4. Kadar lumpur atau bagian yang lebih kecil dari 75 mikron ayakan no.200,
tidak boleh melebihi 1 terhadap berat kering. Apabila kadar lumpur melebihi 1 maka agregat harus dicuci.
5. Kekerasan butiran agregat diperiksa dengan bejana Rudellof dengan beban
penguji 20 ton dimana harus dipenuhi syarat berikut: Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9,5 - 19,1 mm lebih dari 24
berat. Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19,1 - 30 mm lebih dari 22
berat. 6.
Kekerasan butiran agregat kasar jika diperiksa dengan mesin Los Angeles dimana tingkat kehilangan berat lebih kecil dari 50.
2.2.3 Air
Air merupakan bahan dasar pembuat beton yang penting. Air diperlukan untuk bereaksi dengan semen, serta sebagai bahan pelumas antar butir-butir
agregat agar mudah dikerjakan dan dipadatkan. Kandungan air yang rendah menyebabkan beton sulit dikerjakan tidak mudah mengalir, dan kandungan air
yang tinggi menyebabkan kekuatan beton akan rendah serta betonnya porous. Air yang digunakan sebagai campuran harus bersih, tidak boleh
mengandung minyak, asam, alkali, zat organis atau bahan lainnya yang dapat merusak beton.
Air mempunyai peranan yang cukup penting dalam pembuatan beton, karena berpengaruh terhadap sifat-sifat beton, sifat-sifat yang berpengaruh adalah
kemudahan pengerjaan workability dan penyusutan. Selain itu tujuan utama
Universitas Sumatera Utara
pemakaian air adalah untuk proses hidrasi, yaitu rekasi antara seman dan air yang mengahasilkan campuran keras setelah bebrapa waktu tertentu. Setelah
pengecoran air juga berguna untuk perawatan curing guna menjamin proses pengerasan yang sempurna.
Dalam pemakaian air untuk beton sebaiknya air memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Tidak mengandung lumpur benda melayang lainnya lebih dari 2 gramliter.
b. Tidak mengandung garam-garam yang dapat merusak beton asam, zat
organik, dan sebagainya lebih dari 15 gramliter. c.
Tidak mengandung klorida Cl lebih dari 0,5 gramliter. d.
Tidak mengandung senyawa sulfat lebih dari 1 gramliter.
Untuk air perawatan, dapat dipakai juga air yang dipakai untuk pengadukan, tetapi harus yang tidak menimbulkan noda atau endapan yang
merusak warna permukaan beton. Besi dan zat organis dalam air umumnya sebagai penyebab utama pengotoran atau perubahan warna, terutama jika
perawatan cukup lama. Sumber air yang digunakan adalah air yang terdapat di laboratorium beton teknik sipil USU.
Air yang diperlukan dipengaruhi oleh faktor-faktor di bawah ini: a.
Ukuran agregat maksimum: diameter membesar → kebutuhan air menurun begitu pula jumlah mortar yang dibutuhkan menjadi lebih sedikit.
b. Bentuk butir: bentuk bulat → kebutuhan air menurun batu pecah perlu
lebih banyak air.
Universitas Sumatera Utara
c. Gradasi agregat: gradasi baik → kebutuhan air menurun untuk kelecakan
yang sama. d.
Kotoran dalam agregat: makin banyak silt, tanah liat dan lumpur → kebutuhan air meningkat.
e. Jumlah agregat halus dibandingkan agregat kasar, atau hk: agregat halus
lebih sedikit → kebutuhan air menurun.
2.3 Hidrasi Semen 2.3.1 Hidrasi C
3
S dan C
2
S
Kalsium silikat akan terhidrasi menjadi gel kalsium silikat hidrat gel tubermorite dan kalsium hidroksida. Gel kalsium silikat hidrat, sering disingkat
gel C-S-H, memiliki komposisi yang bervariasi berbentuk rongga sebanyak 70 dari semen. Kalsium hidroksida yang dihasilkan akan membuat sifat basa kuat
pH = 12,5. Ini menyebabkan semen sensitif terhadap asam dan akan mencegah timbulnya karat pada besi baja.
2 3CaO.SiO
2
+ 6 H
2
O → 3CaO.2SiO
2
.3H
2
O + 3 CaOH
2
2 C
3
S + 6 H → C-S-H gel + 3 CH
Trikalsium silikat gel tobermorite kalsium hidroksida
2 2CaO.SiO
2
+ 4 H
2
O → 3CaO.2SiO
2
.2H
2
O + CaOH
2
2 C
2
S + 4 H → C-S-H gel + CH
Dikalsium silikat gel tobermorite kalsium hidroksida
Universitas Sumatera Utara