Semen Portland Bahan Dasar Semen Portland Senyawa Utama Dalam Semen Portland Tabel 2.2

semen terak, semen alam, semen portland, semen portland pozolland dan semen alumina.

2.2.1.2 Semen Portland

Semen Portland adalah suatu bahan pengikat hidrolis hydraulic binder yang dihasilkan dengan menghaluskan klinker yang terdiri dari silikat –silikat kalsium yang bersifat hidraulis, yang umumnya mengandung satu atau lebih bentuk kalsium sulfat sebagai bahan tambahan yang digiling bersama-sama dengan bahan utamanya.

2.2.1.3 Jenis – Jenis Semen Portland

Sesuai dengan kebutuhan pemakai, maka para pengusaha industri semen berusaha untuk memenuhinya dengan berbagai penelitian, sehingga ditemukan berbagai jenis semen.

1. Sement Portland OPC

Semen portland diklasifikasikan dalam lima tipe yaitu : a Tipe I Ordinary Portland Cement Semen Portland untuk penggunaan umum yang tidak memerlukan persyaratn khusus seperti yang dipersyaratkan pada tipe-tipe lain. Tipe semen ini paling banyak diproduksi dan banyak dipasaran b Tipe II Moderate sulfat resistance Semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan terhadap sulfat atau panas hidrasi sedang. Tipe II ini mempunyai panas hidrasi yang lebih rendah dibanding semen Portland Tipe I. Pada daerah-daerah tertentu dimana suhu agak tinggi, maka untuk Universitas Sumatera Utara mengurangi penggunaan air selama pengeringan agar tidak terjadi Srinkege penyusutan yang besar perlu ditambahkan sifat moderat“Heat of hydration”. Semen Portland tipe II ini disarankan untuk dipakai pada bangunan seperti bendungan, dermaga dan landasan berat yang ditandai adanya kolom-kolom dan dimana proses hidrasi rendah juga merupakan pertimbangan utama. c Tipe III High Early Strength Semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan kekuatan yang tinggi pada tahap permulaan setelah pengikatan terjadi.Semen tipe III ini dibuat dengan kehalusan yang tinggi blaine biasa mencapai 5000 cm 2 gr dengan nilai C3S nya juga tinggi. Beton yang dibuat dengan menggunakan semen Portland tipe III ini dalam waktu 24 jam dapat mencapai kekuatan yang sama dengan kekuatan yang dicapai semen Portland tipe I pada umur 3 hari, dan dalam umur 7 hari semen Portland tipe III ini kekuatannya menyamai beton dengan menggunakan semen portlan tipe I pada umur 28 hari. d Tipe IV Low Heat Of Hydration Semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan panas hidrasi rendah. Penggunaan semen ini banyak ditujukan untuk struktur Concrette beton yang massive dan dengan volume yang besar, seprti bendungan, dam, lapangan udara. Dimana kenaikan temperatur dari panas yang dihasilkan selama periode pengerasan diusahakan seminimal mungkin sehingga tidak terjadi pengembangan volume beton yang bisa menimbulkan cracking retak. Universitas Sumatera Utara Pengembangan kuat tekan strength dari semen jenis ini juga sangat lambat jika dibanding semen portland tipe I. e Tipe V Sulfat Resistance Cement Semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan tinggi terhadap sulfat. Semen jenis ini cocok digunakan untuk pembuatan beton pada daerah yang tanah dan airnya mempunyai kandungan garam sulfat tinggi seperti : air laut, daerah tambang, air payau dsb.

2. Blended Cement Semen Campur

Semen campur dibuat karena dibutuhkannya sifat-sifat khusus yang tidak dimiliki oleh semen portland. Untuk mendapatkan sifat khusus tersebut diperlukan material lain sebagai pencampur.Jenis semen campur : a Semen Portland Pozzolan SPPPPC Semen Portland pozzolan SPP atau dikenal juga sebagai Portland Pozzolan Cement PPC adalah merupakan semen hidrolisis yang terdiri dari campuran yang homogen antara semen Portland dengan bahan pozzolan Trass atau Fly Ash halus, yang diproduksi dengan menggiling klinker semen Portland dan bahan pozzolan bersama-sama atau mencampur secara merata semen Portland dan bahan pozzolon atau gabungan antara menggiling dan mencampur. b Portland Composite Cement Semen Portland Campur PCC– SPC Menurut SNI 17064-2004, Semen Portland Campur adalah Bahan pengikat hidrolisis hasil penggilingan bersama sama terak clinker Universitas Sumatera Utara semen portland dan gibs dengan satu atau lebih bahan anorganik, atau hasil pencampuran antara bubuk semen portland dengan bubuk bahan bahan anorganik lain. Bahan anorganik tersebut antara lain terak tanur tinggi blastfurnace slag, pozzoland, senyawa silika, batu kapur, dengan kadar total bahan anorganik 6 – 35 dari massa semen portland composite. Menurut Standard Eropa EN 197-1 Portland Composite Cement atau Semen Portland Campur dibagi menjadi 2 Type berdasarkan jumlah Aditive material aktif:

1. Type IIA-M mengandung 6 – 20 aditif

2. Type IIB-M mengandung 21 – 35 aditif

Kalau pada Portland Pozzolan Cement Semen Portland Pozzolan aditif yang digunakan hanya 1 jenis maka pada Portland Composite Cement ini aditif yang digunakan lebih dari 1 jenis atau 2 jenis maka semen ini dikelompokkan pada Ternary Cement. c Portland Blast Furnace Slag Cement Portland Blast Furnace Slag Cement adalah semen Portland yang dicampur dengan kerak dapur tinggi secara homogen dengan cara mencampur bubuk halus semen Portland dengan bubuk halus slag atau menggiling bersama antara klinker porland dengan butiran slag. Activitas slag Slag Activity bertambah dengan bertambahnya ratio CaO + MgOSiO 2 + Al 2 O 3 dan glass content. Tetapi biasanyan keberadaan ratio oksida dan glass Content tersebut saling berkebalikan. Universitas Sumatera Utara Beberapa sifat slag semen adalah sabagai berikut : a. Jika kehalusannya cukup, mempunyai kekuatan tekan yang sama dengan semen portland. b. Betonnya lebih stabil dari pada beton semen portland c. Mempunyai permebility yang rendah d Semen Masonry Semen masonry pertama kali diperkenalkan di USA, kemudian berkembang kebeberapa negara.Secara tradisional plesteran untuk bangunan umumnya menggunakan kapur padam, kemudian meningkat dengan dipakainya semen portland yang dicampur dengan kapur padam. Namun karena dianggap kurang praktis maka diperkanalkan Semen Masonry.

3. Oil Well Cement

Oil well cement adalah semen Portland semen yang dicampur dengan bahan retarder khusus seperti asam borat, casein, lignin, gula atau organic hidroxid acid. Fungsi dari retarder disini adalah untuk mengurangi kecepatan pengerasan semen, sehingga adukan dapat dipompakan kedalam sumur minyak atau gas. Pada kedalaman 1800 sampai dengan 4900 meter tekanan dan suhu didasar sumur minyak atau adalah tinggi. Karena pengentalan dan pengerasan semen itu dipercepat oleh kenaikan temperature dan tekanan, maka semen yang mengental dan mengeras secara normal tidak dapat digunakan pada pengeboran sumur yang dalam. Universitas Sumatera Utara Semen ini masih dibedakan lagi menjadi beberapa kelas sesuai dengan API Spesification 10 1986, yaitu : Kelas A Digunakan untuk sumur sampai dengan kedalaman 1830 meter, apabila sifat-sifat khusus tidak dipersyaratkan Kelas B Digunakan untuk sumur sampai dengan kedalaman 1830 meter, apabila kondisi membutuhkan tahan terhadap sulfat sedang Kelas C Digunakan untuk sumur sampai dengan kedalaman 1830 meter, apabila kondisi membutuhkan sifat kekuatan tekan awal yang tinggi Kelas D Digunakan untuk sumur sampai dengan kedalaman 1830 sampai 3050 meter, dengan kondisi suhu dan tekanan yang sedang Kelas E Digunakan untuk sumur sampai dengan kedalaman 3050 sampai 4270 meter, dengan kondisi suhu dan tekanan yang tinggi Kelas F Digunakan untuk sumur sampai dengan kedalaman 3050 sampai 4880 meter, dengan kondisi suhu dan tekanan yang tinggi Kelas G Digunakan untuk cementing mulai surface casing sampai dengan kedalaman 2440 meter, akan tetapi dengan penambahan accelerator atau retarder. Dapat digunakan untuk semua range pemakaian, mulai dari kelas A sampai kelas E Universitas Sumatera Utara

4. White Cement Semen Putih

Semen putih dibuat umtuk tujuan dekoratif, bukan untuk tujuan konstruktif. Pembuatan semen ini membutuhkan persyaratan bahan baku dan proses pembuatan yang khusus, seperti misalnya bahan mentahnya mengandung oksida besi dan oksida manganese yang sangat rendah dibawah 1 .

5. Water Proofed Cement

Water proofed cement adalah campuran yang homogen antara semen Portland dengan “Water proofing agent”, dalam jumlah yang kecil seperti : Calcium, Aluminium, atau logam stearat lainnya.Semen ini banyak dipakai untuk konstruksi beton yang berfungsi menahan tekanan hidrostatis, misalnya tangki penyimpanan cairan kimia.

6. High Alumina Cement

High Alumina cement dapat menghasilkan beton dengan kecepatan pengersan yang cepat dan tahan terhadap serangan sulfat, asam akan tetapi tidak tahan terhadap serangan alkali. Semen tahan api juga dibuat dari High Alumina Cement, semen ini juga mempunyai kecepatan pengerasan awal yang lebih baik dari semen Portland tipe III. Bahan baku semen ini terbuat dari batu kapur dan bauxite, sedangkan penggunaannya adalah antara lain : o Rafractory Concrette o Heat resistance concrete o Corrosion resistance concrete Universitas Sumatera Utara

7. Semen Anti Bakteri

Semen anti bakteri adalah campuran yang homogen antara semen Portland dengan “anti bacterial agent” seperti germicide. Bahan tersebut ditambahkan pada semen Portland untuk “Self Desinfectant” beton terhadap serangan bakteri dan jamur yang tumbuh. Sedangkan sifat-sifat kimia dan fisiknya hampir sama dengan semen Portland tipe I. Penggunaan semen anti bakteri antara lain : o Kamar mandi o Lantai industri makanan o Keramik o Bangunan dimana terdapat jamur pathogenic dan bakteri

2.2.1.4 Bahan Dasar Semen Portland

Semen portland yang dijual di pasaran umumnya terbuat dari 4 bahan, sebagai berikut: 1. Batu kapur limestone kapur chalk : yang mengandung CaCO 3 2. Pasir silika tanah liat : yang mengandung SiO 2 Al 2 O 3 3. Pasir kerak besi : yang mengandung Fe 2 O 3 4. Gypsum : yang mengandung CaSO 4 .H 2 O Universitas Sumatera Utara

2.2.1.5 Senyawa Utama Dalam Semen Portland Tabel 2.2

Komposisi Senyawa Kimia Portland Semen Oksida Persen Kapur, CaO 60 - 65 Silika, SiO 2 17 - 25 Alumina, Al 2 O 3 3 - 8 Besi, Fe 2 O 3 0.5 - 6 Magnesia MgO 0.5 - 4 Sulfur, SO 3 1 - 2 Soda Potash, Na 2 O + K 2 O 0.5 - 1 Walaupun demikian pada dasarnya ada 4 unsur paling penting yang menyusun semen portland, yaitu : a. Trikalsium Silikat 3CaO.SiO 2 yang disingkat menjadi C 3 S. b. Dikalsium Silikat 2CaO.SiO 2 yang disingkat menjadi C 2 S. c. Trikalsium Aluminat 3CaO.Al 2 O 3 yang disingkat menjadi C 3 A. d. Tetrakalsium Aluminoferrit 4CaO.Al 2 O 3 .Fe 2 O 3 yang disingkat menjadi C 4 AF. Tabel 2.3 Empat senyawa utama dari semen portland Nama Oksida Utama Rumus Empiris Rumus Oksida Notasi Pendek Kadar rata-rata Trikalsium Silikat Ca 3 SiO 5 3CaO.SiO 2 C 3 S 50 Dikalsium Silikat Ca 2 SiO 4 2CaO.SiO 2 C 2 S 25 Trikalsium Aluminat Ca 3 Al 2 O 6 3CaO.Al 2 O 3 C 3 A 12 Universitas Sumatera Utara Tetrakalsium Aluminoferrit 2Ca 2 AlFeO 5 4CaO.Al 2 O 3 .Fe 2 O 3 C 4 AF 8 Sumber : Teknologi Beton Senyawa tersebut menjadi kristal-kristal yang paling mengikatmengunci ketika menjadi klinker. Komposisi C 3 S dan C 2 S adalah 70 - 80 dari berat semen dan merupakan bagian yang paling dominan memberikan sifat semen Cokrodimuldjo, 1992. Semen dan air saling bereaksi, persenyawaan ini dinamakan proses hidrasi, dan hasilnya dinamakan hidrasi semen. 2.2.2 Agregat 2.2.2.1 Umum Agregat ialah butiran mineral alami yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam campuran beton. Kandungan agregat dalam campuran beton biasanya sangat tinggi, yaitu berkisar 60-70 dari volume beton. Walaupun fungsinya hanya sebagai pengisi, tetapi karena komposisinya yang cukup besar sehingga karakteristik dan sifat agregat memiliki pengaruh langsung terhadap sifat-sifat beton. Agregat yang digunakan dalam campuran beton dapat berupa agregat alam atau agregat buatan artificial aggregates. Secara umum agregat dapat dibedakan berdasarkan ukurannya, yaitu agregat kasar dan agregat halus. Ukuran antara agregat halus dengan agregat kasar yaitu 4.80 mm British Standard atau 4.75 mm Standar ASTM. Agregat kasar adalah batuan yang ukuran butirnya lebih besar dari 4.80 mm 4.75 mm dan agregat halus adalah batuan yang lebih kecil dari 4.80 mm 4.75 mm. Agregat yang digunakan dalam campuran beton biasanya berukuran lebih kecil dari 40 mm. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Perbandingan Sifat Fisik Beton Yang Menggunakan Semen Portland Pozzolan Dan Semen Portland Tipe I

1 47 53

Perbandingan Kapasitas Balok Beton Bertulang Antara Yang Menggunakan Semen Portland Pozzolan Dengan Semen Portland Tipe I (Kajian Eksperimental)

0 50 139

Studi Eksperimental Penggunaan Semen Portland Komposit Pada Berbagai Umur Kuat Tekan Beton Mutu Tinggi fc'=40 MPa Pada Benda Uji Silinder Berdiameter 150 mm dan Tinggi 300 mm.

0 0 36

Studi Eksperimental Penggunaan Portland Composite Cement Terhadap Kuat Lentur Beton Dengan fc'=40 MPa Pada Benda Uji Balok 600 X 150 X 150 mm3.

0 0 33

Studi Eksperimental Penggunaan Beton Recycle Sebagai Agregat Kasar Pada Beton Terhadap Kuat Tarik Belah Dengan Mutu Rencana fc' = 25 MPa.

0 0 18

Studi Eksperimental Penggunaan Pecahan Beton Recycle Sebagai Agregat Kasar Pada Beton Dengan Mutu Rencana fc'=25 MPa.

0 0 18

Studi Penggunaan Semen Portland Pozolan (PPC) Untuk Perencanaan Beton Struktural Dengan fc'= 25 MPa.

0 0 65

ANALISIS PENGGUNAAN BERBAGAI MERK SEMEN PORTLAND TYPE I UNTUK PEMBUATAN BETON f’c 20 MPa DENGAN MENGGUNAKAN AGREGAT DARI BINJAI

0 1 13

NIRM : 41077011930312 PEMBIMBING : Ny. Winarni Hadipratomo, Ir. Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Kristen Maranatha Bandung ABSTRAK - Studi Penggunaan Semen Portland Pozolan (PPC) Untuk Perencanaan Beton Struktural Dengan fc'= 25 MPa - MCUr

0 0 11

Studi Eksperimental Penggunaan Pecahan Beton Recycle Sebagai Agregat Kasar Pada Beton Dengan Mutu Rencana fc'=25 MPa - MCUrepository

0 0 10