40
G. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini akan dianalisis dengan mengunakan teknik data adalah analisa deskriprif induktif yaitu data yang dikumpulkan sebagai hasil
penelitian bukan merupakan angka tetapi berbentuk data-data yang spesifik atau empirik dimana terdapat satu pola yang masih harus diuji atau diverifikasi
dan mengarah kepada data umum, yang diambil sebagai satu kesimpulan.tertentu. Menurut S. Nasution 2003 : 129 langkah-langkah dalam
menganalisis data : 1.
Reduksi data Data yang diperoleh dalam lapangan ditulisdiketik dalam bentuk
uraian atau laporan yang terinci. Laporan lapangan sebagai bahan mentah disingkat, direduksi, disusun lebih sistematis, ditonjolkan pokok-pokok
yang penting, diberi susunan yang lebih sistematis, sehingga lebih mudah dikendalikan. Data yang direduksi memberi gambaran yang lebih tajam
tentang hasil pengamatan, juga mempermudah peneliti untuk mencari kembali data yang diperoleh bila diperlukan.
2. Display data
Data yang bertumpuk-tumpuk, laporan lapangan yang tebal, sulit ditangani, sulit pula melihat hubungan antara detail yang banyak. Dengan
sendirinya sukar pula melihat gambaran keseluruhannya untuk mengambil kesimpulan yang tepat. Maka karena itu, agar dapat melihat gambaran
keseluruhannya atau bagian-bagian tertentu dari penelitian itu, harus
41 diusahakan membuat berbagai macam matriks, grafik, networks, dan
charts. Dengan demikian peneliti dapat menguasai data dan tidak tenggelam dalam tumpukan detail. Membuat “display” ini juga merupakan
analisis. 3.
Mengambil kesimpulan dan verifikasi Sejak mulanya peneliti berusaha untuk mencari makna data yang
dikumpulkan dengan cara mencari pola, tema, hubungan, persamaan, hal- hal yang sering timnbul, hipotesis, dan sebagainya. Jadi dari data yang
diperoleh sejak mulanya mencoba mengambil kesimpulan. Kesimpulan itu mula-mula masih sangat tentatif, kabur, diragukan, akan tetapi dengan
bertambahnya data, maka kesimpulan itu lebih grounded. Jadi kesimpulan senantiasa harus diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi
dapat singkat dengan mencari data baru, dapat pula lebih mendalam bila penelitian dilakukan oleh suatu team untuk mencapai inter-subjective
consensus yakni persetujuan bersama agar lebih menjamin validitas atau confirmability
.
42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Deskripsi LP Klas IIA Yogyakarta
a. Sejarah Berdirinya Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Yogyakarta.
Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Yogyakarta terletak di Jalan Tamsis No.6 Yogyakarta, menempati areal seluas kurang lebih 3,8 ha.
Merupakan bangunan peninggalan kolonial Belanda dengan nama awal Gevangelis En Huis Van Bewaring. Dengan bentuk bangunan yang
khas, tembok tebal dengan kusen pintu dan jendela yang besar dan tinggi, bangunan Lapas Yogyakarta ini dibangun antara tahun 1910
sampai tahun 1915. Hingga sekarang Lapas Klas IIA Yogyakarta telah mengalami enam kali perubahan nama, yaitu sebagai berikut:
1 Gevangelis En Huis Van Bewaring jaman Belanda.
2 Pendjara Djogdjakarta.
3 Kependjaraan Daerah Istimewa Djogdjakarta.
4 Kantor Direktorat Bina Tuna Warga.
5 Lembaga Pemasyarakatan Klas I Yogyakarta.
6 Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Yogyakarta.
b. Letak Geografis LP Klas IIA Yogyakarta
Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Yogyakarta merupakan Lembaga Pemasyarakatan yang bertugas melaksanakan perawatan