perlu dibersihkan, dan akhirnya dapat disterilisasi atau didisinfeksi tingkat tinggi. Proses yang dipilih untuk pemrosesan akhir bergantung pada apakah instrumen ini
akan bersinggungan dengan selaput lendir yang utuh atau kulit yang terkelupas atau jaringan di bawah kulit yang biasanya steril.
2.1.5. Kewaspadaan Berdasarkan Penularan
Kewaspadaan ini dimaksudkan hanya untuk pasien yang diketahui atau sangat dicurigai telah terinfeksi oleh patogen yang ditularkan lewat kontak langsung
khususnya penyakit Hepatitis B, dan patogen enterik, herpes simplex, infeksi kulit atau mata. Dalam hal ini jika ada proses infeksi pada pasien tanpa diketahui
diagnosisnya, pelaksanaan kewaspadaan berdasarkan penularan, secara empirik harus dipertimbangkan sampai diagnosis definitif dibuat Nursalam, 2007.
2.2.
Hepatitis B 2.2.1. Definisi
Hepatitis B adalah jenis yang lain dari hepatitis dan banyak orang yakin bahwa keadaannya serupa dengan hepatitis A, tetapi sifatnya lebih bertahan lama
yang disebabkan oleh virus yang sering disebut dengan virus hepatitis B HBV Hadi, 2000.
Hepatitis B merupakan infeksi pada hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis B HBV. Keadaan ini mengakibatkan peradangan dan pembengkakan hati, dan
kadang-kadang kerusakan hati yang nyata. Sering terjadi bahwa penderita sama sekali tidak merasakan dan menyadari bahwa dirinya sedang terinfeksi oleh virus, karena
Universitas Sumatera Utara
keluhan yang khas yaitu keluhan seperti flu tidak bahkan bisa tidak muncul gejala sama sekali. Seseorang bisa terkena infeksi jika ia tidak imun terhadap virus dan
terpapar dengan darah atau cairan tubuh dari penderita HBV Naga, 2012. Komponen HBV merupakan virus DNA yang tersusun dari partikel antigen
seperti HBcAg-antigen anti hepatitis B, HBsAg antigen permukaan surface Hepatitis A material antigen pada permukaan HBV, HBeAg-protein yang beredar
dalam darah dan HBxAg produk genetik dari gen X pada HBVDNA. Setiap antigen menimbulkan antibodi secara spesifiknya adalah anti-HBc-antibodi terhadap antigen
inti atau HBV, anti HBc akan bertahan selama fase akut dan dapat menunjukkan virus hepatitis B yang berlanjut dalam hati Brunner Suddarth, 2001.
Hepatitis B merupakan bentuk hepatitis yang lebih serius dibandingkan dengan jenis Hepatitis lainnya. Namun hepatitis virus yang akut dapat sembuh
dengan sendirinya, namun sebagian besar penderita Hepatitis B akan menjadi kronis. Semakin besar usia terinfeksi virus hepatitis B maka semakin besar kemungkinan
menjadi kronis. Hepatitis kronis akan meningkatkan risiko terjadinya sirosis dan hepatoma kanker hati di kemudian hari. Akan tetapi hanya sedikit saja yang
terinfeksi Hepatitis B HBV akut yang menunjukkan gejala klinis, kurang dari 10 pada anak-anak dan 30 - 50 pada orang dewasa dengan infeksi virus HBV akut
dapat berkembang menjadi penyakit dengan ikterus. Pada penderita yang menunjukkan gejala klinis, timbulnya gejala biasanya insidious, dengorexia,
gangguan abdominal, mual dan muntah, dan sering berkembang menjadi jaundice
Chin , 2006.
Universitas Sumatera Utara
2.2.2. Tanda dan Gejala