82 Keterangan:
JK = jumlah kuadrat
KT = kuadrat tengah
N = banyaknya responden
Ni = banyaknya anggota
JK T =
2
JK a =
2
JK ba = b −
JK S = JK T JK a JK ba
JK G =
2
−
2
JK TC = JK S JK G, Sudjana, 2005: 330-332.
2. Uji Multikolinieritas
Uji asumsi ini dimaksudkan untuk membuktikan atau menguji ada tidaknya hubungan yang linier antara variabel bebas independen yang satu dengan
variabel bebas independen lainnya. Ada atau tidaknya korelasi antar variabel independen dapat diketahui dengan memanfaatkan statistik korelasi product
moment dari pearson. Metode uji multikolinieritas yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode korelasi Product moment sebagai berikut: Rxy= RUMUS
Pearson.
r
xy
=
� −
�
2
−
2
�
2
−
2
Keterangan: r
xy
= koefisien korelasi antara variabel x dan y X
= skor total X Y
= skor total Y N
= jumlah sampel yang diteliti
83 Suharsimi Arikunto, 2007
: 72
Rumusan hipotesis yaitu: H
: tidak terdapat hubungan antar variabel independen. H
1
: terdapat hubungan antar variabel independen. Kriteria hipotesis yaitu:
Apabila r
hitung
r
tabel
dengan dk = n dan alpha 0,05 = maka H ditolak sebaliknya
jika r
hitung
r
tabel
maka H diterima.
3. Uji Autokorelasi
Pengujian autokorelasi dimaksudkan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi diantara data pengamatan atau tidak. Adanya autokorelasi dapat mengakibatkan
penaksir mempunyai varians tidak minimum dan uji t tidak dapat digunakan, karena akan memberikan kesimpulan yang salah. Ada atau tidaknya autokorelasi -
dapat diditeksi dengan menggunakan uji Durbin-Watson. Ukuran yang digunakan untuk menyatakan ada atau tidaknya autokorelasi, yaitu apabila nilai statistik
Durbin Watson mendekati angka 2, maka dapat dinyatakan bahwa data pengamatan tidak memiliki autokorelasi.
Tahap-tahap pengujian dengan uji Durbin-Watson adalah sebagai berikut.
a. Tentukan hipotesis nol dan alternatif. Hipotesis nol adalah variabel ganguan
tidak mengandung autokorelasi dan hipotesis alternatifnya adalah variabel ganguan mengandung autokorelasi.
b. Hitung besarnya statistik DW dengan rumus
=
−
−1 =2
2 2
=1
.....................................................................
10
84 c.
Dengan menggunakan terlebih dahulu Hipotesis Nol bahwa tidak ada
autokorelasi positif dan Hipotesis Alternatif: H
:
≤ 0 tidak ada otokorelasi positif H
a
: 0 ada autokorelasi positif
Mengambil keputusan yang tepat : Jika dd
L
, tolak H Jika d d
U,
tidak menolak H Jika d
L
≤ d ≤ d
U
, tidak tersimpulkan Dalam keadaan tertentu, terutama untuk menguji persamaan beda pertama, uji dua
sisi akan lebih tepat. Langkah-langkah 1 dan 2 persis sama diatas sedangkan langkah 3 adalah menyusun hipotesis nol bahwa tidak ada autokorelasi:
H :
= 0 H
:
= 0 Aturan keputusan yang tepat adalah:
Apabila dd
L
menolak H Apabila d 4
d
L
menolak H Apabila 4
dd
tidak menolak H Apabila yang lainnya tidak tersimpulkan.
Rumus hipotesis yaitu: H
: tidak terjadi adanya autokorelasi di antara data pengamatan.
85 H
1
: terjadinya adanya autokorelasi di antara data pengamatan. Kriteria pengujian :
Apabila nilai statistik Durbin-Watson berada diantara angka 2 atau mendekati angka 2 dapat dinyatakan data pengamatan tersebut tidak memiliki autokorelasi.
4. Uji Heteroskedastisitas