Gambar 2.7 Pengaruh jenis agregat terhadap kuat tekan beton Mindess,
1981
Pada pemakaian ukuran butir agregat lebih besar memerlukan jumlah pasta lebih sedikit, berarti pori-pori betonnya juga sedikit sehingga kuat tekannya lebih
tinggi. Tetapi daya lekat antara permukaan agregat dan pastanya kurang kuat sehingga kuat tekan betonnya menjadi rendah. Oleh karena itu pada beton kuat
tekan tinggi dianjurkan memakai agregat dengan ukuran besar butir maksimum 20mm.
2.1.2.2 Modulus Elastisitas
Modulus elastisitas beton merupakan kemiringan garis singgung slope dari garis lurus yang ditarik dari kondisi tegangan nol ke kondisi tegangan 0,45
f’c pada kurva tegangan-regangan beton. Modulus elastisitas beton dipengaruhi oleh jenis agregat, kelembaban benda uji beton, faktor air semen, umur beton dan
Universitas Sumatera Utara
temperaturnya. Secara umum, peningkatan kuat tekan beton seiring dengan peningkatan modulus elastisitasnya. Menurut pasal 10.5 SNI-03 2847 2002
hubungan antara nilai modulus elastisitas beton normal dengan kuat tekan beton adalah
� = 4700� �′�
2.1.2.3 Kuat Tarik Beton
Konstruksi beton yang dipasang mendatar sering menerima beban tegak lurus sumbu bahannya dan sering mengalami rekahan splitting. Hal ini terjadi
karena daya dukung beton terhadap gaya lentur tergantung pada jarak dari garis berat beton, makin jauh dari garis berat makin kecil daya dukungnya.
Kekuatan tarik relatif rendah untuk beton normal berkisar antara 9-15 dari kuat tekan. Penggujian kuat tarik beton dilakukan melalui pengujian split
cilinder. Nilai pendekatan yang diperoleh Dipohusodo 1994 dari hasil pengujian berulang kali mencapai kekuatan 0,50-0,60 kali
√fc’, sehingga untuk beton normal digunakan nilai 0,57
√fc’. Pengujian tersebut menggunakan benda uji silinder beton berdiameter 150 mm dan panjang 300 mm, diletakkan pada arah
memanjang di atas alat penguji kemudian beban tekan diberikan merata arah tegak dari atas pada seluruh panjang silinder. Apabila kuat tarik terlampaui, benda uji
terbelah menjadi dua bagian dari ujung ke ujung. Tegangan tarik yang timbul sewaktu benda uji terbelah disebut sebagai spilt cilinder strength. Menurut SNI
03-2491-2002 besarnya tegangan tarik beton tegangan rekah beton dapat dihitung dengan rumus:
L D
π Ρ
2 Fct
=
Universitas Sumatera Utara
di mana : Fct : Tegangan rekah beton kgcm P :Beban maksimum kg
L : Panjang silinder cm
D : Diameter cm
2.1.2.4 Pola retak
Pola retak dibedakan menjadi 5 jenis, yaitu : • Pola retak kerucut cone
• Pola retak kerucut dan pecah cone and split • Pola retak kerucut dan geser cone and shear
• Pola retak geser shear
• Pola retak columnar
Gambar 2.8 Jenis Pola Retak
Pola retak dapat terbentuk, karena adanya gaya tekan dari atas dan bawah pada benda uji silinder. Karena kelangsingan silinder, maka menyebabkan pola
retak pada beton aerasi membentuk garis diagonal, dan cenderung akan hancur ke arah samping kiri dan kanan
.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.9 Mekanisme Retak dan Pecahnya Silinder
2.2 Bahan Penyusun Beton
2.2.1 Semen 2.2.1.1 Umum
Semen merupakan bahan ikat yang penting dan banyak digunakan dalam pembangunan fisik di sektor konstruksi sipil. Jika ditambah air, semen akan
menjadi pasta semen. Jika ditambah agregat halus, pasta semen akan menjadi mortar, sedangkan jika digabungkan dengan agregat kasar akan menjadi campuran
beton segar yang setelah mengeras akan menjadi beton keras hardened concrete. Fungsi semen ialah untuk mengikat butir-butir agregat hingga membentuk
suatu massa padat dan mengisi rongga-rongga udara di antara butiran agregat. Semen merupakan hasil industri yang sangat kompleks, dengan campuran
serta susunan yang berbeda-beda. Semen dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu : 1. Semen non-hidrolik dan 2. Semen hidrolik.
Semen non-hidrolik tidak dapat mengikat dan mengeras di dalam air, akan tetapi dapat mengeras di udara. Contoh utama dari semen non-hidrolik adalah
kapur. Semen hidrolik mempunyai kemampuan untuk mengikat dan mengeras di dalam air. Contoh semen hidrolik antara lain : kapur hidrolik, semen pozollan,
Universitas Sumatera Utara