Tabel 8. P
No. 1
2 3
4 Jumlah
D sebesar 18
sebesar 36 dari data i
D Anak Alam
anak pada
b. Deskr
D kegiatan p
anak berka berkategor
5 10
Frekuensi
Perhitungan
Interval 78
68 58
48
Dari data d 8.18, inter
6.36, dan nterval krea
In Dari diagram
m mempuny a skor interv
ripsi hasil p
Dari gambar pembelajara
ategori seda ri tinggi. H
‐48
Nilai Kr
nilai interv
l
- -
- -
di atas di k rval 58-67
interval 78 ativitas anak
nterval nilai m di tas, me
yai 4 interv val tersebut.
penelitian
r di atas m an di Jogja
ang, 5 anak Hal tersebu
48 ‐5
Interval n
reativita G
53 val di Jogja G
87 77
67 57
ketahui bah sebanyak 0
-87 sebanya k dapat dilih
Gam kreativitas
enunjukan b val, dimana
menunjukan Green Sch
yang berka ut menunjuk
7 58
nilai kreativita
as Pemb
reen Sc
Green Scho
F 5
4 2
1
hwa interva 0 anak, inter
ak 5 anak s hat pada his
mbar 4. anak di Jog
bahwa nilai nilai interv
bahwa kre hool sangat
ategori cuku kan bahwa
8 ‐67
as
belajara hool
ool
1 al 48-57 se
rval 68-77 s ebesar 45.4
stogram ber
gja Green Sc kreativitas
val 58-67 tid
ativitas ana baik, hal in
up, dan terda a kegiatan p
68 ‐77
an di Jog
45.45 36.36
0.00 18.18
100.00
ebanyak 2 sebanyak 4
45. Selanju rikut ini:
chool anak di San
dak terdapat
ak usia TK ni di lihat d
apat 4 anak pembelajara
78 ‐87
gja
anak anak
utnya
nggar t nilai
pada dari 2
k yang an di
54 Jogja Green School berjalan secara maksimal dan menarik sehingga anak
mempunyai dorongan yang kuat untuk mengikutinya. Hildebrand Moeslichatun, 2004: 11, menyatakan bahwa anak ingin memahami segala sesuatunya yang
dilihat dan didengar. Segala sesuatu yang anak amati akan menarik keinginan anak untuk menggali rasa ingin tahu anak dengan berbagai macam kegiatan. Pada
saat penelitian, terlihat bahwa pembelajaran di Jogja Green School, dilaksanakan dengan berbagai kegiatan yang menarik yang terkandung dalam bermain. Anak-
anak terlihat aktif dalam mengikuti kegiatan yang dilaksanakan pada saat itu. Kegiatan pembelajaran di Jogja Green School terlihat berjalan dengan teratur,
artinya sudah ada pembagian waktu yang jelas antara kegiatan bermain dan penjelasan terkait dengan tema pada hari tersebut.
Dari hasil wawancara kepada guru maupun koordinator lembaga dan opservasi di ketahui bahwa proses pembelajaran di laksanakan secara
menyenangkan dan semenarik mungkin sehingga anak dapat mengikuti dengan senang tanpa di bebani dengan aturan-aturan yang bersifat kaku. Jika hal tersebut
terjadi dapat menghambat tumbuh kembang anak, karena pada hakikatnya dunia anak usia dini adalah bermain. Dengan konsep tersebut, maka diproses
pembelajaran di buat secara mrnarik mungkin dengan kondisi bermain, sehingga tercipta suasana menyenangkan yang dapat mengembangkan potensi yang di
miliki secara optimal. Di samping itu, guru juga memberi kesempatan kepada anak yang seluas-
luasnya untuk mengungkapkan segala apa yang ada di dalam pemikiran anak dan selanjutnya untuk dikembangkan seluas-luasnya tanpa adanya aturan-aturan yang