Ranah Afektif Ranah Psikomotor

17 teori, atau petunjuk teknis. Menerapkan abstraksi ke dalam situasi baru disebut aplikasi. 4 Sintesis Synthesis, merupakan penyatuan unsur-unsur atau bagian- bagian ke dalam bentuk menyeluruh. Berpikir sintesis merupakan salah satu terminal untuk menjadikan orang lebih kreatif. Berpikir kreatif merupakan salah satu hasil yang hendak dicapai dalam pendidikan. Seseorang yang kreatif sering menemukan atau menciptakan sesuatu. Kemampuan sintesis tersebut memungkinkan orang dapat menemukan hubungan kausal atau urutan tertentu, atau menemukan abstraksinya atau operasionalnya. 5 Evaluasi Evaluation, merupakan pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan, metode, materil, dan lain-lain. Mengembangkan kemampuan evaluasi penting bagi kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Mampu memberikan evaluasi tentang kebijakan mengenai kesempatan belajar, kesempatan kerja, dapat mengembangkan partisipasi serta tanggung jawabnya sebagai warga negara. Mengembangkan kemampuan evaluasi yang dilandasi pemahaman, aplikasi, analisis, dan sintesi akan mempertinggi mutu evaluasinya.

b. Ranah Afektif

Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Sekalipun bahan pelajaran berisi ranah kognitif, ranah afektif harus menjadi bahan integral dari bahan tersebut. Beberapa jenis kategori ranah afektif sebagai hasil belajar adalah sebagai berikut. 18 1 Receiving atau attending, yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan stimulasi dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dan lain-lain. Tipe ini termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus, kontrol, dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar. 2 Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar. Hal ini mencangkup ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang kepada dirinya. 3 Valuing penilaian, adalah nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus. Evaluasi ini termasuk di dalamnya kesediaan menerima nilai, latar belakang, atau pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai tersebut. 4 Organisasi, yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan, dan prioritas nilai yang telah dimilikinya. Contoh dari organisasi ialah konsep tentang nilai, organisasi sistem nilai, dan lain-lain. 5 Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Keseluruhan nilai dan karakteristiknya merupakan bagian dari internalisasi nilai. 19

c. Ranah Psikomotor

Hasil belajar psikomotor tampak dalam bentuk ketrampilan skill dan kemampuan bertindak individu. Enam tingkatan keterampilan pada ranah psikomotor adalah sebagai berikut. 1 Gerakan refleks keterampilan pada gerakan yang tidak sadar. 2 Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar. 3 Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif, motoris, dan lain-lain. 4 Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan. 5 Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks. 6 Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti gerakan ekspresif dan interpretatif. Ranah psikomotor ini menjadikan siswa mampu mengembangkan keterampilan diri mulai dari tingkat sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks. Siswa yang memiliki psikomotor tinggi akan berkompeten untuk menguasai di bidang praktek.

6. Mata Pelajaran Teknik Mikroprosesor

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS MODEL PROJECT BASED LEARNING PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMP N 2 WELAHAN EFEKTIVITAS MODEL PROJECT BASED LEARNING PADA MATERI

2 14 144

PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR ANTARA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN SMK NEGERI 5 SURAKARTA.

0 0 18

UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA PADA MATA PELAJARAN ELEKTRONIKA DASAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA.

0 0 191

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROJECT WORK UNTUK PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNIK DIGITAL SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI DI SMK N 2 BAWANG.

0 0 219

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN TEKNIK KERJA BENGKEL TERHADAP HASIL BELAJAR KELAS X SMK N 2 YOGYAKARTA.

0 0 204

UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA PADA MATA PELAJARAN ELEKTRONIKA DASAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA.

0 0 72

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN SISTEM KOMPUTER KELAS X DI SMK N 1 GOMBONG.

0 0 67

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN MIKROKONTROLER KELAS XI SMK NEGERI 1 BLORA.

0 0 71

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI DESAIN JARINGAN KOMPUTER SISWA KELAS X DI SMK N 2 PENGASIH.

0 0 63

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PBL) UNTUK PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN BESARAN LISTRIK MATA PELAJARAN DASAR DAN PENGUKURAN LISTRIK KELAS X DI SMK N 2 WONOSARI.

0 0 330