Peraturan dan TataTertib TBM Pengelola Taman Bacaan Masyarakat

Dari uraian diatas dapat disimpulkan layanan TBM harus senyaman mungkin, dan tenaga pelayanannya berpenampilan menyenangkan sehingga masyarakat pengguna TBM tidak segan untuk bertanya atau meminta bantuan serta merasakan dekat dan diperhatikan.

2.3.3 Peraturan dan TataTertib TBM

Agar TBM dapat berjalan dengan baik maka diperlukan peraturan atau tata tertib TBM. Tata tertib ini dibuat oleh pengelola TBM untuk ditaati, baik oleh para pengguna maupun pengelola TBM. Menurut Buku Pedoman Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat 2006: 18 peraturan dan tata tertib TBM meliputi: 1. Keanggotaan Warga masyarakat yang berdomisili di sekitar lokasi TBM dianjurkan menjadi anggota TBM. 2. Hari dan jam buka TBM Hari dan jam buka hendaknya disesuaikan dan mempertimbangkan aktivitas kerja anggota dan masyarakatnya. Idealnya jam buka TBm dilakukan sore haribahkan malam hari karena pagi hari anggota dan masyarakat pada umumnya mencari nafkah. Apabila kelompok warga masyarakat yang dilayani bekerja pada soreatau malam hari, jam layanan TBM dilakukan pada pagi hari. 3. Lama dan waktu peminjaman Lama waktu peminjam harus ditetapkan, misalnya 3 hari, 7 hari atau 2 minggu untuk sekali meminjam dengan mempertimbangkan jumlah bahan bacaan yang ada di TBM. 4. Jumlah pinjaman Sebutkan bahan pustakabacaan yang boleh dipinjam dalam jangka waktu sekali peminjaman. Misalnya 1 eksemplar atau 2 eksemplar. Sebutkan juga jenis koleksi yang dapat dipinjamkan. Majalah dan surat kabar serta buku refrensi pada umumnya tidak dipinjamkan. Jadi yang dapat dipinjamjakn adalah buku bacaan. 5. Sanksi pelanggaran Sanksi pelanggaran juga disebutkan, misalnya skorsing tidak boleh pinjam buku beberapa hari, denda uang, atau mengganti dengan buku yang sama apabila buku yang terpinjam hilang pleh pengguan. Sanksi diberikan bukan dengan tujuan menghukum, tapimerupakan bagian dari proses pendidikan dan penegakan disiplin.

2.3.4 Pengelola Taman Bacaan Masyarakat

Pendidikan Keaksaraan sangat berhubungan dengan TBM agar warga buta aksara yang sudah melek aksara tidak buta kembali dengan adanya TBM ini sehingga diharapkan dapat membantu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan warga sesuai dengan minat dan kebutuhan setempat. Sedangkan program Taman Bacaan Masyarakat belum dapat dikatakan berhasil apabila kemampuan, keterampilan dan kinerja pengelola belum memadai untuk mengelola Taman Bacaan Masyarakat, sehingga bagi para Pengelola TBM agar dapat mengikuti pelatihan yang berhubungan dengan penyelenggaraan TBM sebelum melaksanakan tugasnya. Menurut Buku Pedoman Pengelolahan Taman Bacaan Masyarakat 2006: 23 Pengelola Taman Bacaan Masyarakat harus memiliki : a. Pengelola TBM yang diselenggarakan oleh masyarakat harus memiliki sikap peduli tanpa pamrih relawan untuk membantu melayani bahan bacaan dan pembimbing masyarakat membaca, berbeda dengan TBM yang dikelola oleh pemerintah. b. Pengelola diutamakan berlatar pendidikan bidang komunikas atau pendidikan yang memahami berbagai bahan bacaan serta responsif gender dan berkomitmen untuk mengembangkan minat baca masyarakat. c. Pengelola TBM diutamakan memiliki usaha ekonomi ditempat TBM, misalnya warung kopi, wartel, counter HP, dll. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengelola TBM harus memiliki sikap peduli dan tanpa pamrih untuk melayani bahan bacaan dan membimbing masyarakat dengan latar belakang pendidikan bidang komunikasi agar dapat mengembangkan minat baca masyarakat serta memiliki usaha ekonomi ditempat dimana TBM tersebut didirikan sehingga memberi kenyamanan pada pengguna TBM.

2.3.4 Tugas-tugas pengelola TBM