Cuci Tangan dr. Surya Dharma, M.P.H

2.1.4. Komponen Utama Kewaspadaan Umum Kewaspadaan Baku

Menurut Tietjen 2004 penggunaan pembatas fisik, mekanik, atau kimiawi antara mikroorganisme dan individu, misalnya ketika pemeriksaan kehamilan, pasien rawat inap merupakan alat yang sangat efektif untuk mencegah penularan infeksi. Adapun prinsip utama prosedur Kewaspadaan Universal dalam pelayanan kesehatan adalah menjaga higiene sanitasi individu, higiene sanitasi ruangan dan sterilisasi peralatan. Ketiga prinsip tersebut dijabarkan menjadi beberapa kegiatan pokok seperti:

a. Cuci Tangan

Mencuci tangan adalah prosedur kesehatan yang paling penting yang dapat dilakukan oleh semua orang untuk mencegah penyebaran kuman. Mencuci tangan adalah tindakan aktif, singkat dengan menggosok bersamaan semua permukaan tangan dengan memakai sabun, yang kemudian diikuti dengan membasuhnya dibawah air hangat yang mengalir. Tujuannya adalah untuk membuang kotoran dan organisme yang menempel dari tangan dan untuk mengurangi jumlah mikroba pada saat itu Umar, 2005. Cuci tangan harus selalu dilakukan dengan benar sebelum dan sesudah melakukan tindakan perawatan walaupun memakai sarung tangan atau alat pelindung lain untuk menghilangkan atau mengurangi mikroorganisme yang ada ditangan sehingga penyebaran penyakit dapat dikurangi dan lingkungan terjaga dari infeksi. Tangan harus dicuci sebelum dan sesudah memakai sarung tangan. Cuci tangan tidak dapat digantikan oleh pemakaian sarung tangan. Aspek terpenting dari mencuci Universitas Sumatera Utara tangan adalah pergesekan yang ditimbulkan dengan menggosok tangan bersamaan mencuci tangan dengan sabun, dengan air mengalir dan pergesekan yang dilakukan secara rutin Nursalam, 2007. Menurut Syawir 2011 ada beberapa sarana cuci tangan yaitu sebagai berikut: a.1. Air Mengalir Sarana utama untuk cuci tangan adalah ketersediaan air mengalir dengan saluran pembuangan atau bak penampung yang memadai. Dengan guyuran air mengalir tersebut maka mikroorganisme yang terlepas karena gesekan mekanis atau kimiawi saat cuci tangan akan bersih dan tidak menempel lagi di permukaan kulit. Air mengalir tersebut dapat berupa kran atau dengan cara mengguyur dengan gayung. Namun cara mengguyur dengan gayung memiliki risiko cukup besar untuk terjadinya pencemaran, baik melalui gagang gayung ataupun percikan air bekas cucian kembali ke bak penampungan air bersih. Air kran bukan berarti harus dari PAM, namun dapat diupayakan secara sederhana degan tangki berkran di ruang pelayanan atau perawatan kesehatan agar mudah dijangkau oleh para petugas kesehatan yang memerlukannya. a.2. Sabun dan Deterjen Bahan ini tidak membunuh mikroorganisme tetapi menghambat dan mengurangi jumlah mikroorganisme dengan jalan mengurangi tegangan permukaan sehingga mikroorganisme terlepas dari permukaan kulit dan mudah terhalau oleh air. Jumlah mikroorganisme semakin berkurang dengan meningkatnya frekuensi cuci tangan. Namun dilain pihak, dengan seringnya menggunakan sabun atau Universitas Sumatera Utara deterjen maka lapisan lemak akan hilang dan membuat kulit menjadi kering dan pecah-pecah. Hilangnya lapisan lemak akan memberi peluang untuk tumbuhnya kembali mikroorganisme. a.3. Larutan Antiseptik Larutan antiseptik atau disebut juga antimikroba topikal yang dipakai pada kulit atau jaringan hidup lainnya untuk menghambat aktivitas atau membunuh mikroorganisme pada kulit. Antiseptik memiliki bahan kimia yang memungkinkan untuk digunakan pada kulit dan selaput mukosa. Antiseptik memiliki keragaman dalam hal efektivitas, aktivitas, akibat dan rasa pada kulit setelah dipakai sesuai dengan keragaman jenis antiseptik tersebut dan reaksi kulit masing-masing individu. Kulit manusia tidak dapat disterilkan. Tujuan yang ingin dicapai adalah penurunan jumlah mikroorganisme pada kulit secara maksimal terutama kuman transien. Menurut Syawir 2011 prosedur cuci tangan adalah sebagai berikut: a. Basahi tangan setinggi pertengahan lengan bawah dengan air mengalir. b. Taruh sabun di bagian telapak tangan yang telah basah. Buat busa secukupnya tanpa percikan. c. Gerakan cuci tangan terdiri dari gosokan kedua telapak tangan, gosokan telapak tangan kanan di atas punggung tangan kiri dan sebaliknya, gosok kedua telapak tangan dengan jari saling mengait, gosok kedua ibu jari dengan cara menggenggam dan memutar, gosok telapak tangan. Proses berlangsung selama 10-15 detik. Universitas Sumatera Utara d. Bilas kembali dengan air sampai bersih. e. Keringkan tangan dengan handuk atau kertas yang bersih atau tisu atau handuk katun kain sekali pakai. f. Matikan kran dengan kertas atau tisu. g. Pada cuci tangan aseptik bedah diikuti larangan menyentuh permukaan yang tidak steril.

b. APD Alat Pelindung Diri