Latara Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latara Belakang Masalah

Negara maju, negara yang memiliki warga negara yang cerdas, dalam arti dapat menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan menerapkannya dalam kehidupan. Hal ini tidak saja terjadi tanpa adanya suatu proses pembelajaran yang dilakukan. Studi di sekolah merupakan salah suatu langkah formal untuk menciptakan warga negara yang cerdas, yang dari bangku sekolah seorang individu memulai proses belajar yang terarah, salah satunya dengan cara membaca yang efektif. Dengan membaca seseorang dapat mengusai dunia. Negara-negara maju seperti halnya Negara Amerika dan Jepang yang telah memiliki ketekunan dalam membaca, dimana warga negaranya tidak pernah puas dengan kemajuan yang telah dicapai, sehingga memberikan dorongan untuk terus membaca. Kurangnya minat baca warga Negara Indonesia ditunjukkan dengan data 0,001, artinya dari seribu penduduk Indonesia hanya satu orang yang memiliki minat baca yang tinggi. Selain itu berdasarkan survei yang dilakukan UNESCO, budaya baca masyarakat Indonesia berada di urutan ke-38 dari 39 negara dan merupakan yang paling rendah dikawasan ASEAN Pikiran Rakyat,412010. Minat baca masyarakat yang rendah tidak semata menjadi tanggung jawab pemerintah, akan tetapi tanggung jawab semua warga negara dalam menyediakan bahan bacaan yang berkualitas. Pemerintah melalui Badan Perpustakaan Daerah selalu menggalakan budaya membaca pada masyarakat, bahkan mendorong pihak-pihak pemerhati pendidikan untuk membuka atau menyediakan taman bacaan masyarakat di sekitar tempat tinggal mereka. Hal ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan minat baca masyarakat dengan mengayomi masyarakat itu sendiri. Taman bacaan masyarakat atau yang biasa disebut TBM, merupakan salah satu bukti keikutsertaan masyarakat untuk membantu kinerja Perpustakaan dalam menyediakan bahan bacaan yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang dilayani. Taman Bacaan Masyarakat TBM yang termasuk kedalam perpustakaan umum akan terus memainkan peran penting dalam kehidupan bermasyarakat khususnya di dunia pendidikan. Adapun tujuan utama TBM adalah untuk mendukung, mempelancar serta mempertinggi kualitas di dunia pendidikan maupun pengetahuan masyarakat. Oleh karena itu taman bacaan masyarakat dituntut untuk mengembangkan koleksi dan sistem pelayanannya untuk meningkatkan minat baca masyarakat. Untuk meningkatkan kualitas layanan TBM sebagai pengembang layanan baca maka, TBM harus menjadi layanan informasi praktis yang dibutuhkan masyarakat sekitar TBM. Sesuai dengan peran tersebut TBM harus berisi berbagai jenis bahan bacaan yang memberikan informasi umum yang dibutuhkan masyarakat sekitar TBM. Secara teoritis pengembangan budaya baca diawali dengan kemampuan membaca, kemauan berminat membaca, kebiasaan membaca dan budaya baca. Selain itu untuk mengembangkan budaya baca harus bersendikan, kemudahan memperoleh bahan bacaan, kemenarikan bahan bacaan, kenyamanan lingkungan membaca dan faktor lainnya yang mendukung tumbuhnya minat dan kegemaran membaca. Di Kota Medan terdapat TBM dengan pringkat Nasional, yaitu TBM Plus Mas Raden. Taman bacaan ini dikelola oleh seorang bapak yang tidak kenal lelah, rugi, dan mempunyai cara tersendiri untuk membangun suatu TBM yang berpotensi tinggi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Taman Bacaan Masyarakat Plus Mas Raden yang dikelola oleh bapak Drs. Amrin, SH merupakan sebuah taman bacaan yang siap melayani masyarakat umum, dimana taman bacaan masyarakat ini melayani masyarakat dari latar belakang yang beraneka ragam, tidak saja usia penggunanya yang beragam, pendidikan, perkerjaan, status sosial, ekonomi yang berbeda-beda. Hal ini menuntut TBM Plus Mas Raden bekerja lebih keras untuk menyediakan berbagai jenis bahan bacaaan atau buku yang diinginkan oleh penggunanya. TBM Plus Mas Raden yang berada di daerah Johor Medan tidak hanya melayani masyarakat yang berada di daerah Johor saja, akan tetapi banyak pengguna yang datang dari daerah lain seperti Marelan, Amplas, Padang Bulan dan daerah- daerah lain di Kota Medan. TBM Plus Mas Raden yang berdiri pada tahun 2006, dengan jumlah koleksi 1.300 eksemplar yang merupakan koleksi pribadi yang dimiliki oleh TBM Plus Mas Raden sendiri, dengan jumlah anggota tetap pada tahun itu tercatat 250 orang. Dalam perkembangan beberapa tahun berikutnya, TBM Plus Mas Raden mengalami peningkatan koleksi, dengan jumlah koleksi pada tahun 2011 sebanyak 185.000 eksemplar dan jumlah pengguna tetap 1.920 orang. Dalam jangka waktu lima tahun TBM Plus Mas Raden mengalami peningkatan koleksi kurang lebih delapan kalilipat. Hal ini merupakan salah satu bukti kinerja TBM Plus Mas Raden dalam memberikan layanan pada masyarakat untuk memenuhi kebutuhan bahan bacaan yang terus meningkat. Peranan TBM Plus Mas Raden dalam menyediakan bahan bacaan tidak terlepas dari upaya peningkatan minat baca masyarakat. Banyak hal yang diupayakan oleh TBM Plus Mas Raden untuk meningkatkan minat baca masyarakat, tidak hanya menyediakan bahan bacaan yang dibutuhkan, akan tetapi pihak pengelola TBM Plus Mas Raden selalu mengadakan berbagai kegiatan untuk merangsang minat baca pengguna, salah satunya mengadakan kegiatan perlombaan bagi anggota yang banyak membaca bahan bacaan yang ada pada TBM Plus Mas Raden dan mengadakan perlombaan dongeng anak di kalangan masyarakat sekitar TBM Plus Mas Raden. Dengan adanya TBM Plus Mas Raden di tengah masyarakat Kota Medan ikut membantu kinerja pemerintahan dalam menciptakan masyarakat yang cerdas dan siap bersaing dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. TBM Plus Mas Raden memberikan layanan membaca gratis di tempat atau lokasi TBM Plus Mas Raden, dan apabila pengguna atau pengunjung ingin meminjam untuk dibawa pulang akan dikenakan biaya peminjaman yang bervariasi antara Rp. 3000 sampai dengan Rp. 5000 sesuai dengan harga pembelian buku tersebut. Bagi pengguna yang ingin memiliki koleksi bahan bacaan Mas Raden dapat dilakukan dengan cara pembelian sesuai dengan harga ditetapkan. TBM Plus Mas Raden dapat juga dijadikan contoh untuk mengembangkan TBM yang lain. Dikota Medan masih banyak TBM yang belum berkembang, hal ini dikarenakan pengadaan koleksi dan sistem pelayanannya kurang memuaskan. Dan koleksi sangat berpengruh dengan minat baca masyarakat. Sungguh besar peranan yang diharapkan dari TBM dalam meningkatkan minat baca masyarakat. Namum pada kenyataannya banyak TBM yang belum mencapai keberhasilan. Keterbatasan koleksi membuat TBM yang lain belum berperan dalam meningkatkan minat baca masyarakat, maka TBM tersebut diharapkan mencontoh model TBM Plus Mas Raden dalam pengembangan koleksinya. Hal ini yang melatar belakangi penulis untuk meneliti lebih mendalam secara ilmiah, yang difokuskan pada penelitian “Peran Taman Bacaan Masyarakat TBM Dalam Meningkatkan Minat Baca Studi Kasus TBM Plus Mas Raden”

1.2 Perumusan Masalah Penelitian