14
berkaitan dengan gaya hidup. Kemudian Greenberg Baron dalam Atwater, 1993, menambahkan bahwa memiliki sahabat pada saat-saat
sulit dapat membuat individu melihat stres yang dialaminya tidak terlalu mengancam. Sahabat atau teman juga dapat memberikan saran
yang bermanfaat untuk mengatasi stres. Dukungan teman sebaya pada dasarnya adalah tindakan menolong yang diperoleh melalui hubungan
interpersonal dan peran teman sebaya dalam penyesuaian sosial salah satunya berupa pemberian dukungan sosial Yettie, 2004.
2.3. KONTROL DIRI
2.3.1 Pengertian Kontrol diri
Pada suatu kesempatan, Wursanto dalam Marcal, 2006 mengartikan kontrol diri sebagai pengendalian diri yang mengarahkan
kepada pencapaian kinerja. Sirikulchayanonta, dkk 2011, menyatakan bahwa kontrol diri adalah kemampuan individu untuk mengambil
tindakan, berpikir, dan berperilaku yang akan menghasilkan perbaikan diri. Dengan kata lain, seseorang yang memiliki kontrol diri rendah
maka bertendensi memiliki kontrol diri yang rendah untuk mereduksi dari berbagai penyimpangan perilaku. Sementara itu, Purnama 2006
menyatakan bahwa kontrol diri merupakan kontrol internal yang mendorong individu untuk menaati suatu peraturan atau norma atas
dasar kemauan serta pertimbangan diri sendiri akan makna dan fungsi suatu aturan.
15
Kontrol diri secara umum dianggap sebagai kemampuan untuk berubah dan menyesuaikan diri sehingga memberikan hasil yang baik.
Fokus utama kontrol diri adalah kemampuan untuk mengesampingkan kecenderungan perilaku mengganggu serta menaham diri dari perilaku
tersebut. Hal ini terlihat jelas dalam penjelasan yang diberikan oleh Tangney Baumeister 2004, h. 275 menyatakan bahwa self-control
is widely regarded as a capacity to change and adapt the self so as to produce a better, more optimal fit between self and world. Central to
our concept of self-contro l is the ability to override or change one’s
inner responses, as well as to interrupt undesired behavioral tendencies and refrain from acting on them. From this perspective, self-
control should contribute to producing a broad range of positive outcomes in life. Dari pandangan ini, kontrol diri dapat memberikan
manfaat atau kontribusi positif dalam hidup individu. Kontrol diri merupakan ketaatan yang didasarkan pada kontrol
dari dalam diri sendiri internal control. Kontrol diri terbentuk melalui proses internalisasi terhadap kontrol luar external control atau
batasan-batasan norma yang berlaku dalam lingkungannya. Individu yang telah berhasil menginternalisasi kontrol dari luar atau tata nilai,
berarti mampu menyerap dan menjiwai nilai-nilai tersebut. Individu tersebut mampu mentaati suatu peraturan tanpa merasa terpaksa atau
karena ikut-ikutan, tetapi didorong oleh niat dari dalam dirinya. Individu yang memiliki kontrol diri, tidak hanya mampu mentaati
peraturan dari luar, akan tetapi cenderung mampu untuk mengatur
16
dirinya, atau mengarahkan diri untuk mencapai tujuan yang diharapkan Purnama, 2006.
Kontrol diri yang perlu dikembangkan pada diri individu mungkin banyak dimensi, salah satunya ialah dalam belajar. Belajar
merupakan unsur pokok dalam proses pendidikan. Sesuai dengan hal ini, Gunarsa dalam Purnama, 2006 mengemukakan bahwa adanya
kontrol diri, terutama dalam hal belajar dan bekerja, akan memudahkan kelancaran belajar dan bekerja, karena dengan adanya
kontrol diri, maka rasa segan, rasa malas, rasa menentang dapat mudah diatasi. Seolah-olah tidak ada rintangan maupun hambatan lain yang
menghalangi kelancaran bertindak. Dalam proses pendidikan, kualitas kontrol diri dalam belajar diharapkan berkembang pada diri siswa
dengan tujuan memperoleh prestasi belajar yang tinggi. Pada suatu kesempatan Yahaya, dkk 2009 menyatakan bahwa
kontrol diri memiliki peranan penting dalam suatu sistem pendidikan, karena akan mendorong mahasiswa meningkatkan kemampuan untuk
mencapai tujuan. Hal ini sesuai dengan ulasannya Bear Duquette 2008 bahwa kontrol diri berfungsi untuk membenahi diri mencapai
tujuan. Tangney, dkk 2004 menambahkan bahwa kesuksesan seseorang dapat ditentukan dari tingkat kontrol diri orang tersebut. Hal
ini berarti bahwa peningkatan diri secara berkesinambungan terhadap kontrol diri perlu dilakukan secara sadar, sehingga seseorang tidak
mengalami kesalahan mengelola waktu serta aktivitas-aktivitas yang perlu dilakukan untuk meningkatkan akumulasi kesuksesan.
17
Kemudian, Rossianti 1994 menyatakan bahwa kontrol diri merupakan suatu kecakapan individu dalam kepekaan membaca situasi
diri dan lingkungannya serta kemampuan untuk mengontrol dan mengelola faktor-faktor perilaku sesuai dengan situasi dan kondisi
untuk menampilkan diri dalam melakukan sosialisasi. Kemampuan untuk mengendalikan perilaku, kecenderungan untuk menarik
perhatian, keinginan untuk mengubah perilaku agar sesuai untuk orang lain, menyenangkan orang lain, selalu conform dengan orang lain,
menutup perasaannya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kontrol diri
merupakan cerminan dari seluruh kemampuan yang ada dalam diri individu untuk mengontrol diri atau mengendalikan perilaku guna
menggapai tujuan yang positif dalam hidup. Sehubungan dengan penelitian ini, kontrol diri diarahkan kepada bagaimana individu
mengontrol diri dengan baik guna mencapai prestasi belajar yang maksimal.
2.3.2 Teori Kontrol diri