3.3.1. Pembuatan Larutan Blanko 19
3.3.2. Pembuatan Larutan Standar Ion Kalsium 1000 ppm 19
3.3.3. Pembuatan Larutan Standar Ion Kalsium 100 ppm 19
3.3.4. Pembuatan Larutan Standar Ion Kalsium 2,4,6 dan 8 ppm 19
3.3.5. Pembuatan kurva Standar 20
3.4. Perlakuan Terhadap Sampel 20
3.4.1. Preparasi sampel 20
3.4.2. Analisis sampel dengan Metode Destruksi Kering 20
3.4.3. Penentuan kadar ion Kalsium metode destruksi kering secara SSA 213.4.4. Analisis sampel dengan metode Destruksi Basah
21 3.4.5. Penentuan kadar ion Kalsium metode destruksi Basah secara SSA
21 3.5. Bagan Penelitian
22 3.5.1. Penentuan Blanko
22 3.5.2. Preparasisampel
22 3.5.3. Analisis Sampel dengan metode Destruksi Kering
23 3.5.4. Analisis kadar ion kalsium dengan SSA
23 3.5.5. Analisis Sampel dengan metode Destruksi Basah
24 3.5.6. Analisis kadar ion kalsium dengan SSA
25
BAB 4 : HASIL DAN PEMBAHASAN 26
4.1. Hasil Penelitian 26
4.1.1. Data Absorbansi Larutan Seri Standar Ion Kalsium 26
4.1.2. Pengolahan Data 27
4.1.2.1. Penurunan Garis Regresi 27
4.2.2. Perhitungan Koefisien Korelasi 28
4.2. Penentuan Kadar Ion Kalsium Untuk Sampel Destruksi Kering 28
4.2.1. Perhitungan Kadar Ion Kalsium pada daun bayam merah metode Destruksi Kering
30 4.2.2. Perhitungan Kadar Ion Kalsium pada daun bayam hijau metode
Destruksi Kering 31
4.3. Penentuan Kadar Ion Kalsium Untuk Sampel Destruksi Basah 31
4.3.1. Perhitungan Kadar Ion Kalsium pada daun bayam merah metode Destruksi Basah
33 4.3.2. Perhitungan Kadar Ion Kalsium pada daun bayam hijau metode
Destruksi Basah 34
4.3. Pembahasan 35
BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN 37
5.1. Kesimpulan 37
5.2. Saran 37
DAFTAR PUSTAKA 38
LAMPIRAN
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Komposisi gizi yang terkandung pada tanaman daun bayam 8
Tabel 4.1 Hasil pengukuran absorbansi larutan seri standar ion Kalsium dengan Spektrofotometer serapan atom pada
λ = 422,7 nm 26
Tabel 4.2 Data Hasil Penurunan Persamaan Garis Regresi Untuk Ion Kalsium 27
Tabel 4.3Data Hasil pengukuran absorbansi dan perhitungan kadar Ion Ca
2+
dalam tanaman bayammerah metode destruksi keringsecara SSA 30 Tabel 4.4Data Hasil pengukuran absorbansi dan perhitungan kadar Ion Ca
2+
dalam tanaman bayamhijau metode destruksi keringsecara SSA 31 Tabel 4.5Data Hasil pengukuran absorbansi dan perhitungan kadar Ion Ca
2+
dalam tanaman bayammerah metode destruksi basahsecara SSA 33 Tabel 4.6Data Hasil pengukuran absorbansi dan perhitungan kadar Ion Ca
2+
dalam tanaman bayamhijau metode destruksi basahsecara SSA 34
Tabel 4.7 Daftar Harga Dsitribusi t-student 40
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1 Kurva standar konsentrasi vs absorbansi dari Larutan seri standar larutanion kalsium
26 Gambar 4.2 Kurva perbandingan konsentrasi ion kalsium antara metode destruksi
Kering dengan destruksi basah 41
Gambar 4.3 Bayam Merah 42
Gambar 4.4 Bayam Hijau 43
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Penentuan kadar ion Ca
2+
dari daun tanaman bayam merah dan bayam hijau dengan pengabuan metode destruksi kering dan destruksi basah. Kemudian hasil Destruksi
dianalisa dengan spektrofotometer serapan atom pada panjang gelombang 422,7 nm. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode acak. Pada destruksi kering sampel
diabukan dalam tanur listrik pada suhu konstan 500
o
C selama5 jam. Setelah didinginkan kemudian dilarutkan dengan HNO
3p
, sedangkan pada destruksi basah dilakukan dengan penambahan HNO
3p
, H
2
SO
4p
, dan H
2
O
2
30. Dengan destruksi kering diperoleh kadar ion kalsium dalam daun tanaman bayam merah pada pekan I =
139,868 ± 1,176 mg100g; pekan II = 114,95 ± 2,264 mg100g; pekan III = 132,874 ± 1,156 mg100g dan pada bayam hijau diperoleh hasil pada pekan I = 77,344
±0,984mg100g; pekan II = 67,232 ± 0,76mg100g; pekan III = 74,332 ± 2,964mg100g. Sedangkan dengan destruksi basah pada daun tanaman bayam merah
diperoleh kadar ion kalsium pada pekan I = 104,220 ± 0,948 mg100g; pekan II= 97,554 ± 0,666 mg100g; pekan III = 93,346 ± 0,2106 mg100g dan pada bayam hijau
diperoleh hasil pada pekan I = 68,928 ± 2,274mg100g; pekan II= 64,524 ± 1,256 mg100g; pekan III= 68,822 ± 1,186 mg100g. Dari penelitian ini terlihat bahwa kadar
ion Ca
2+
yang ditentukan dengan metode destruksi kering lebih tinggi hasilnya dibandingkan dengan metode destruksi basah.
Universitas Sumatera Utara
THE COMPARATION DRY AND WET ASHING METHOD ON THE CALCIUM ION CONTENTS OF THE RED SPINACHSLEAVES
AND GREENSPINACHS LEAVESBYATOMIC ABSORPTION SPECTROPHOTOMETRY
ABSTRACT
The research on analyzing the concentration of Calcium Ca from red spinachs and green spinachs have been done with dry and wet ashing technique. The destruction
result then analized using Atomic Absorption Spectrophotometer at the wavelength 422,7 nm. The samples have gotten with simple random sampling. In dry ashing
technique sample was burnt in the electrict furnace with constanttemperature on 500
o
C at 5 hours. After being cool, it be solved with HNO
3p
. In wet ashing technique samples besolved with HNO
3p ,
H
2
SO
4p
and H
2
O
2
30. From the dry ashing techniques calcium ion contens in red spinachs at pekan I is 139,868 ± 1,176mg100g;
pekan II is 114,95 ± 2,264mg100g; pekan III is 132,874 ± 1,156mg100g and in green spinachs at pekan I is 77,384 ±1,176mg100g; pekan II is 63,932±12,228mg100g ;
pekan III is 74,504 ±2,786mg100g . In wet ashing technique calcium ion contents in red spinachs at pekan I is 104,220 ± 0,948mg100g; pekan II is 97,554
±0,666mg100g; pekan III is 93,346 ± 0,2106mg100gin green spinachs at pekan I is 68,928 ± 2,274mg100g; pekan II is 64,524 ±1,256mg100g; pekan III is 68,822 ±
1,186mg100g. From thisresearch it can be seen that Calcium ion content which was determined by drying ashing technique, the result higher than if compared with wet
ashing technique.
Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN