1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa Indonesia adalah salah satu mata pelajaran yang mempelajari empat keterampilan berbahasa yang meliputi membaca, berbicara, menyimak
dan menulis. Keempat keterampilan tersebut diajarkan dalam mata pelajaran bahasa Indonesia untuk mengasah keterampilan berbahasa. Pada keempat
keterampilan berbahasa tersebut, keterampilan yang paling akhir dikuasai oleh pembelajar bahasa adalah menulis. Dibandingkan dengan ketiga
keterampilan berbahasa yang lain, menulis lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur asli bahasa yang bersangkutan sekalipun. Hal ini disebabkan
kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri yang akan menjadi isi tulisan
Iskandarwassid dan Sunendar, 2013: 248. Menulis adalah suatu keterampilan yang membutuhkan kesabaran dan
keuletan. Tarigan 1984: 3-4 mengemukakan bahwa menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara
tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif.
Pada observasi yang dilakukan Sabtu, 30 Januari 2016 di kelas VII C SMP Negeri 1 Seyegan pada saat pembelajaran menemukan dan menulis
gagasan utama berita terlihat bahwa sebagian besar siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran. Kurangnya antusias siswa dapat dilihat dari
cara mereka memperhatikan penjelasan dari guru. Pada saat pembelajaran, terdapat beberapa siswa yang mengantuk, cerita dengan temannya bahkan ada
yang asik bermain sendiri. Hal inilah yang mengindikasikan bahwa pembelajaran yang dilakukan dianggap membosankan bagi siswa. Pada saat
pembelajaran tersebut, guru menggunakan metode ceramah dan menyiapkan materi pembelajaran pada sebuah kertas yang dibagikan kepada siswa.
Penggunaan buku ajar oleh guru juga masih terbatas pada buku paket dan buku kerja siswa LKS, sehingga materi yang disampaikan oleh guru hanya
terbatas pada buku tersebut. Pada proses pembelajaran juga kurang adanya interaksi yang
dilakukan oleh guru dan siswa, sehingga siswa kurang aktif dalam menanggapi materi pembelajaran. Kurangnya motivasi belajar juga menjadi
salah satu sebab pembelajaran kurang dapat diikuti oleh siswa dengan baik dan aktif. Selain itu, penggunaan alat belajar juga kurang dapat membuat
siswa merasa tertarik dengan pembelajaran. Selain melakukan observasi pembelajaran, peneliti juga melakukan wawancara terkait dengan kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru bahasa
Indonesia SMP Negeri 1 Seyegan kelas VII C yang bernama Ibu Sesilia Sunarti, S.Pd., kendala utama dalam pembelajaran adalah siswa kurang
termotivasi dan niat dalam mengikuti pembelajaran yang disebabkan oleh penggunaan metode dan media yang kurang inovatif sehingga siswa merasa
bosan dan kurang dapat merespon pembelajaran secara aktif. Ibu Sesilia juga
mengungkapkan bahwa pada saat pembelajaran non sastra saja seperti pembelajaran berita yang telah dilakukan, sebagian besar siswa kurang
tertarik, terlebih lagi dengan pembelajaran sastra seperti halnya menulis puisi. Ibu Sesilia juga menegaskan bahwa pembelajaran sastra menulis puisi yang
diajarkan dari tahun ke tahun pasti mengalami kendala. Pembelajaran keterampilan menulis puisi merupakan salah satu
kompetensi pembelajaran sastra yang harus dimiliki oleh siswa. Kompetensi tersebut termuat dalam kurikulum Bahasa dan Sastra Indonesia yang
diajarkan di Sekolah Menengah Pertama SMP pada kelas VII dan VIII. Salah satu materi pembelajaran sastra yang termuat dalam silabus
pembelajaran sastra kelas VII semester II adalah menulis kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam. Pembelajaran menulis kreatif di sekolah
bertujuan agar siswa mempunyai kemampuan untuk mengungkapkan atau mengekaspresikan ide, pendapat, maupun perasaan yang dimiliki sehingga
daya pikir, imajinasi dan kreativitas dapat berkembang. Berdasarkan pengalaman mengajarkan menulis puisi dari tahun ke
tahun, kendala yang dirasakan oleh Ibu Sesilia sebagai guru pengampu adalah siswa kurang termotivasi dalam pembelajaran menulis puisi tersebut. Hal ini
disebabkan oleh siswa yang kurang dapat memunculkan inspirasinya ide serta kurang terampil dalam memilih kata-kata yang tepat dan indah dalam
menulis puisi. Untuk memperkuat pernyataan tersebut, maka peneliti juga melakukan
wawancara dengan beberapa siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan
siswa, rata-rata siswa menganggap bahwa menulis puisi itu membosankan. Penggunaan metode pembelajaran menulis juga belum maksimal dan kurang
adanya inovasi. Oleh karena itu, siswa cenderung kurang tertarik untuk berlatih secara terus menerus dalam menulis puisi.
Pada saat ditanya tentang kesulitan menulis puisi, siswa menjawab bahwa kesulitan yang dialami adalah siswa kurang dapat memunculkan
inspirasi ide secara cepat, kurang dapat memilih kata yang tepat dan indah agar dapat mengaitkan hubungan makna antar larik dan bait. Hal inilah yang
sering membuat siswa jenuh dan berhenti memunculkan ide dan imajinasinya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sayuti 1985: 208 bahwa kesulitan
siswa dalam pembelajaran puisi adalah masa penginterpretasian makna konotatif dan simbolisasi kata dalam puisi. Kesulitan lain terletak pada
penafsiran hubungan kata dalam baris puisi yaitu menentukan kata atau frase sebagai kesatuan sintaksis dalam baris puisi.
Cara mengatasi beberapa kesulitan dalam menulis puisi tersebut, peneliti bersama guru bahasa Indonesia berkolaborasi menetapkan alternatif
tindakan guna meningkatkan keterampilan menulis siswa, yang dapat mendorong kreativitas siswa dalam menuangkan gagasan maupun idenya
dalam sebuah puisi. Alternatif tindakan yang dilakukan adalah dengan menerapkan salah satu metode yaitu metode belanja kata dan gambar.
Alasan dipilihnya metode ini karena metode belanja kata dan gambar mampu membantu siswa dalam memunculkan imajinasi dan mengembangkan
setiap larik dalam menulis puisi. Metode belanja kata dan gambar diharapkan
mampu memancing siswa untuk lebih mudah menemukan kata-kata yang diperlukan, merangkai kata menjadi bentukan kata, dan merangkai bentukan
kata itu menjadi larik yang nantinya menjadi kesatuan puisi yang padu. Metode belanja kata dan gambar adalah cara yang digunakan untuk
memancing kreativitas siswa melalui daftar kata yang berkaitan dengan penulisan kreatif puisi. Gambar juga berfungsi sebagai pemancing kognisi
dan imajinasi serta pemilihan bentuk-bentuk kebahasaan Nurgiyantoro, 2010: 429.
B. Identifikasi Masalah