26
tidak berpengaruh pada prestasi belajar. Taylor 1998 menyatakan bahwa secara tidak langsung dukungan sosial teman sebaya
berpengaruh pada prestasi belajar. Hal ini disebabkan karena untuk mencapai sebuah prestasi akademik maka harus melalui persepsi dari
pentingnya kemampuan akademis. Cauce 1992 menyatakan bahwa dukungan teman sebaya memiliki hubungan yang negatif dengan
kompetensi di sekolah, yang dalam hal ini adalah kompetensi untuk berprestasi. Hal senada juga diteliti oleh Maassen Landsheer 2000,
dan menemukan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara dukungan sosial teman sebaya dengan prestasi belajar Matematika.
Dalam penelitian Maassen Landsheer 2000, menemukan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara dukungan sosial teman sebaya
dengan prestasi belajar Matematika. Fuligni 1997 melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh dukungan sosial teman sebaya
pada prestasi belajar dari keluarga immigrant dari negara-negara Asia, dan menemukan bahwa dukungan sosial teman sebaya tidak
berpengaruh pada prestasi belajar.
2.4.2 Kontrol Diri dan Prestasi Belajar
Selain dukungan sosial teman sebaya dalam peningkatan prestasi belajar, kontrol diri merupakan suatu faktor penting. Tanpa
adanya kesadaran akan pentingnya melaksanakan aturan yang telah ditentukan sebelumnya, pembelajaran tidak akan mungkin mencapai
target yang maksimal. Penelitian yang dilakukan oleh Saputro 2007
27
menemukan bahwa ada pengaruh yang kuat kontrol diri terhadap prestasi belajar sebesar 0,219 pada taraf signifikansi 0,05. Marcal 2006
melakukan penelitian terhadap mahasiswa Timor-Leste di Jakarta dengan menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif signifikan
kontrol diri terhadap prestasi belajar. Pengaruh positif signifikan ditunjukkan dengan nilai F
hitung
12.069 F
tabel
4.00 pada tingkat signifikansi 0.001 0.05.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sakdiyah 2006 menyatakan bahwa kontrol diri memiliki pengaruh yang positif
signifikan terhadap prestasi belajar dengan hasil uji diperoleh t
hitung
sebesar 4,065 dengan p=0,000 0,05. Duckworth Seligman 2005 menemukan bahwa kontrol diri lebih menentukan daripada kecerdasan
intelektual, karena walaupun mahasiswa memiliki tingkat kecerdasan namun tidak diimbangi dengan kemampuan mengontrol diri maka akan
menyebabkan mahasiswa menjadi tidak mampu mengelola waktu dan kurang memiliki prioritas dalam apa yang sebaiknya dilakukan.
Marpaung 2009 dalam penelitiannya menyatakan bahwa kontrol diri berpengaruh secara positif signifikan terhadap prestasi belajar.
Hasil uji secara simultan dengan uji F diperoleh F
hitung
= 73,446 dengan probabiltias 0.000 0.05. Hal Senada juga diungkapkan oleh Saputro
2007 yang menyatakan bahwa ada pengaruh positif signifikan motivasi berprestasi dan kontrol diri terhadap prestasi belajar dengan R
square sebesar 0.204 pada taraf signifikan 0.05. Hasil penelitian Widiastuti 2008 menyatakan bahwa ada hubungan yang positif
28
signifikan antara kontrol diri dengan prestasi belajar siswa. Hal senada juga disimpulkan dalam hasil penelitian dari Muhid 2010 ada
hubungan antara self control, dan self efficacy dengan pretasi akademik dengan nilai regresi sebesar 0,644 dan alpha p sebesar = 0,000.
Muammar 2011 dalam penelitiannya dengan judul intelligence and self control predict academic performance of giftedand non-gifted
students, meneliti peran intelijen dan pengendalian diri pada prestasi akademik dari siswa berbakat dan yang tidak berbakat. Kecerdasan
diukur dengan Tes Kemampuan Umum GAT , dan terdiri dari dua sub-skala, secara eksplisit, subtes verbal dan subtest kuantitatif. Kontrol
diri adalah dinilai dengan melihat tingkat komitmen siswa untuk menyerahkan tugas dan pekerjaan rumah tepat waktu. Sampel terdiri
dari 74 mahasiswa di sebuah lembaga di bagian Timur Arab Saudi. Prestasi siswa berbakat yang terpilih sesuai dengan kinerja akademis
yang diukur dengan skor IPK; pemisahan titik adalah 3,50 dari 5,00. Intelijen dan pengendalian diri yang masuk melalui model simultan
linear regresi berganda sebagai variabel independen, sedangkan IPK mahasiswa di semester pertama dimasukkan sebagai variabel kriteria.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan dan pengendalian diri berkorelasi secara signifikan dengan prestasi belajar.
Tangney, dkk 2004 juga melakukan penelitian untuk melihat pengaruh kontrol diri terhadap keberhasilan dalam belajar. Hasil
penelitian menunjukan bahwa seorang siswa yang memiliki kontrol diri akan berusaha keras dalam melakukan kegiatan belajar serta memiliki
29
rasa optimis yang tinggi dalam mencapai sesuatu sesuai dengan diharapankan. Sebaliknya, seseorang dengan kontrol diri yang rendah
menilai bahwa dirinya kurang memiliki kemampuan. Sehingga hal ini memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap keberhasilan
studi.
2.4.3 Jenis Kelamin dan Prestasi Belajar