39 layak.  Klasifikasi  daya  pembeda  menurut  Suharsimi  Arikunto  2012:  232
adalah sebagai berikut. D = 0,00
– 0,20 : jelek poor D = 0,21
– 0,40 : cukup satisfactory D = 0,41
– 0,70 : baik good D = 0,71
– 1,00 : baik sekali excellent D = negatif, semua tidak baik, jadi semua buti soal yang mempunyai
nilai D negatif sebaiknya dibuang saja.
F.  Validitas Internal dan Eksternal
1.  Validitas Internal
Validitas  internal  yang  mempersoalkan  apakah  perbedaan  pada  temuan penelitian benar-benar disebabkan oleh perlakuan yang diterapkan pada variabel.
Validitas internal yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
a.  Peristiwa  yang  dialami  subjek  penelitian  ketika  eksperimen sedang berlangsung.
Faktor  ini  merupakan  kemampuan  awal  subjek  penelitian.  Kondisi yang sama dialami siswa yang baru mengenal  Mikroprosesor, dikarenakan
saat di SMP siswa tidak dikenalkan mengenai Mikroprosesor.
b.  Seleksi subjek.
Pemilihan  subjek  penelitian  dapat  dipilih  secara  acak  maupun  dipilih langsung  oleh  peneliti  tergantung  jenis  penelitiannya.  Dalam  penelitian
eksperimen ini, dipilih dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.  Pemilihan  kelompok  kontrol  harus  benar-benar  memiliki
karakteristik yang mirip dengan kelompok eksperimen.
c.  Maturitas subjek.
Umur  juga  merupakan  salah  satu  faktor  kematangan  suatu  subjek penelitian.  Penelitian  ini  pengambilan  kedua  kelompok  sampel  pada  usia
40 yang  relatif  sama  yaitu  usia  15-16  tahun  di  kelas  X  Program  Keahlian
Teknik Audio Video.
d.  Pelaksanaan uji.
Pengukuran  pada  penelitian  ini,  dilakukan  dengan pretest  dan
posttest.  Uji  Daya  Beda  pada  setiap  soal  dapat  membuktikan  faktor  ini. Daya  beda  dapat  digunakan  untuk  mengetahui  siswa  yang  pandai  dan
siswa  yang  tidak  pandai.  Soal-soal  yang  digunakan  untuk pretest  dan
posttest  telah  di  validasi  terlebih  dahulu  oleh  ahli  yakni  dari  dosen  dan
guru. e.  Regresi statistic ke arah nilai rata-rata
Responden  yang  pada pretest  mendapat  nilai  jelek,  tanpa  ada
perlakuan  apapun  secara  alami  dapat  memperoleh  nilai  bagus  pada posttest.  Faktor  ini  dapat  diatasi  dengan  penggunaan  instrumen  tes,
angket  sikap  dan checklist  observasi  yang  telah  teruji  validitas  dan
reliabilitasnya. 2.  Validitas Eksternal
Validitas eksternal berhubungan dengan seberapakah hasil penelitian dapat digeneralisir pada populasi. Validitas eksternal pada penelitian ini adalah sebagai
berikut.
a.  Jumlah sampel yang tidak mewakili populasi.
Faktor  ini  dikontrol  dengan  penggunaan  2  kelas  X  pada  program keahlian sama.
41
b.  Pengaturan  kondisi  penelitian  yang  berbeda  dengan  kondisi sesungguhnya.