakan tidak tahan lama, biasanya sang chef memberitahukan batasan waktu yang sampai
berapa lama produknya dapat bertahan dan masi layak untuk dikonsumsi. Pengetahuan yang diberikan oleh chef kepada kami akan kami salurkan kepada
konsumen sehingga konsumen merasa puas terhadap pelayanan yang kami berikan.”
4.2.4. Alternative Strategi